Di posting-an saya yang dulu, saya bilang bahwa saya suka novel genre thriller, ‘kan? Nah, buku yang saya bahas kali ini juga ber-genre itu. 🙂 Well, sebenarnya buku ini pantas diberi genre misteri juga sih, karena mengandung sedikit unsur supernatural.
Every Dead Thing, adalah buku pertama John Connolly, sekaligus buku pertama dari serial Charlie Parker. Sebenarnya, saya membeli buku ini hanya karena tertarik saat melihat rangkuman cerita di bagian belakang buku (tanpa tahu siapa itu John Connolly). Saya baru tahu baru-baru ini saat saya mulai membacanya, bahwa buku ini ternyata adalah buku berseri, dalam artian ada buku lain setelah buku ini yang menggunakan tokoh utama sama (dan kemungkinan besar cerita tetap bersambung), yaitu Charlie Parker. 🙂
Ukuran buku ini besar, tidak seukuran buku yang saya bahas di posting-an itu. Besar ukuran kertasnya hampir sebesar A5, dan karena buku ini terbitan Gramedia Pustaka Utama, kualitas kertasnya selalu bagus, bahkan (menurut saya) cenderung berlebihan (untuk sebuah novel, sehingga harga buku menjadi mahal).
Seperti yang saya bilang di awal tadi, ada unsur supernatural atau unsur gaib di buku ini. 😀 Ada perihal ramalan dan arwah, digabung dengan gaya penulisan alur waktu campuran antara masa sekarang dan masa lalu (flashback), membuat saya harus mikir dalam membaca buku ini. Butuh sedikit fantasi dan imajinasi untuk mengerti dan memahami jalan cerita keseluruhan —seperti menggabungkan puzzle— dari nasib sang tokoh utama. Meski saya belum selesai membacanya, tapi saya tahu, novel ini sangat luar biasa. 😳
Oh ya, korban pembunuhan di buku ini digambarkan secara vulgar dan sadis. Saya membayangkannya aja sungguh mengerikan. Dikuliti, mata dicungkil, darah membanjir di lantai, dan beberapa mutilasi…… seperti itulah. 😐
Tapi tenang, tetap ada unsur “kelucuan” di dalam cerita buku ini yang mampu membuat saya tersenyum hingga tertawa sendiri. 😀 Gaya narasi yang mengambil sudut pandang orang pertama (sang tokoh utama, Charlie Parker) ditambah beberapa deskripsi bergaya konyol dan komentar-komentar celetukan sarkastik nan lucu Charlie membuat tensi selama membaca ini naik-turun. Connolly mampu menggabungkan rasa ngeri, seram, dan tawa sekaligus. 🙂
Sedikit jalan cerita…
Saya akan mencoba menceritakan isi buku ini sepemahaman saya, dari intisari yang saya dapat setelah saya menggabungkan seluruh jalan cerita yang ada. *maklum, alur cerita berganti-ganti dari masa saat ini ke masa lalu, dan sebaliknya*
Sang tokoh utama bernama Charlie Parker. Dia adalah (mantan) detektif polisi di New York Police Department. Dia digambarkan dalam buku ini sebagai orang yang pemurung dan peminum berat. Gara-gara kebiasaannya melampiaskan kekesalan terhadap minum minuman keras dan pergi ke bar itulah, kehidupan rumah tangganya tak begitu baik. Meski sudah punya putri berumur tiga tahun, sang istri merasa Charlie tak terlalu peduli pada anaknya. Sang istri mencoba mengingatkan Charlie atas kebiasaan buruknya itu, tapi itu malah memulai pertengkaran.
Pada suatu malam, setelah bertengkar dengan istrinya, Charlie keluar rumah menuju bar tempat biasa dia minum-minum. Sepulang dari bar, ia mendapatkan pemandangan terburuk dalam hidupnya, yang akan menyebabkan ia depresi dan keluar dari kepolisian. Charlie menemukan istri dan putrinya dibunuh dengan amat sadis. Kulit kepala sang istri dikuliti hingga ke bagian tulang selangka, mata dicongkel, kulit dada dan dari bagian belikat hingga pusar juga dikuliti, dan bagian alat kelamin pun termutilasi (maapkan saya jika penjelasan saya ini terlalu vulgar).
Setelah dua minggu, penyelidikan polisi tidak berjalan lancar. Sama sekali tidak ada petunjuk. Kepolisian telah mengerahkan seluruh detektif terbaiknya, tapi tetap tak ada hasil. Beberapa bulan setelah pembunuhan tersebut, setelah Charlie keluar dari kepolisian, ia bertemu dengan seorang teman dari FBI, Woolrich. Dari Woolrich, Charlie tahu mengenai Marie Aguillard, seorang cenayang di New Orleans. Marie seperti punya kemampuan supernatural, mampu melihat dan merasakan apa yang orang biasa tak bisa lihat dan rasakan. Dari Marie-lah, Charlie mengatahui bahwa yang membunuh istri dan anaknya adalah seseorang yang memiliki sebutan Si Pengembara (The Traveling Man). Ternyata, ada korban lain yang dibunuh oleh Si Pengembara selain istri dan anak Charlie.
Meski sudah tahu siapa pembunuh keluarganya, tetap saja penyelidikan Charlie menemui jalan buntu. Dia pun bekerja di New York sebagai detektif dadakan. Saya sebut detektif dadakan karena ia tidak punya lisensi detektif swasta (Charlie hanya bekerja serabutan menerima tugas seperti tugas detektif). Dari sebuah kasus yang dikerjakan Charlie, ia bertemu kembali dengan teman lama kepolisian, Letnan Polisi Walter Cole. Dari Cole, Charlie mau bekerja untuk Isobel Barton, seorang janda kaya, untuk mencari kekasih anak tirinya yang hilang.
Penyelidikan Charlie terhadap hilangnya Catherine Demeter, kekasih Stephen Barton (anak tiri Isobel), mengantar Charlie pada sebuah misteri baru dan kasus 30 tahun lalu yang belum terselesaikan (berhubungan dengan kakak Catherine). Akhirnya Charlie berhasil memecahkan kasus tersebut, dan menemukan sedikit kaitan kasus tersebut dengan Si Pengembara.
Mulai dari situlah, Charlie mendapat petunjuk dalam mencari Si Pengembara. 🙂 Saya sendiri belum membaca hingga akhir, tapi dari beberapa ulasan di internet yang saya baca, akhir cerita nanti Charlie akan bertemu dengan Si Pengembara, sebuah konfrontasi yang mengerikan dan mengejutkan. 😀 Ada juga ulasan yang mengatakan bahwa Si Pengembara tampak menyedihkan di akhir cerita, lebih pantas dikasihani dan tak tampak kuat. 😉
Cerita buku ini membuat pembaca menerka-nerka bagaimana cerita di bab selanjutnya, dan mampu membuat pembaca mengagumi dan mengasihani sang tokoh utama dan beberapa tokoh sampingan yang lain. 😳
Bagi yang nggak suka baca buku dengan mikir, buku ini nggak saya sarankan. Tapi bagi yang suka cerita suspense dan mendebarkan, sekaligus suka berpikir dalam membaca buku, karya John Connolly ini amat saya sarankan. 🙂
******
Pengarang buku Every Dead Thing, John Connolly. Lahir di Dublin, Irlandia, 31 Mei 1968. Berdomisili di Irlandia, sebelum menulis novel, ia bekerja sebagai jurnalis lepas di koran The Irish Times. Tak betah dengan pekerjaannya, ia mulai menulis novel pertamanya sambil berkelana mencari data ke Amerika. Connolly lulus sarjana dari Trinity College, Dublin, dan lulus pascasarjana dari jurusan jurnalisme Dublin City University. *sumber: situs resmi John Connolly*
———————————————————————————————————————————————————–
Sop, pinjem dong….
sepertinya menarik
sammmaaaa pinjam juga donk mas asop..
Sabar, kalian berdua, saya belum selesai baca.
antrian keberapa nig saya?
Entahlah. 😆 Laris manis. 😆
mas, saya juga pinjem, mas.. 😉
ikutan nganti semua huahuahua
Laris manis. 😳
Damn! Wkwkwk ikut ikut Mas Asop.
Ga ngerti aku mas.
Tapi si Connolly ganteng juga…
Huaduh lha ini kok malah ngelihat tampang si penulis?
Cari ah
Jangan cari ebook-nya (bajakan), beli yang asli ya.
sprtinya bukunya tebal? bukunya Asop khan tebal2 #nyerah dah klo gitu, sy ga sanggup baca buku tebal2 😦
Iya dong, mana ada novel yang gak tebal.
Buku yang sangat menarik! *mupeng*
Ayo baca!
Ko disejajarkan dgn serial TV, kayaknya buku ini serupa sama Crimina Minds.
Kayanya lebih mirip sama serial The Killing daripada Criminal Minds
Aih aih, saya nggak kenal sama itu semua!
bagus juga isi ceritanya, kalau difilmkan keren nih
Harusnya iya, saya sangat menunggu filmnya.
bang asop menceritakan sinopsisnya dengan sangat menarik. jadi pengen baca juga 😀
eh bang, PR masa esde-nya dikerjain dong, abis itu estafet-in ke sayah #eaa #maksagitu #pengendikasiPR
wkwkwkwkwk :p
eaaaaa maap ya, saya belum ngerjain tuh PR. Nanti kalo udah saya kerjain saya kasih ke Hesty deh.
asikkk 😀
hem.. hem.. jadi pingin baca.. tapi ga pingin beli. hehehe
Gak apa2 deh, pinjem aja sono, tapi jangan ke saya, belum kelar.
Wah di gram*d ada gak yah buku itu sop?
Harusnya sih ada, dengan harga yang mahal tentunya, karena tanpa diskon.
ada kok di gram*d (kayak sm*sh ajah :D) ada di entri buku baru .. 😀
Pasti ada. 🙂
Oh ya, korban pembunuhan di buku ini digambarkan secara vulgar dan sadis. Saya membayangkannya aja sungguh mengerikan. Dikuliti, mata dicungkil, darah membanjir di lantai, dan beberapa mutilasi…… seperti itulah
jadi penasaran saya pengen baca.,
Awas penggambaran terlalu eksplisit. 😐
Genrenya menarik, tapi belum ada waktu buat baca-baca novel dulu ey.
Yap, tak masalah, kerjakan saja dulu yang lebih utama. 😉
Pengen bacaaaa! Tapi bukunya gede ya.. ga bisa dibawa-bawa di tas. Tapi pengen.. tapiii.. *komen galau*
aaaaaah…pengeeeen baca bukunya
maknyak suka buku beginian…mau dijadiin giveaway gak tuh #ngarep gratisan hohoho
hayu atuh bukunya dibikin giveaway ^^
difollow ah
wah, penulisnya ganteng *lho?*
kok cuma keadaan istrinya aja yg di sebutin jelas, waktu anaknya di bunuh keadaanya gimana? *malah penasaran di segmen yg salah*
kayaknya bukunya keren, jadi mupeng baca XD
jadi giveaway buat bagi buku ini kapan?? *teteup banci kontesnya kebawa* =P
Eaaaaa kok malah ngelihat penulisnya… 😛
Hahaha, maap ini bukan untuk giveaway. 😆
Rusa suka banget nih sama misteri2 yg kek begini. Duh pengen donk, tapi maunya yg gratisan 😀
Hahahaha gak ada yg gratisan, Mas. 😆
mengerikan banget sop
dikuliti dimutilasi … gila
Memang gila. 😐
kalo aku sih ga seberapa suka genre yang seperti ini
apa sebab? ya kalo udah baca, bakal ga nafsu makan 😀
Hohohoho kalo saya, yang bisa terbayang sampe nafsu makan itu ya film, bukan buku.
Sop, saya minta softcopy nya aja deh.. kirim ke email yaa.. penasaran sama si pengembara..
Lho, siapa yang nge-scan bukunya? 😆
saya pun sekarang lagi beresin novel yang detektif-detektifan.. huhuhuuuuu. yaaa mudah-mudahan penerbit mau mikir.. xD
Sip! Mikir sambil berimajinasi itu enak. 😳
Kapan ya difilmkan…
IYa, kapan ya…
Oh my God,sadis skali sop,kayanya isinya jg vulgar banget ya?aku mending baca ringkasan ceritanya dari kamu sop,biar ga kebayang
Yap, emang sadis banget. 😦
Nice book 🙂
novel perfUme saya blm kelar2 jga 😛
Perfume itu ada film-nya lho. 😀
Mas maaf ya saya ngasih PR buat Mas Asop, bukan bermaksud ngrepotin tapi hanya untuk menjalin silaturahim.
Mohon dikerjakan ya. silahkan cek di link berikut.
http://www.masjier.com/2011/11/kenangan-waktu-smp.html
Makasih
hayoloh bang asop, PR-nyah numpuk 😀 wkwkwkwk
Huihihihi iya nih, habis SD dapet SMP.
Hahahaha ngapain minta maap, Mas Jier, saya tahu kok, ini untuk mempererat silaturahim juga.
Hm….ada unsur detektifnya nggak? Kan lebih asik klo misteri pembunuhan dicampur horor.
Walah, tentu ada dong, lha wong yang jadi tokoh utamanya mantan detektif NYPD. 😛
Tapi unsur detektifnya nggak seperti di novel Sherlock Holmes lah…
wah thriller dan horror,kesukaan mas asop :D, kebetulan lum pernah baca lagi cerita kyk gt lagi selepas dulu jaman kecil baca2 ghostbump :D. ohiya,baru “kenalan” juga ma penulisnya, masih cukup muda ya,tp karyanya banyak dan laris
Yoi. 🙂
Itulah hebatnya orang sana, masih muda tapi berani berkarya. *saya ngomong doang* 😛
Sepertinya menarik, tapi aku gak kuat baca cerita bunuh membunuh
Sayang sekali. 😦
widih. kupas tuntas. kalo gw sih baca kalo yang mikir agak males. suka ngantuk. jadi baca review ini aja ah
Hehe, posting-an tentang buku kayak gini yang sejak dulu pengen saya lakukan, Bang.
Pengen beli, tapi lom gajian… Kalo minjem aja boleh gakkk…? Pliiiss….
Antrean udah banyak.
cerita misteri ya…
kyknya bisa jadi rujukan buat koleksi nih…
cm berapa harganya nih?
siapa tw mahal… 😀
Hmmmm tipikal novel tebal lah, di atas 50rb. Tapi kalo beli di toko diskon bisa dapet kurang dari 50rb. 🙂
dah bisa kayaknya karang gan…
ane ternyata beli di hostingan yang salah, masak baru daftar 3 hari udah sering down. -_-“
Iyap udah bisa. 🙂
sampulnya kayak dari kertas glossy ya.
baru kali ini denger novel suspense-thriller bisa ada humornya 😀
Bukan, itu aku sampul ama plastik. 😀
Eh tapi beneran lho, narasinya lucu. 😆
thriller… takuttt…..
kira2 selesai berapa hari bacanya mas?
Belum tahu, mungkin seminggu lebih. 😀
waduh, kok serem ya tulisan ttg mutilasi nya sampai dijabarkan dgn gamblang gitu Sop 😦
salam
Waaah sama kayal aku neh suka novel yg beginian.. terakhir aku baca hungers games yg dikasih tahu sm mas arman..bagus juga tuh ceritanya..
Nah, Mbak, mari membacaaaa! 🙂
yuk mari
Wah ceritanya unik, ini yg gue suka dari novel luar. Gue suka baca novel Sherlock Holmes, jadi kayaknya novel ini juga gue suka. 🙂
Nah, gue juga suka ama Sherlock Holmes. 😳
Ya Allah, Kereeeen banget, Sumpah.
Walaupun agak sadis sih. Hmm, nggak jauh beda sama film SAW the series.
Hanya kalau di SAW, JIGSAW yang jadi eksekutor, disini raveller Man.
Pengen nyari bukunya, semoga ketemu di Gramedia.
Amiin amiin..
Salam sayang dari Putrie Jrs
Sip! Mari baca buku ini! 😀 😀
harus cepet2 ke gramed. kematian memang menarik untuk ditelisik dan diceritakan kembali
Jadikan bahan untuk pelajaran di sekolah. 😉
Woowwww… Tampaknya seruuuuu….. Sebenarnya dulu saya suka sama novel yg bikin deg-degan seperti itu. Tapi entah kenapa saat ini saya lagi nggak berminat baca buku fiksi, hehe…. Mungkin ada masanya saya cuma baca buku fiksi dan nggak berminat dgn buku nonfiksi, hehehe….
Nah, mbaca buku non-fiksi juga bagus kok. 🙂
asop gamau kasih bukunya ke aku??? 😀
….sayangnya, nggak. 😆 😆
kalo kata novel: “emang kamu siaphanya akyuh??” 😆 *sedikit alay*
Buku John Connolly yang baru saya baca cuma The Book of Lost Things. Ga ada adegan sadis tapi tema dan kalimat-kalimatnya cakep. Butuh waktu lama sih untuk membacanya, tapi dalam rentang waktu itu jadi keranjingan mengutip buku itu
Eh Asop udah baca The Leap sama The Last Siege?
Saya baru tahu keberadaan John Connolly dari buku ini… 😳
Wah, dua buku karangan Jonathan Stroud ya? 😀 Belum Mbak. Sekarang saya lagi bosen ama fantasi. Saya lagi demen ama genre thriller-crime. 🙂
thriller,.. sukak banget *kalo buku!!! kalo film, nggak deh yaa,. makasih
aku suka dengan buku yang alurnya berpindah-pindah, jalan ceritanya jadi tak tertebak sebelum kita selesai membaca bukunya. 🙂
Sip! Artinya kamu cocok mbaca buku ini. 😉
wadoh, kebanyakan baca komik, jadi males baca novel berat2. hehehehehe
Tak apa, yang penting membaca. 😀
Mas asopppp… ukuran kertas A5 tuh kecil loh. Cuma setengah A4. Beneran ukurannya segitu gede?
Kamu belum lihat posting-an saya yang itu ya, yang ada di tautan di atas.
Bagi kamu A5 kecil, tapi bagi saya A5 itu besar untuk ukuran novel tebal.
Kamu suka baca novel? Suka pegang buku novel yang kecil apa yang besar? Coba… 😉
ya, untuk ukuran novel A5 itu standar, emang rata2 segitu, jd ga bisa dibilang kecil, yg lebih kecil dari A5 adalah B5!
Coba Mas Abi lihat novel2 di luar negeri berbahasa inggris. Ada versi kecilnya lho, yang ringan banget dan enak digenggam. Saya lebih suka yang begitu. 😐
Kenapa yaaa sayaa tak suka hal2 yang berbau thriller…
Asoppp laporan dong, kenapa ya ko linknya asop ga bisa sinkron di blognya zoothera?
Tahukah letak kesalahan saya di mana?
Spintas menarik.. Tapi kalau liat fisik novel yg biasanya tebal mungkin menjadi… 😀
wih korban pembunuhannya merana sadis bener.
john connolly..sepintas mirip nama “John O Connor” yang ada di pelm Terminator 😀
Oh, iya juga ya Kang, mirip ama tokoh di Terminator itu. 😛
yoi 😀
dulu pernah baca novel genre thriller kayak gini, tegang tapi menarik memang
Seru itu pas membayangkan setting dan tokohnya. 😉
penggemar novel detektif juga bang?
OOT: ikutin kontes pertama yang gw bikin yuk >> http://immanuels-notes.blogspot.com/2011/11/give-away-pertama.html
Iya dong, makasih ya Bang, udah ngasih tahu saya ada kontes. 🙂
kok sekarang trendnya yang sadis-sadis yah, di film sadis, di buku sadis
*tadi melayat ke rumah yusnita febri yah? aku ga yakin soalnya bandung-pondok aren kan jauh
….ada orang yang mirip saya ya? ❓
wah keren. aku juga suka cerita detektif (kadang-kadang).
Hehe, suka Sherlock Holmes? 😀
mistery??? wah patut dimasukin list of book hunting nih…. 😀
Sip! *jempol* 😀
belooommm baaacaaaaa… btw, nice share gan. mari terus ngeblog dan MENULIS SEUMUR HIDUP. hehehe
Betul! 😀 TERUS NGEBLOG HINGGA INTERNET HILANG DARI MUKA BUMI! ^^
saya juga doyan buku2 bergenre thriller… sayangnya kalau membaca jarang sampai ceritanya selesai… kadang2 langsung loncat ke endingnya…baru setengah buku sudah nggak dilanjut lagi… hehe
Wah sayang sekali padahal asiknya mbaca novel itu ya saat kita berimajinasi membayangkan setting dan tokohnya.
aku sendiri suka bingung
jaman sd suka banget bacaan berat kaya mark twain atau agatha christie
sekarang malah ga pernah menyentuh sama sekali
Hah? Serius Mas, jaman SD sudah baca Agatha Christie???
Itu luar biasa banget, Mas… 😯
Seandainya abis baca review ini tiba2 bukunya udah ada di meja belajar kamar saua…
ckckc…
HAHA
Bang Asop ada PR nihh…
Saya maksutnyaa…
hahaha ^^
Okeeeee makasih ya udah ngasih saya PR!
iseng liat kesini lagi, eh..bang Asop dapet PR lagi… wkwkwkwkwk
Iye nih dapet PR lagi…
ugh… kapan ya saya bisa menikmati lagi ngebaca novel berjam-jam sambil bergelung di atas tempat tidur di bawah selimut di kala hujan gerimis di luar jendela… *hiperbola* ahhhhkk… saya sangat merindukannya T__T *nangis di pelukan Cristiano Ronaldo*
Hiks, Mbak Carra lagi sibuk banget sih ya, saya baca di posting-an Mbak…
penasaran pengen baca,,aku khan peminat cerita detektif tapi kok serem juga ya baca ttg darah yg berserakan gitu..
Wah, namanya juga genre thriller.
referensi buku menarik nih.. 😀 pengen cari juga deh..
Mari membaca novel! ^^
Saleum,
saya yakin pasti mengerikan alur ceritannya sop, pake mutilasi segala lagi, ah,… untung gak saya baca, takutnya gak selera makan.
saleum dmilano
Hahaha ya baca novel yang lain, Bang. 😀
Aku belum pernah sih baca tulisannya John Connolly. Tapi sepertinya aku gak berani deh baca bukunya yg ini… hehehe
Lha ini saya baru baca tulisan Connolly pas buku ini.
harga berapa ni mas asop? mahal gak 😀 dah lama gak ngGramed, kebanyakan maen ke pasar senen…balada pencari bajakan
Hahahaha mana ada novel bajakan? 😛
kalo cetakan bajakan nya ada sop…
kualitas termurah harga terjangkau (tergantung bukunya juga, populer ato gak) 😀
Walah, seperti apa sih Mbak, buku bajakan? 😯
mendebarkan kayaknya mas, sy senang jg dgn cerita detektif kayak gini, detectif connan, sherlock holmes jg suka, kalo punya sherlock holmes sy punjem dong heheheh
Oh, saya punya banyak buku2 Sherlock Holmes.
wah…. i love cerita sadis…. 😀 hahaha campuran gini ngomongnya…..
cari ah…… 😀
Sip!
keren keren banget bang!!!! boleh dicoba nih ahaha
Silakan coba baca ya…
ngeri bgt bang…..
ga sanggup ngebayanginnya hehehe
kunjungan perdana saya di mari ya bg 🙂
Nanti ada pembunuhan lain lagi yang lebih mengerikan. 😦
Udah beli bukunya, tapi masih nunggu antrian dibaca 😀
Sop, bagi-bagi tugas yayayaya. Hehehe
Sila dicek di sini: http://homesweethome87.wordpress.com/2011/11/20/the-eleven-stuff-which-make-me-lazy-to-done-but-its-such-a-fun/
Makasiihhh ^.^
Mantab Regina adalah orang ketiga yang ngasih saya tugas itu. 😛
oh suka genre buku spt ini toh
Iya dong Mbak, pengejaran pelaku dan pemecahan misterinya itu menegangkan. 👿
kalo udah selesai bacanya, buatku bukunya ya sop.. 😀
Jangan dong. 😉
oh no… saya SANGAT SUKA ngebaca cerita yg agak supranatural n banyak mikirnya.
kadang klo komplikasinya makin rumit malah makin penasaran saya…
tp ntr ah sekitar bulan Desember, mo UAS dlu hehehehe
btw suka nggak sama novel “Dante Club” sama “Nefertiti”? tu dua2nya juga agak supranatural dan critanya cukup simpang siur (tapi akhirannya apik semua kok)
Jangan tanya deh, kalo dua novel itu berbahasa inggris. 😦
Tanyakan ke saya judul novel yang berbahasa Indonesia.
Hati-hati baca ini, adegan pembunuhannya digambarkan sadis. 😦
ga kok, itu novel terjemahan juga
wah sadis? hmmm lumayan ni buat list pembunuhan *ketawa setan*
Oh ya? Terbitan tahun berapa?
Serius, sadis. Itu korban dikuliti, mata dicongkel, dan dilakukan dalam keadaan sadar penuh.
Dante Club, karya Matthew Pearl itu aku punyanya cetakan 1 dan 2 pada tahun 2005
Nefertiti, karya Nick Drake itu punyanya cetakan 1 tahun 2007
tp terakhir tahun 2008 kemaren Nefertiti diubah judulnya menjadi The Queen. ga tau sih diubah lagi ato ga,
Wah, oke, saya coba search di kutukutubuku. 🙂
not my book to read 😀 enggak harus mikir bacanya, jadi enggak cape baca ulang hehehe
kok “saya suka buku ringan”-nya engga ketulis yah ? … 😀
Oh ya Bang? Memang gak ada sih…
Wah, kalo saya mbaca novel itu harusnya mikir, berimajinasi gitu…
buku “berat” kayaknya.. hmm.. :I
saya aja baca teenlit mikir.. apalagi ini.. hehehe *lebe* 😛
Astagaaa teenlit sih cuma tinggal dibaca mengalir ajaaaa
kayaknya bagus yah, jadi pengen beli
tapi setelah baca “Oh ya, korban pembunuhan di buku ini digambarkan secara vulgar dan sadis. Saya membayangkannya aja sungguh mengerikan. Dikuliti, mata dicungkil, darah membanjir di lantai, dan beberapa mutilasi…… seperti itulah”
ih serem…, bisa2 jadi gak nafsu makan, ntar jadi kurus, gak jadi beli aaaah 😀 *pinjem aja maksudnya* hehehe…
Iya sini, ayo katanya mau pinjem. 😳
uwahhh…sukaaa…sukaaa….cerita yg kyk begini…
tapi kalo harganya mahal gitu, alternatif laen buat baca kayaknya musti pinjem deh…
ehhmm…asoooppp….hehe,, *tuing-tuing* *kedip-kedip*
Kenapa, Din? Kelilipan? Sini saya tiup.
Tunggu saya pulang ke Surabaya ya, kita kopdar, terus saya bawa nanti satu buku (iya, satu aja) yang mau kamu pinjem. 😀 Tapi tolong sampulin plastik ya. 😆
[…] posting-an yang membahas tentang buku Every Dead Thing karangan John Connolly dua minggu setelah itu (14/11) juga membuktikan bahwa saya sedang gandrung dengan yang namanya novel thriller. […]
mau….baca….:D suka juga yg mikir…dan pgn bisa bikin jg..
Oh, mau bikin buku, Mbak? 😀
Saya dukung!
[…] penulis-penulis thriller yang pernah saya baca. Deaver, Pinter, Ellison, Shuman, Delaney, dan Connolly, tulisan Koontz berbeda dari mereka. Paling terlihat jelas adalah gaya narasi. Mengambil sudut […]
wooo, kayaknya klo baca buku ini bakalan ga keukeuh sm deskripsi mutilasi dkk-nyaa T_T
Justru itu yang seru.