Rokok

Saya masih saja heran sama orang yang suka merokok. Ada teman saya yang bisa menghabiskan dua atau tiga bungkus rokok sehari. Ada juga yang jarang-jarang merokok, hanya mau kalo ditawarin. Saya heran, apa sih enaknya rokok? Sebagai orang yang pernah merokok, saya katakan bahwa merokok itu nggak enak. Saya akui, jujur saja, saya pernah dulu (waktu dirahasiakan ^_^) merokok, tidak sekedar satu dua kali, dan saya tidak menemukan kenikmatan apapun dalam merokok.

Apa gak enaknya?

Mulut jadi berasa ga enak. Bau asap. Baju juga jadi bau rokok, pasti ketahuan kalo habis merokok. Saya bangga dengan penciuman saya yang tajam tahu setiap kali teman di sebelah saya yang baru merokok. Baunya itu khas, langsung ketahuan kalau dia habis merokok apa tidak. Setiap kali saya tanya “lo abis ngerokok ya?” jawabannya ada yang jujur ada yang “kagak, ini tadi di sana sebelah gue ngerokok, bau asapnya ini…” Hahaha… :mrgreen:

Saya juga gak suka duduk bersebelahan atau dekat dengan orang yang sedang merokok. Asapnya itu lho. Apalagi perokok pasif itu kan lebih berbahaya dari pada perokok aktif. Semakin lama saya pikirkan, menurut saya tetap saja si perokok itulah yang bakalan dapet dampak negatif terbesar. Perokok ‘kan gak mungkin hanya menghisap saja (aktif), pasti dia menghirup asapnya lewat hidung (pasif), ‘kan? Bagusss, menghirup asap yang baru saja dibuang dari mulut dan asap dari puntung rokoknya. >.<

Pernah dalam hati ada perdebatan gak penting dalam hati saya, seperti ini:

Si Baik : “Waduh, ngapain beli rokok cuman untuk dibakar lagi? Sama aja dengan ngebakar duit…”
Si Jahat : “Ya nggak lah, ini sama aja dengan kamu beli makanan biasa, kamu makan, dan pada akhirnya juga terbuang juga lewat boker… Apalagi minuman, lebih cepet dari pada makanan, minum bisa langsung beser.”
Si Baik : “Ya beda lah, rokok itu berdampak negatif, ga ada rokok yang berdampak positif!”
Si Jahat : “Makanan dan minuman juga ada yang berdampak negatif, tahu! Bir, minuman keras, daging babi, negatif kan itu?”
Si Baik : “Ya elah, napa nyambungnya ke makanan haram?”

*

Cukup, perdebatan dalam hati ini menjadi semakin aneh dan kacau karena waktu memikirkan itu saya lagi boker. 😀

Juga ada pertanyaan2 muncul di kepala (saat boker pula), seperti; apa para empunya perusahaan rokok-rokok yang ada itu juga merokok? Ngisep rokok perusahaannya sendiri apa rokok lain? Mungkinkah asap rokok ikut andil dalam pemanasan global? Dari seluruh populasi manusia di bumi, berapa persen yang menjadi perokok aktif?

Hufffhhh… Tapi, perihal yang beli rokok sama aja dengan membakar duit, itu tetap saya jadikan salah satu alasan untuk tidak merokok. Alasan yang utama jelas, terbukti meyebabkan penyakit yang berbahaya. Masih aneh buat saya para manusia yang merokok, kok beli sebungkus rokok untuk dihisap asapnya, padahal kalo mau ngisep asap mungkin enakan ngisep asap sate yang lagi dibakar. :mrgreen: Sampe ada rokok aroma cappuccino, aroma teh, waduh… mending minum minuman itu beneran deh…-_-‘

———————————————————————————————————————————————————————-

Gambar diambil dari sini:

http://topnews.ae/images/Cigarette-Smoking.jpg
https://blogs.uchicago.edu/chicagostudies/cigarette_butt.jpg

Seluruh terbitan ini beserta gambar-gambarnya sangat dilindungi, jadi sertakan alamat tautan dan nama pemilik blog jika ingin menggunakan sebagian ataupun seluruh bagian terbitan ini.

39 Comments

  1. Saya juga benci sama asap rokok…
    Tapi konon sekarang ini ada rokok yang tidak mengeluarkan asap, dia cuma memberi asupan nikotin aja… Pernah baca di manaa gitu…

    Reply

  2. saya sendiri blm pernah merokok jadi ga tau gimana rasanya, tapi walaupun ga suka asap rokok saya ga benci perokok selama dilakukan di tempat yang tepat dan peduli sama sekitarnya 😀

    Reply

  3. wew… I forget how cigarette feels like…
    rokok mungkin berbahaya, tapi saya semacam setuju sama tama. kalau para perokok itu gak merokok di sembarang tempat, it’s ok lah buat saya (walaupun saya nggak mau punya suami perokok).

    everything happens for a reason. buat beberapa orang, merokok bisa jadi pelarian… 😐

    Reply

    1. Iya sih, harusnya mereka perokok merokok di tempat terpisah dr non-perokok. Tapi nyatanya banyak juga yang ngerokok di tempat umum. Ga ada tempatnya kali ye… 😦

      Reply

  4. saia paling benci sama asap na..
    pernah berantem sama kakak cowok gr2 kebiasaan na merokok d dlm rumah..
    asapna itu naaa

    huuuuft

    Reply

  5. jadi teringat puisinya taufik ismail
    klo nggak salah ada penggalan yang kayak gini
    “berhala-berhala yang dipuja, tuhan-tuhan baru bagi manusia”
    semacam itulah rokok di mata saya

    *pembenci rokok, siap diajak debat masalah ini*

    Reply

  6. kemaren saia pernah punya pacar yang perokok berat, katanya sih kalo gag ngerokok tuh gag bisa konsen ngerjain tugas dia, apalagi kalo bosen, apalagi kalo lagi telepon, apalagi kalo bla-bla-bla.. banyak lah.. meski uda dilarang, paling mentok dia bisa ngerokok paling sedikit 8 putung, gag bisa kurang..

    saia sendiri juga berfikir berkali-kali, apa itu terlalu enak buat harus menjadi mutlak dikonsumsi??

    padahal setiap bungkus rokok uda tertera bahaya nya, kenapa masi demen banget nerusin.. ckck.

    anyway, soal yang dialog singkat, saia rada aneh baca nya tadi, ternyata, keaenehan ada di mata saia, timbul pertanyaan juga, kenapa yang baik malah merah? kenapa gag ijo?
    pan, ijo tuh damai, merah kan terkesan keras galak gitu.. =,=

    Reply

    1. Huakakakakakak! Makasih udah berkunjung ke blog saia ini! :mrgreen:

      Wah, mantan pacar Velta “hebat” juga yah.. Paru2nya kuat tuh. =))

      Soal warna? Entahlah, saya sembarangan saja memilih warna2 itu. :mrgreen:

      Reply

  7. Sepertinya lebih berbahaya fastfood dan junkfood dari pada rokok, tapi kenapa fastfood dan junkfood tidak dilabeli berbahaya ya?

    Reply

  8. kan dikotak rokok udah diberi penjelasan ,bahwa merokok itu tidak baik untuk kesehatan,jadi salah sendiri kalo masih mau merokok,udah jelas bahwa merusak kesehatan sendiri kok:)

    yg penting buat saya,merokok atau gak merokok itu hak setiap orang,jangan merugikan hak orang lain juga yg mau hidup sehat,jadi kalo mau merokok silahkan liat situasi dan kondisi setempat.
    jangan merokok dalam lift dimana orang ‘terpaksa’ menghirup asap rokok anda.

    saling menghargai aja,yg mau merokok silahkan (toh gak melanggar hukum apapun) dan yg mau hidup sehat silahkan:D

    Reply

    1. Wah, bijak sekali… 🙂

      Tapi tetap aja dengan kita tahu bahaya dan kerugian merokok, gak ada untungnya, masa’ kita membiarkan orang merokok? Jadi, kita galakkan gerakan berhenti merokok. 😀

      Reply

  9. Kalo saya pada dasar biasa sama perokok

    cuman jadi masalah dia ngrokok pas:

    Ngobrol sama saya
    Makan di Warteg
    Bertamu ke Kosan/Rumah saya
    di Angkot
    *Ga Sopan Banget Dah*

    Harusnya kalo mau jadi perokok itu disekolahin dulu…….biar ga asal nglepus…….hehehe

    Ya wis salam kenal bae, karo yang empunya blog, “Pendatang baru”

    Reply

Leave a reply to Asop Cancel reply