Menikmati Hidup dengan Tubuh yang Sehat dan Bugar

Aaaaaah, saya merasa sebulan terakhir ini sangat bergairah. Entah kenapa, rasanya semangat begitu menggebu-gebu. Semangat apa? Entahlah, berbagai macam, pokoknya saya merasa diri ini bersemangat. 😀 Tubuh ini rasanya fit banget, bugar Bahasa Indonesianya. Yap, punya tubuh sehat rasanya amat menyenangkan. Tunggu… tapi… sehat belum tentu bugar! 🙂

Sehat, menurut KBBI daring, adalah “baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dr sakit)”. Kalo bugar, menurut sumber ini, adalah“….suatu kondisi fisik seseorang yang dapat melakukan aktivitas dengan beban tertentu dan bertingkat tanpa mengalami kelelahan berarti.” Nah, bisa diartikan bahwa seseorang yang sehat belum tentu bugar, karena kebugaran hanya bisa didapat dari kegiatan olahraga yang teratur. Sedangkan kalau seseorang bugar, kemungkinan besar dia sehat. 😆

Awal Mula…

Dulu, awal kuliah, saya mulai kepikiran, saya nggak puas dengan tubuh saya. Pikir saya, “Masa’ tubuh cowok kayak gini sih…” Ya, harus diakui, saya yang dulu jarang berolahraga. Sangat jarang. Setelah ada mata kuliah olahraga di semester 1 dan 2, frekuensi saya olahraga jarang sekali. Bisa dibilang tubuh saya lemah. Stamina nggak begitu bagus. Bodohnya, hal itu saya biarkan sampai kira-kira tahun 2009. Saya lupa saya dapat inspirasi dari mana waktu itu, tiba-tiba saya ingin mulai punya tubuh yang “kuat”, tubuh yang nggak gampang capek. Nggak mudah capek inilah yang saya artikan sebagai “kebugaran”. Setelah saya baca-baca majalah kesehatan dan pikir-pikir, memang benar, saya yang jarang olahraga waktu itu gak bisa berharap punya tubuh bugar. Nah, dengan motivasi ingin punya tubuh kuat dan bugar itulah, sekitar akhir 2009 saya mulai membiasakan diri berolahraga.

Saya sadari juga, saat itu cara makan nggak teratur. Maklum lah, mahasiswa perantauan antarkota, yang pastinya ngekos. :mrgreen:  Jam makan nggak pasti, terutama untuk makan siang. Kalau ada kuliah siang-siang, terpaksa makan siang tertunda. Perut kosong, laper, akhirnya pas dapet waktu makan jadi gelap mata. Nutrisi dari makanan pun juga bisa dibilang gak seimbang. Namanya “porsi mahasiswa” (atau “porsi kuli”), kebanyakan warung atau kantin pasti memberi asupan nasi yang bejibun, tapi nggak pada lauknya. 😆  Kebanyakan karbohidrat, tapi nutrisi lain kurang. Cara makan inilah yang membuat perut saya membuncit. 😐

Massa badan saya sempat mencapai 69 kilogram waktu itu. Bayangkan, bobot badan segitu, dengan tinggi saya (yang diukur menggunakan meteran penjahit) 164 cm, ber-indeks massa tubuh (BMI) 25,654. Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Index adalah sebuah perhitungan untuk mengetahui apakah bobot tubuh kita ideal atau tidak. Dengan kata lain, dengan indeks ini, kita bisa tahu apakah bobot tubuh kita ini sudah pas, masih kurang, atau berlebihan (bahkan obesitas). Nilai indeks saya itu menandakan bobot tubuh saya berlebih, karena nilai yang ideal ada di kisaran 18,5 dan 24,9. Pendorong atau motivasi saya bertambah satu lagi, saya ingin punya bobot tubuh ideal! 😆    *kalo mau hitung BMI di sini!*

Nah, semenjak akhir 2009 itulah, saya mencoba menjaga asupan makanan saya dan mengatur kegiatan olahraga. Saya rasakan kebugaran ini berkat tiga hal. Tiga hal dalam versi saya (karena dari beberapa sumber yang pernah saya baca mengatakan bahwa kebugaran hanya ditentukan oleh olahraga aja). Mengatur pola makan, olahraga, dan istirahat yang cukup. Eh, Empat poin sih, kalau tidak merokok diikutsertakan juga. :mrgreen:

Pola Makan yang Baik

Apa yang saya lakukan? Nggak ngemil, nggak makan junk food (semacam McD, KFC, dkk), mengurangi asupan makanan yang digoreng (gorengan), menghindari makanan yang terlalu manis, dan berusaha menyeimbangkan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Makanan junk food itu nggak sehat. Memang rasanya enak sih, tapi bayangkan… Makanan semacam itu digoreng dengan menggunakan minyak yang sama terus-menerus seharian. Minyak yang bolak-balik digunakan (“minyak bekas”) itu gak sehat!  Mengerikan! 😐  Begitu pula makanan yang terlalu manis, kandungan gula yang terlalu tinggi gak baik untuk tubuh. Kecuali, ketika tubuh butuh asupan energi yang banyak. Zat gula yang termakan bisa jadi sumber energi.

Beruntung, saya tertolong berkat diri ini yang nggak suka ngemil. Sejak SMA saya sadar betapa bahayanya ngemil. Harus diingat, bahwa yang ditakutkan dari ngemil adalah efek ketagihan. Orang biasanya ngemil biskuit, kue kering, bahkan gorengan. Orang ngemil karena otak merespons rasa lapar dari perut di antara jam makan besar (antara sarapan dan makan siang, atau antara makan siang dan makan malam). Supaya nggak ngemil, saya upayakan banyak minum air putih, karena kadang otak kita ini menerjemahkan rasa haus sebagai rasa lapar. Bagi saya, lebih baik sering ke WC untuk pipis dari pada harus ngemil.

Pernah saya dengar sebuah rubrik kesehatan oleh Ade Rai di radio, bahwa bahan makanan yang digoreng bisa melipatgandakan kalorinya. Bahan makanan sehat yang harusnya bisa dimasak secara baik, ketika digoreng pasti berubah menjadi “makanan yang jahat”. Well, setidaknya jahat bagi orang-orang yang berniat menjaga bobot tubuhnya. 😀 Padahal, pengaturan asupan kalori yang masuk ke dalam tubuh penting bagi kita yang ingin sehat. Di tautan yang ini, kebutuhan kalori saya saat ini sekitar 2583 kal. Karena saya ingin mengurangi sedikit bobot badan, jadilah saya harus mengkonsumsi kalori kurang dari jumlah tersebut per hari.

Sebagai tambahan, saya membatasi asupan karbohidrat, dan menambah asupan protein. Udah semenjak tahun 2010 setiap kali saya makan, porsi nasi atau mi (atau makanan sumber karbohidrat lainnya) saya kurangi setengahnya. Saya nggak takut kurang energi, karena ada sumber energi dari protein. Saya perbanyak makan sayuran dan kacang-kacangan dalam sekali makan, dan sebisa mungkin makan daging ikan atau ayam bagian dada (bukan paha), kulitnya nggak saya makan. Sayuran mengandung banyak serat, bisa lebih lama “menahan” perut lapar kalau dibandingkan dengan daging. Berfungsi juga sebagai penghambat supaya nggak ngemil. Konsumsi buah tentu wajib. Selain minum air putih untuk ngemil, buah juga bisa untuk ngemil, asal jangan terlalu banyak makan buah pas malam hari, karena buah mengandung zat gula, artinya tetap harus memikirkan kalori yang masuk hasil dari buah tersebut.

Keluarga dan teman-teman saya banyak yang berkomentar bahwa pola makan saya ini seperti binaraga. Menurut saya, nggak segitunya juga kok. Memang kalo dipikir-pikir begini inilah yang menyehatkan. Mau hidup sehat ya nggak bisa makan sembarangan. :mrgreen:

Supaya tubuh ini lebih sehat, saya juga mengurangi konsumsi makanan dan minuman instan. Katakanlah mi instan dan kopi instan. Begitu pula minuman ringan bersoda. Saya menjauhinya. 🙂

Olahraga Teratur dan Menerus

Inilah inti untuk mendapatkan kebugaran. Supaya tubuh ini tahan lama melakukan berbagai aktivitas, tubuh harus dilatih, harus bergerak. Terutama buat saya yang laki-laki ini, tubuh ini harus kuat. 🙂

Sudah lebih dari setahun saya rutin latihan beban. Nggak setiap hari, karena tubuh perlu waktu untuk regenerasi. Latihan beban saya pun simpel, nggak sampai ke gym segala. 😆 Hanya berbekal dumbbell, sit-up bench, dan kursi, saya bisa melakukannya di dalam kamar kosan. Sampai sekarang pun hanya begitu. Berbekal dari majalah-majalah fitness yang hampir rutin saya ikuti dan video-video di youtube, saya memulai latihan beban. Latihan hanya saya lakukan tiga atau empat hari seminggu. Selama nggak latihan beban saya hanya melakukan kardio (lari) selama antara 25-40 menit (sekuatnya menurut kondisi fisik hari itu).

Oh ya, Latihan beban punya resiko. Kalau nggak dilakukan dengan form atau gerakan yang benar, persendian bisa jadi taruhannya. Sekali sendi-sendi udah sakit atau luka, sembuhnya lama banget, dan selama masa penyembuhan itu kita nggak enak untuk ngapa-ngapain karena rasa sakitnya itu. Beban yang terlalu berat juga berpengaruh ke persendian. Salah-salah, punggung bisa celaka pula. Makanya, sampai sekarang saya nggak terlalu ngoyo menaikkan jumlah beban angkatan, karena yang penting dalam latihan beban adalah repetisi (jumlah pengulangan) dan bentuk gerakan.

Dulu, sekitar tahun 2009 akhir dan 2010 awal, waktu baru memulai latihan beban, saya nggak terlalu peduli ama latihan kardio (kardiovaskular). Saya hanya lari seminggu sekali, bahkan pernah nggak lari sama sekali dalam seminggu (tapi latihan beban terus jalan). Padahal, kardio ini menguatkan jantung dan paru-paru kita, seperti latihan aerobik. Latihan kardio juga amat penting dalam pembakaran lemak, menstabilkan tekanan darah, mengurangi resiko diabetes, bahkan bisa mengurangi resiko depresi. Akhirnya, baru pertengahan 2010 saya mulai menaikkan intensitas kardio. Dari berbagai latihan kardio yang bisa dilakukan seperti lari, lompat tali, berenang, bersepeda, dan senam aerobik, saya memilih yang paling mudah, lari. 😀

Sepatu untuk lari, jam untuk mengukur waktu, dan hape untuk musik.

Awalnya saya memang malas untuk lari. Seperti yang sering saya kemukakan, untuk memulai itu memang sulit. Butuh niat dan landasan motivasi yang kuat. Tapi, begitu saya mengingat motivasi saya di awal, saya teguhkan niat saya. Awalnya saya hanya kuat lari non-stop selama 20 menit. Lama kelamaan, saya tingkatkan waktu latihannya. Saya variasikan juga pola latihan lari ini. Dalam seminggu, kadang saya tingkatkan waktu larinya (senin 25 menit, rabu 28 menit) atau kecepatan lari saya yang saya ubah. Tapi setiap kali lari, saya tetap berpatokan pada waktu (minimal 25 menit), bukan pada jarak tempuh, seperti apapun intensitasnya. Jadi ya, benar-benar capek waktu awal dulu memulai. 😎 Sejak bulan januari tahun ini, saya lari setiap hari. 🙂

Alhamdulillah, saya bisa mempertahankan pola olahraga saya hingga saat ini.

Istirahat yang Cukup

Seperti yang saya katakan di atas, tubuh perlu waktu istirahat untuk meregenerasi sel-sel otot yang rusak ketika latihan (latihan beban maupun lari). Justru saat tubuh istirahat adalah saatnya otot berkembang, massa otot bertambah dan menjadi lebih kuat. Berkat waktu istirahat yang berkualitas pula kebugaran bisa didapat. 🙂

Saya nggak suka bergadang. Saya nggak kuat melek sampai malam. Kebiasaan ini sangat saya syukuri. 😀 Berkat itu, saya terbiasa tidur antara jam 9 dan 10 malam. Paling telat tidur ya jam 10 malam. Waktu tidur cukup enam jam aja, jangan banyak-banyak. Kalau kebanyakan tidur, pas bangunnya malah membuat mata berat, lengket, malah pengen tidur lagi. :mrgreen:  *pengalaman pribadi*  Ingat, para ahli mengatakan bahwa tidur itu yang penting adalah kualitasnya, bukan kuantitasnya.

Pada Akhirnya…

Saat ini, bobot tubuh saya stabil berkisar antara 66 dan 67 kilogram. BMI saya sudah masuk rentang ideal. Celana saya yang dulu pas di pinggang (atau pinggul?) sekarang malah kedodoran beberapa sentimeter. Tubuh saya mulai “berbentuk”, otot-otot terlihat lebih jelas ketimbang saat dulu baru memulai. Setiap hari saya merasa bugar, pikiran jernih, dan nggak mudah stres dan terekan. Perkembangan stamina saya terasa jelas. 🙂  Semua berkat ketiga poin di atas. ^__^

Mungkin cara yang saya lakukan ini common sense banget ya, terlalu biasa. Pasti udah sering narablog ketahui dari berbagai media. Memang beginilah caranya. 😳 Saya berharap tulisan ini bisa menginspirasi semua orang. 🙂

Ah, saya berharap bisa sehat dan bugar seperti ini selalu. Semoga hingga umur saya 40-an dan 50-an fisik saya masih kuat. Amin! ^__^

******

Referensi internet:

1. Perihal sehat dan bugar, dari sini.
2. Perihal olahraga angkat beban sederhana di rumah, dari sini.
3. Perihal pengertian metabolisme tubuh, dari sini.
4. Diet bukan “nggak makan”, tapi pola makan yang baik.
5. Kalau kita stres, kita cenderung ngemil!
6. Mau mengetahui kandungan kalori berbagai jenis makanan? Di sini.
7. Tips lari untuk bagi yang baru memulai.
8. Segalanya mengenai latihan kardio.

Video yang pasti bermanfaat:
1. Nggak ada waktu atau nggak punya peralatan? Mau kardio? lihat video ini.
2. Lari nggak bisa sembarangan, lihat tips lari yang efisien di sini.

*

Tulisan ini diikutsertakan pada Kontes “Aku Ingin Sehat” oleh Mbak Akin. 😀

——————————————————————————————————————————————————–

Semua gambar adalah hasil jepretan sendiri. Seluruh terbitan ini beserta gambar-gambarnya sangat dilindungi, jadi sertakan alamat tautan dan nama pemilik blog jika ingin menggunakan sebagian ataupun seluruh bagian terbitan ini.

137 Comments

  1. Waah pasti lebih afdol lagi kalo ada foto before-afternya Sop. Supaya bisa membandingkan kamu yang sekarang dengan yang dulu. Hehe.. Btw, goodluck kontesnya, semoga menang. 🙂

    Reply

      1. komenku sama sm punya mbak Karina…
        penasaran liat before afternya.. biar tambah percaya gitu 😀

        Untuk sehat memang harus menguatkan komitmen ya #sigh
        Dari duu pengen ngecilin perut tp gagal mulu. Motivasiku kurang paten 😦

        Reply

  2. aku juga berniat mau rajin-rajin olahraga nih mengingat perutku yg semakin membuncit =.=”
    mungkin aku bisa ikuti cara-cara di atas ya ^^ hehe..

    semoga kontesnya menang ya 😀

    Reply

  3. wah, rajin bener mas… salutttt…

    hihihihihihi… saya juga mau ikutan kontes ah…cerita ttg berenang dan keseharian saya… 😛

    Reply

  4. Jadi udah sixpack niih sekarang? canggih deeehh…!
    Foto donk Soppp otot nyaaa.. hahahha! 😆

    Aku udah datengin tuh link yang buat ngitung BMI, hasilnya?
    DIBAWAH NORMAL.. 17.71.. 😦
    Berat badannya kurang.. tp kalo naikin berat badan, lari nya ke perut semuaa, buncit deeehhh nantii 😆

    Reply

    1. Nggak Bhi, saya gak ngincer sixpack. 😳 Perut bisa mengecil aja udah bersyukur, dan itulah yang terjadi. :mrgreen:

      Nah, ayo naikin berat badan. Caranya, jangan cuman makan karbohidrat doang, perbanyak protein. Juga perbanyak olahraga dan sedikit angkat beban. Pasti nanti larinya ke penambahan otot, bukan ke lemak perut. 🙂

      Reply

  5. Wah,, 66kg itu ideal ya mas? Massa badan saya sekitar 60kg udah merasa kegemukan, kepingin kurus lagi, padahal tinggi kita hampir sama kok, sekitar 165cm. 😀

    Kepingin olahraga tapi susah banget memulainya. kalau pun sudah di mulai selalu gk konsisten. Hari ini bolehlah ikutan olahraga, tapi besok atau lusa pasti lupa! 😆

    Reply

    1. Buat saya sih segitu ideal. Emang cuman beda tipis sih dari batas ideal. 🙂
      Tapi, massa badan saya gak cuman lemak, ada ototnya juga. 😆

      Iya Mas, saya tahu soal sulitnya memulai. 🙂 Saya pun dulu juga gitu. Malaaaas untuk mulai. Tapi kalo udah terbiasa, untuk berhenti susah. 😆

      Reply

  6. Tubuh Sehan memang Prioritas terpenting, dalam kehidupan… Kemampuanan diri untuk menjaga dan mengatur itulah skandal utama menacapai Prioritas tersebut.
    “Salam”

    Reply

  7. Yihaaaa….sekarang jadi rajin olahraga…enah lho olahraga, saya aja Sabtu senam dan Minggu kalo gak CFD-an ya berusaha untuk jogging di Gelora (berharap komit). 🙂

    Reply

  8. sop, ente kalau lari di mana? kalau di Sabugeng kan udah dikasih jam, hehehe… malah kadang-kadang suka ada juga alunan musik dangdut dari kolam renang, hahaha..

    Reply

  9. setujuu dgn memulai itu sulit, harus dgn didukung niat, motivasi dan praktek , kadang cuman ngomong pingin bdn ideal, tapi ga dilakukan olah raga hehe,

    Reply

  10. saya baru nemuin seorang cowo yg sangat memperhatikan kesehatannya seperti ini (cowo yg saya kenal loh) tp bagus laaaahh 😀
    oh yah, emg daging ayam bagian dada itu lebih bagus dan sehat yah? gw ga terlalu suka, abis seratnya itu loh, suka susah digigit 😀 hahahaha *alesannya ga bagus :p

    Reply

    1. Hehehe, bagus lah, derajat penilaian gue jadi agak naik di mata Putri. :mrgreen:

      Hehehe, iya juga, itu benar, itu yang gue pikirin pas masih kecil. Tapi, namanya bagian daging yang baik, butuh usaha dong untuk memakannya. Bagian paha memang enak rasanya, lembut, kenyal… apalagi ama kulitnya… tapiiiii kalo udah tahu betapa kandungan lemak yang ada di paha itu mengerikan, pasti gak mau lagi deh makan paha. 😎

      Reply

  11. sehat terus ya sop.. wah susah kalau menghindari gorengan -__- hehe eh iya si temen bilang dia orang kota B yang kuliah di Jawa… blabla.. awalnya gitu. terus belakangan diganti sama dia orang jawa yang kuliah di jawa 😀 yah sama2 jawanya padahal kenapa ya dibeda-bedain gitu.. beda lagi kalo bilang sebagai orang sunda yang hidup di lingkungan orang jawa (nah ini baru bener). atau sebagai orang kota B yang kuliah di malang. atau lagi sebagai penduduk jabar yang kuliah di jatim dimana bahasa sehari-harinya bahasa jawa (bener lagi). yah kebiasaan orang sana lah, tapi kebiasaan penyebutan yang perlu dikoreksi seperti halnya babysitter yang sering disebut babysister (eh?) atau parasut yang sering diucapkan parasit. beda dikit beda arti ya

    Reply

    1. Hahaha, jangan disamain ama babysitter-babysister dan parasut-parasit! Beda kasus!

      Saya dulu waktu pertama kali masuk kuliah di Bandung, sempet dipanggil “jawa” ama temen2 saya orang betawi. 😆 Mungkin karena logat medhok saya sangat kental waktu itu, jadi temen2 saya manggil “Eh JAwa, ini gimana bla-bla….” 😀
      Saya gak merasa tersinggung, itu wajar, mungkin karena mereka jarang sekali di Jakarta menemukan lawan bicara medhok. Saya hanya heran, gak ada temen2 saya yang manggil temen saya orang Batak dengan panggilan “Hey, Batak! Sini kau….”

      Reply

  12. saya juga udah mulai tretmill beberapa kali seminggu, sering juga badminton sm teman2 seminggu sekali 😀
    semoga rutin utk jaga kesehatan 😉

    Reply

  13. hoho pantesssssss….
    awalnya pas baca tulisan ini,saya jadi sedikit aneh…
    tumben banget mas asop update tentang kesehatan…
    hoho ternyata lagi ikutan kontes toh…

    sipo semangat ya..

    Reply

  14. wah..
    tapi kalo bisa rutin fitnes. .lebih enak lagi lho bro . .
    ane waktu rutin dlu,kalo banguun tidur langsung banggun ga ada rasa capek ato pegel. .
    terasa bagai spiderman . wkwkwkw

    Reply

    1. Saya cukup lari yang rutin, setiap hari. 🙂
      Pengen juga sebenernya ke gym, tapi mahaaaal! 😯
      *sebenernya ada gym untuk mahasiswa ITB, jauh lebih murah biaya keanggotaannya, tapi masih enggan ke sana….*

      Reply

  15. Dasar nih kakak,pake pamer foto alat Sit Up sama Barbel segala. ‘–
    Coba deh nanti pas udah kerja kalo masih aktivitas kayak begini baru ane kagum.

    Reply

  16. Selamat pagi Mas Asop …
    sebuah postingan yang luar biasa mas .. tentang pola hidup yang sehat, kalau membaca postingan mas saya jadi malu sekali karena saya termasuk orang yang sangat sulit sekali untuk berolah raga, setelah membaca postingan mas rasanya ingin sekali mengganti pola hidup ini.

    Reply

  17. Padahal dulu saya juga sangat rajin berolah raga, karena pekerjaan yang begitu sibuk menjadi seorang pengajar di sekolah dan di LKP jadinya hampir tidak ada waktu untuk berolah raga.

    Reply

  18. hahaha
    *ijinkan saya tertawa dulu*
    tampaknya kasusnya sama seperti saya…
    serius mas berhasil turun n stabil yah???ehmmm BB 66-67 itu udah ideal kah dengan Tb 164? berati saya udah ideal donk BMI nya?
    tp sy py masalah di peyut 😦
    hehehe
    semoga kita bisa berpola hidup sehat,.,..

    Reply

    1. Buat saya sih udah ideal, karena saya olahraga setiap hari dan saya tetap menjaga pola makan. 🙂
      Apalagi 66 kg tubuh saya gak semuanya lemak, ‘kan ada massa ototnya juga. 😀

      Reply

    1. Serius, saya gak suka ngemil.
      Di posting-an itu saya memang bilang bahwa Oreo dan Kitkat bikin nagih, udah hanya sebatas itu. Saya gak bilang makan rutin itu untuk camilan. 😀
      Kalo adik saya beli, saya nyoba, suka, enak banget, langsung saya tulis. :mrgreen:

      Reply

  19. wah,, kalau saya malah mau naikin berat badan, hehe..
    tapi saya juga pingin punya tubuh yang bugar gitu, gak gampang capek..
    kemaren sempat meakukan olahraga bulutangkis seminggu sekali,
    tapi sayang sekarang udah gak..
    mudah2an dalam waktu dekat bisa lari2 pagi dengan rutin 😀

    Reply

    1. Nah, kalo mau tubuh yang gak gampang capek, tiga hal itu harus dilakukan. Olahraga jangan terlalu capek, tapi intensif, istirahat cukup, dan makan yang cukup. Ingat jangan kebanyakan karbohidrat, tapi jangan juga sampe kekurangan. 😀

      Reply

  20. wah hebat dikau Kang bisa sukses menerapkannya dan berhasil..salut Kang saya mah semenjak bekerja sudah tak memperhatikan hal-hal seperti itu lagi Kang terlalu padet nya jadwal kerja sedari pagi hingga malam dan dimalam hari harus belajar lagi sehingga tak bisa menyempatkan waktu sedikitpun untuk berpikir menerapkan pola hidup sehat…yang akhirnya berat badan saya sudah mencapai 60kg lebih :mrgreen: hmm..sepertinya sudah saatnya saya memulai pola hidup sehat juga nih Kang 🙂

    salam hangat

    Reply

  21. dah sebulan neh sop, saya olahraga lari keliling kompleks tapi ngepeknya dikit banget.. malah nambah laper kalo bis olahraga.. ya beruntung kalo ga ada makanan dimeja.. kalo ada walaah kayanya olahraga dan makanan yg masuk ga sebanding.. hahaha

    Reply

    1. Nah, hati2, Mas Kus, setahu saya, paling lambat sejam setelah olahraga tubuh harus dapet asupan makanan, supaya sel2 otot yang lelah dan rusak setelah olahraga berregenerasi. 🙂 Tapi jangan makan gorengan, nutrisnya harus seimbang. Mngandung banyak protein malah bagus. 😀

      Reply

  22. Hiks…
    Sekarang saya yang seperti mas,
    makan gak teratur dan olah raga kurang gara-gara uang saku yang terbatas dan waktu yang nggak memadai sebagai mahasiswa… T_T
    Makasih mas infonya, sungguh sangat berguna… 😀

    Reply

  23. berat 64 kok normal to???
    dg tinggi 164…
    hmmm

    ngomong2 soal sehat dan bugar,
    iya sy merasa sehat tp g bugar.
    sy br memulai berolahraga rutin lg…
    😀

    semoga sehat sampai umur 50 dst Sop….

    Reply

        1. Ideal, tapi memang tipis di ambang batas atas. 🙂
          Tapi, saya rasa meski dengan berat 66 kg dan tinggi 164 cm, intensitas olahraga saya lima hari seminggu, dan lari setiap hari. Jadi, dari 66 kg itu ada porsi ototnya juga, lumayan Mas. 😆 Nggak hanya lemak tubuh. :mrgreen:

          Reply

  24. Hohohoho 😀

    Kalo Kang Asop menginginkan bentuk tubuh ideal karena kelebihan, sedangkan saya ini sangat kurus sekali,,, masak dengan tinggi 165cm, hanya punya berat kurang dari 55 kg hiks hiks,,, T.T

    Mesti banyak makan, dan tentu saja yang tak kalah pentingnya ya banyak olahraga ^^

    Salam semangat selalu

    Reply

  25. wah apabila seluruh anjuran dari pak asop dilakukan dengan baik niscaya sehat wal afiat dah…

    tapi sekarang saya lagi begadang, pola hidup gak sehat 😀

    Reply

  26. Keren banget pola hidupnya, kok gak ikut futsal buat nyalurin kecintaan dgn sepak bola.
    Ma kasih juga buat link referensinya, sukses dan sehat terus

    Reply

  27. kapan ya saya bisa gemuk?
    tinggi badan saya sama kaya ente tapi berat badan saya kurang dari ideal
    padahal saya udah sering ngemil, makan cukup cuma sering begadang :p

    Reply

    1. Ngemilnya yang berprotein tinggi dong! 🙂 Jangan camilan macem biskuit dan kripik-kripik gitu. 😐

      Nah, ayo ayo kalo malam hari waktunya badan tidur. 🙂

      Reply

  28. Waah.. beneran niat yang kuat buat memulai hidup sehata ya 🙂 jadi iri..
    lha aku pribadi harus kena sakit dan terkapar seminggu lebih buat beneran menyadari kalo sakit itu mahal 😦

    ayo.. kita mulai hidup sehat !

    Reply

  29. wah tulisanmu inspiratif sekali. sebenarnya hal2 yg kamu sebutin di atas itu pasti sudah diketahui banyak orang. kalau mau sehat ya mesti melakukan semua itu. cuma ya, kerap kali banyak alasan utk tidak melakukannya. yg sulit itu adalah mengawali dan tetap punya semangat untuk mempertahankannya.

    Reply

  30. wah ternyata kurang lebih step2-ny sama ya mas. memang yg penting pola hidupnya dibenahi 😀

    efek lainnya, selain tubuh tambah sehat & bugar, selalu ada aliran energi positif terutama di pikiran. Apalagi kalo pagi2, daripada bangun tidur mikirin ruwetnya hiduo]p; mendingan olahraga & menikmati indahnya suasana pagi & menyukuri karunia-Nya 🙂

    Reply

    1. Konsisten jaga makanan, ya, dengan sedikit cheating day dan guilty feeling… :mrgreen:
      Kalo lari pagi atau sore, itu yang sekarang udah jarang… 😦

      Reply

  31. sepatunya mirip sepatu yang gue beli untuk persiapan rutin lari pagi…dan keraguan mu benar. sepatu itu hanya terpakai dua kali dan sekarang telah menjadi pajangan di rak sepatu….
    malesnya ke area joging

    Reply

Leave a reply to Asop Cancel reply