Dua Buku Novel Lagi Siap Untuk Dilahap

Sial, saya benar-benar jadi jarang posting sesuai dengan apa yang saya katakan di posting-an yang dulu. Saya memasuki fase jarang posting! 😦   *saya akan selalu merindukan blogwalking dan kalian semua, narablog sekalian*

Jadi, ada dua buku…

Iya, ada dua buku novel nih… apa? Oh, bukan, bukan untuk giveaway, bukan. Maap ya. :mrgreen:   Dua buku ini —lagi-lagi novel genre thriller dan sebuah yang ber-genre fantasi— adalah deretan buku baru yang siap saya “lahap”. 😀  Di posting-an yang dulu itu (1/11), dari tiga novel sudah saya habisi dua —yang All The Pretty Girls oleh J.T. Ellison dan The Stolen karya Jason Pinter. Entah mengapa minat saya sampai saat ini masih ingin terus membaca novel ber-genre thriller, tidak yang lain, hingga akhirnya saya melupakan Pelangi Melbourne karya Zuhairi Misrawi. Belum saya baca. 😦

Satu posting-an yang membahas tentang buku Every Dead Thing karangan John Connolly dua minggu setelah itu (14/11) juga membuktikan bahwa saya sedang gandrung dengan yang namanya novel thriller. Sampai-sampai genre fantasi yang saya suka pun tidak saya gubris. :mrgreen:   Jadi, jangan tanya apakah saya sudah membaca The Siege dan The Leap karya Jonathan Stroud, Ranger’s Apprentice: The Icebound Land karangan John Flanagan, dan Abarat: Days of Magic, Nights of Wars karangan Clive Barker. Bahkan The Necromancer oleh Michael Scott belum saya baca. :mrgreen:

Kedua buku itu adalah…

#1 “18 Seconds”, karangan George Shuman

Buku ini yang saya sebut di atas ber-genre thriller. Cerita masih seputar pembunuhan berantai dengan latar belakang negara Amerika di tahun 2000-an. Satu-satunya sebab saya tertarik dengan buku ini karena saya suka dengan konsep “18 detik”-nya. 🙂 Mengapa berjudul “18 detik”? Karena sang tokoh utama novel ini, Sherry Moore, adalah seseorang yang dikaruniai kemampuan untuk melihat 18 detik terakhir ingatan seseorang sesaat sebelum orang itu meninggal. Entah ya, kemampuan itu adalah karunia atau malah musibah, karena Sherry sendiri mendapatkan kemampuan itu setelah sebuah kecelakaan yang ia alami waktu masih berumur 5 tahun dan kecelakaan itu membuatnya buta. Ya, Sherry Moore diceritakan adalah wanita buta nan cantik (sangat cantik dan menarik kalau melihat deskripsi yang disajikan Pak Shuman :mrgreen: ) yang mampu “melihat” sisa ingatan mayat yang ia sentuh. Sherry bekerja sebagai konsultan investigasi, dia sering dimintai bantuan oleh polisi dan berbagai macam pihak untuk membantu menyelesaikan kasus yang berakhir buntu. Tentu, polisi tak terang-terangan memberitahu pers bahwa mereka meminta bantuan Sherry. Semua dilakukan lewat diam-diam, karena pihak polisi tak yakin cara investigasi mereka akan diterima oleh hakim dan para juri, apalagi kalau dihadapkan pada pengacara tersangka yang handal.

Bersama Sherry, ada tokoh lain yang saya pikir memiliki peranan cukup besar dalam cerita. Ialah Letnan Polisi Kelly O’Shaughnessy dari Wildwood, negara bagian New Jersey, yang direpotkan oleh kasus menghilangnya beberapa orang wanita di wilayah kerjanya. Di awal cerita, O’Shaughnessy dan Moore belum saling mengenal. Moore di negara bagian Pennsylvania, dan O’Shaughnessy di negara bagian New Jersey. Nantinya, kedua wanita ini akan bertemu karena kasus yang mereka berdua tangani ternyata saling berhubungan, dan yang mengejutkan, ternyata kedua kasus mereka ada hubungannya dengan kejadian 30 tahun lalu dan membawa-bawa nama ayah O’Shaughnessy. Oh ya, O’Shaughnessy ini adalah tokoh wanita yang memiliki jabatan sebagai letnan polisi, sama seperti tokoh Taylor Jackson di All The Pretty Girls karangan J.T. Ellison. 😳

Sebenarnya, novel ini nggak terlalu menegangkan. 😀  Tidak semenegangkan buku Every Dead Thing yang dulu itu. Apa sebab? Gaya penceritaan novel ini lain dari semua novel thriller yang pernah saya baca. Dari awal cerita, dengan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu, pembaca sudah disuguhi siapa tokoh antagonis yang menjadi musuh utama dalam cerita ini. Siapa namanya, seperti apa latar belakang kehidupannya, dan sedikit alasan mengapa ia melakukan pembunuhan tersebut, sudah diceritakan dari awal. Jadi, yang difokuskan dalam buku ini bukan misteri siapa yang menjadi pelakunya, tapi bagaimana kemampuan khusus Sherry dan kemampuan investigasi polisi dapat bekerja sama menemukan ujung rantai pembunuhan yang ada. 🙂

Silakan klik foto untuk melihat foto dalam ukuran asli

Saya sendiri masih dalam proses menyelesaikan membaca buku ini. Masih setengah selesai. :mrgreen: Dan sebagai tambahan info, ternyata buku ini adalah awal dari sebuah serial. Ada tiga buku lain yang telah terbit, dan semua bertokoh utama Sherry Moore. 😳 Silakan simak situs resmi Pak George Shuman di sini. 😀

#2 “Incarceron”, karangan Catherine Fisher

Tentang buku ini… saya sendiri belum bisa bicara banyak. :mrgreen:  Saya masih belum membaca banyak buku ini, baru beberapa lembar aja. Dan saya baru membaca ulasan dari beberapa situs di jagat maya setelah saya membelinya —kebiasaan saya yang menilai buku hanya dari ringkasan di sampul belakang. :mrgreen: Saya masih fokus menyelesaikan buku pertama tadi, dan saya tak mau imajinasi saya akan kebengisan pembunuh berantai tercampur oleh fantasi tentang penjara futuristik dan dunia artifisial. 😆

Sesuai dengan judulnya, Incarceron, diambil dari kata incarcerate yang berarti mengurung atau memenjarakan. Incarceron adalah nama sebuah penjara yang dikendalikan oleh sebuah AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan. Incarceron ini memiliki kesadaran sendiri, dia sendirilah yang mengatur keadaan dunia di dalam Incarceron, dia sendirilah yang memantau para narapidana, dia sendirilah yang mengatur keras-tidaknya hukuman yang dirasakan para napi. Eh, tapi jangan bayangkan “penjara” di dalam sana sama seperti “penjara” yang identik dengan bangunan bertembok tinggi, berlapis kawat listrik, dan hidup di dalam sel berkerangkeng.  Tidak seperti itu. Di dalam Incarceron adalah sebuah dunia. Ada hutan, langit, daratan, kota, bangunan, semua ada sama seperti kehidupan di luar Incarceron. Cuma bayangkan aja isinya adalah orang jahat nan bejat:mrgreen:

Konsepnya, Incarceron ini —oleh penciptanya, yang mana saya belum paham siapa— diciptakan untuk memenjarakan semua penjahat yang ada di dunia. Segala jenis penjahat, mulai dari pembunuh berantai, teroris ekstremis, hingga orang sinting yang sukanya membunuh, ada di dalam sana. Hanya satu orang yang tahu di mana letak dan seperti apa wujud Incarceron ini, ia adalah Sang Sipir (The Warden).

Tokoh utama novel ini ada dua, Finn dan Claudia. Finn, remaja tujuh belas tahun, diceritakan terbangun, tersadar tiga tahun lalu (sebelum cerita mulai) tanpa ingatan apapun sebelum itu. Sebuah amnesia. Ada napi yang menganggap Finn adalah orang yang lahir di dalam Incarceron. Ada yang menganggap Finn menderita kegilaan. Tapi Finn sendiri meyakini bahwa ia berasal dari luar Incarceron, hanya saja ingatannya tidak jelas, sepotong-sepotong. Tak ada yang percaya, mengingat belum ada satupun orang yang bisa keluar dari Incarceron.

Claudia, saya belum tahu banyak tentang tokoh ini. 😳  Saya hanya tahu dia adalah putri Sang Sipir, dan hidup di luar Incarceron. Dunia di luar sana nggak jauh berbeda dengan di Incarceron. Sama-sama kacau, sama-sama penuh dengan intrik, konspirasi, dan kejahatan. 😐

Silakan klik foto untuk melihat foto dalam ukuran asli

Bagaimana ceritanya, yang pasti novel ini di luar sana mendapat banyak sekali respons positif. 😀  Dan memang karena keunikan konsep ceritanya inilah yang membuat saya tertarik dengan buku ini. 😉  Silakan simak di sini, sini, dan sini untuk melihat ulasan mengenai Incarceron. Lihat sini untuk mengunjungi situs milik Catherine Fisher.

******

Nah, sekian mengenai dua buku yang saat ini sedang saya baca. Mungkin nanti kalau sudah saya selesaikan, akan saya tuliskan ulasan lengkap kedua buku ini. Saatnya kembali ke pekerjaan saya yang telah setia menunggu saya menulis posting-an ini. :mrgreen:  😉

Oh ya, sudah semenjak bulan november kemarin saya tidak lagi lari pagi rutin. 😐 Biasanya saya lari pagi dua hari sekali (kalau pagi hujan saya lakukan sore), dengan setiap kali lari saya lakukan selama lebih dari (minimal) 30 menit sekuatnya. Berkat itu dan menjaga pola makan, saya berhasil membuat bobot badan saya stabil di kisaran 62-63 kg. Nah, sejak bulan november lalu itu saya hanya lari seminggu sekali. Hingga sebulan ini, jadilah bobot badan saya naik ke kisaran 64-65 kg. 😦

Yah, saya berharap mulai bulan ini saya bisa punya waktu lagi untuk lari rutin (saat ini bukan jogging lagi, tapi lari) seperti dulu… 😐

Nah, apa buku-buku yang narablog sekalian siapkan untuk daftar bacaan bulan ini? :mrgreen:

———————————————————————————————————————————————————–

Gambar sampul depan dua novel di atas saya dapat dari sini dan sini. Sisa foto di atas adalah properti milik saya dan hasil jepret sendiri. Seluruh terbitan ini beserta gambar-gambarnya sangat dilindungi, jadi sertakan alamat tautan dan nama pemilik blog jika ingin menggunakan sebagian ataupun seluruh bagian terbitan ini.

159 Comments

  1. bulan november cuma baca 1 buku ringan, itupun tipis, judulnya : the village bride of beverly hills by kavita daswani 😀 buku2 yg tebal blom dilirik lagi 😦

    sop, yg 18detik keren tuh, ga dijadiin hadiah buat GA disini? Ngarep hehehe … andai kubaca review ini sebelum bookfair usai, pasti aku pergi deh belanja, sayangnya udah kelar aja gitu lho hiks … tapi yg jelas judul ini sudah masuk wishlist klo ada duit beli dulu deh, soal bacanya kapan, ga soal toh hehehe

    salut euy sama Asop yang begitu menjaga berat badan idealnya, andai ku bisa menyontek hohoho

    Reply

    1. hiks… sayang sekali ya Mbak.. 😐 Maap nih saya juga baru punya buku ini sekarang… seandainya bisa dijadikan utk giveaway… 😦

      Hahahaha saya hanya mencoba mengecilkan perut.

      Reply

  2. Entah kenapa yang novel 18 seconds itu mengingatkanku akan acara TV “Heroes” tuh. Dimana “kemampuan” itu ya salah satu “kekuatan ekstra” tokohnya gitu deh, hehehehe 😛

    Reply

  3. minggu ini aku melahap 2 buah novel hasil GA plus komik death’s notice Sop.. lumayan laahh, gk seberat pilihan novel-novel kamu diatas.. hehe 😀

    dhe punya buku yang sepertinya sama genre-nya kayak diatas, tapi sampe sekarang belum tersentuh.. hahahaha, agak ngeri..

    Reply

    1. Ih, itu Death’s Notice luar biasa, kan? 😀 Saya mbaca itu bikin hati saya trenyuh. Sungguh… Komik itu menyadarkan saya betapa hidup ini tak boleh disia-siakan. Masih banyak kehidupan yang lebih buruk dari hidup saya. Tak ada alasan saya untuk tidak mensyukuri hidup ini. 😐

      Reply

  4. g suka cerita di beberapa novel, tapi g males bacanya, g ada koleksi novel, tapi berujung ayank yang baca, g hanya mendengarkan cerita garis besar nya aja ^^

    Reply

  5. kayaknya suka bacaan yang berbau bau mistis dan misteri ya sop. jangan jangan asop juga penuh misteri nih 😛

    tapi itu foto nya nampak lebih menonjolkan “mac book” nya bukan buku nya 😀

    Reply

    1. Hahaha saya ‘kan orangnya terbuka, Kang. :mrgreen: *bohong*

      Hah! Itulah dualisme foto. :mrgreen: Satu foto bisa mengandung banyak arti kalau dipandang dengan perspektif beda. 😀

      Reply

  6. kok lihat cover bukunya saya merasa ada yang aneh ya?
    Sensasinya menyeramkan… bagaimana isinya ya?

    Reply

  7. wah, ngiri aku mas, akhir akhir ini minat baca ku sedang jeblok, padahal di rumah ya ada banyak bacaan dan buku yang belum tersentuh 😦

    Reply

  8. wah… bacaannya nggak saya banget nih.. Hehehe, kalau saya -sekarang- lagi suka baca buku motivasi, buku tentang jurnalistik, sosial, dan ya novel romantis. Ohya, sekedar curhat, saya juga -sedang- menggalakkan jogging, tapi beda dengan Asop yang 2 hari sekali, saya sih seminggu sekali bisa jogging aja udah seneng 😀

    Reply

  9. hastagaa.. kuat banget baca buku thriller, tegangnya itu bikin ga bisa bobok kalo malam, hiyy.. *tsaelah, bobok* 😆
    jujur lebih suka novel romantis, huehehe.. biasanya yg metropop ato karangan Tere Liye 😀 standar banget yak?

    Reply

    1. Nah ngomong2 Tere Liye, dia ini produktif banget yak… Banyak banget buku tulisannya. Entah ya gimana dengan kualitasnya, tapi rasanya setiap kali saya ke toko buku di Bandung sini, buku2 dia yang terpampang selalu beda. Minggu pertama saya ke toko buku A yang nongol buku berjudul ini, minggu kedua saya ke toko buku yang sama yang nongol udah buku lain. Ck ck ck…

      Reply

  10. hwaaaaaa..pengen semua bukunyaa.
    aku belum ada buku yg sedang dibaca. ada satu bukunya paulo coelho yg masih nganggur dan belum tersentuh, tapi entah kenapa masih belum ada minat untuk membacanya 😦

    Reply

  11. kok sampulnya Incaneron hampir mirip sama intro gamenya Alice Madness Returns ya?
    btw kyknya ga seseru The Dead Thing deh… tp ntar coba ah ke toko buku :mrgreen:

    Reply

    1. Banyak sekali Om Ded, narablog2 pembaca dan pe-review buku di jagat blog ini.
      Saya malah ingin meniru mereka yang menulis ulasan buku yang telah mereka baca. 🙂

      Reply

  12. Belum selesai baca,tapi bisa cerita sebegini panjangnya? weww…

    terlepas dari isi post. Mas asop ini pinter sekali ya menceritakan kembali. Saya nggak pernah bisa bercerita kembali dgn bahasa sebaik post yg saya baca barusan. *sumprit**

    Reply

    1. Hehehe, ‘kan saya udah baca review-review yang ada di jagat maya.

      Aih, saya anggap ini pujian. 😳 Tapi saya tetap merasa tulisan saya masih butuh perbaikan. 😐

      Reply

  13. Saya orangnya gak suka baca, hikz 😦
    Novel2 bergenre thriller biasanya tebel2 banget kan mas? 😀
    Btw, sini bagi lemaknya ke saya, saya kekurusan soalnya 😀

    Reply

  14. apa ? The Necromancer belum baca ? daku mah udah lupa lagi sama ceritanya LOL
    ampuuun The Warlock bentar lagi terbit bang 😛

    The Leap itu gimana ya, membingungkan tapi bikin penasaran *SPOILER ALERT* ending-nya cliff hanger banget *eh bukan ALERT ya klo keliatan gini mah hhehhe*

    18 seconds sampulnya gg oke gitu, menyeramkan 😦 entah kenapa baca review 18 seconds langsung keingetan sama Himitsu-nya Reiko Shimizu.
    Incarceron bukannya masuk fantasi ya kalau kulihat dari review2 yang ada.

    Reply

    1. Iya, belom. 😆
      Walah, aku bener2 ketinggalan nih ya, Warlock udah mau terbit… 😯

      …aku cuma bisa diem aja, ga tahu siapa itu Reiko Shimizu. 😯

      Iya, Incarceron itu emang fantasi. DI atas kan aku tulis, ada dua buku, satu thriller dan satu fantasi. 😀

      Reply

  15. saya orang nya visual, gak bisa baca buku tebel2 tanpa gambar (kecuali klo menarik banget)
    lebih suka sketsa, karikatur, komik atau manga

    Reply

  16. set dah sop
    lu betah amat abca buku setebel itu
    sejauh ini gue cuma sukses baca buku negeri lima menara
    selebihnya gue lebih doyan baca majalah bola
    hehehe

    Reply

  17. daftar bacaan saya adalah novel-novel yang belum sempet kebaca dari berbulan-bulan lalu, hehehe… beli bukunya aja terus padahal bacanya nggak sempet-sempet akhir-akhir ini… 😐

    Reply

  18. Udah dua bulan nggak beli buku..hiks… Boleh minjem nggak, Sop?

    Aku tertarik dengan 18 Second itu, mengingatkanku pada Ayah. Apa ya, yang beliau pikirkan di 18 detik terakhir kehidupannya? 😦

    Reply

    1. Jangan berkata seperti itu, Bli, masih banyak blogger buku yang hobinya membaca dan menuliskan ulasan di blog-nya, lebih rajin mbaca ketimbang saya…

      Reply

  19. wuih, asik banget Sop, punya 2 buku untuk dibaca
    bulan ini bunda cuma punya satu buku saja , juduknya Bidik ………

    salam

    NB : sambil nungguin review buku bacaannya Asop disini

    Reply

  20. Lamaaaaa banget gak baca novel … mungkin yang dibaca sampai selesai cuma “KIdnapped” karya Robert Louis Stevenson; Scribner’s Sons, 1886. Mungkin itu waktu jaman SMP, sesudah itu gak pernah baca novel sampai selesai 😦

    Reply

      1. Iya, klasik banget ya. Apalah daya seorang anak SMP di kota kecil dengan buku-buku di perpustakaan sekolahnya 😦
        Beruntung sekali saya barusan searching dab dapet free pdf-nya. Asop MAU???

        Reply

  21. wah semangat 45 baca terus novel,saya lum bisa mbagi waktu dgn baik akhir2 ini utk baca novel,kepengen banget sebetulnya mas asop 😀

    Reply

  22. Kebetulan, saya memang sudah menggadang-gadang kalau bulan Desember ini mau hunting buku. Dan sepertinya buku 18 Seconds ini menarik… dan saya sekarang jadi pengen beli. Definitely must read! 😀

    Reply

  23. fiiuh akhirnya ketemu juga blognya kang asop yang asli, mutar ke blog yang potpblog, kok adem-adem mutar ke yang satu lagi eh, ternyata gak update eh bewe2 ketemu deh yang asli heuheu. apa kabarnya kang sehat kan ?? :D. kalau sempat mampir ke blog saya ya sobat ada sebuah tulisan tentang Andai Aku Jadi Anggota DPD RI hehe.

    Salam Persohiblogan ^_^

    Reply

  24. sudah lama aku angkat tangan dengan buku buku tebel gitu
    apalagi untuk cerita fiksi, aku leih seneng liat film
    payah otak mulai bebal kayaknya

    Reply

  25. walah … pantasan :mrgreen: lagi di alam dunia buku toh sasop 😀 … hebat! udah mah pusing mres otak, pulangnya baca buku (hati-hati minus tambah 😀 ) … saya dapet buku beginer programmer for dummie … sekarang lagi baca itu 😥 kepengen jadi orang yang berguna sedikit di dunia internet 😀 siapa tahu nanti bisa bikin program yang otomatis mendownload mangascan dari website mangascan 😆 khusus linux, soalnya versi windows sudah ada 😀 ..

    Reply

      1. iya sih cuma agak males aja, takutnya gak bisa ngelengkapin. chronicles narnia ku buku ke-7nya salah cetak, halamannya ada yang kosong. n aku jasi bimbang bin gundah gulana, karena kalopun masih bisa didapet di toko buku, kayaknya mubazir karna sampe punya dua buku yang sama (walau salah satunya salah cetak). karna pengalaman itu jadi agak2 trauma. haha. :mrgreen: tapi kalo asop bilang bagus, 18 seconds-nya still worth it deh kayaknya. 😀

        Reply

      2. Tenang, gak ada alasan gak bisa melengkapi. Lha wong novel sekuel-nya aja belum terbit dalam bahasa Indonesia. 😆 Tenang aja, bertahap gitu. 😉

        Reply

  26. untuk sementara ini, buku bacaan saya cukup buku-buku yang jadi bahan tinjauan pustaka skripsi 😆 *lalu, tiba-tiba merasa terlempar ke awan*

    sekarang saya sedang mengkonsumsi buku-buku lokal, baik yang baru maupun yang jadul 😀
    eh, yang hunger game itu keren loh, beneran. Iya, ada filmnya.

    Asop, coba deh baca novel *room*

    Reply

  27. pamer buku mulu bang,,, bagi2in sih…. apa? every dead thing-nya buat saya? trimakasi..ditunggu kirimannya #ngomongsendiri 😆 😆 😆

    Reply

  28. wuidih…interest! saya membaca postingan Mas Asop 18 detik, menulis komentar 18 detik ! hehehehe.. *just joking*

    btw, hobi mu baca novel patut tak acungin jempol (4 jempol), karena aku pikir sebagian orang beralih ke e-novel, e-book, atau sejenisnya lah…

    untuk berat badanna smoga kmbali ke stabil yaaa..klo ga bisa nanti aku kasih jamu galian singset..hwhhw! 😀

    Reply

  29. Sop, korelasi lari rutin dan naik berat badan itu saya banget…berhubung sekarang olah raga jalan kaki saya nggak terlalu rutin, jadilah berat badan juga naik dengan manisnya… 😦

    Ehm, ehm…buku apa yang saya siapkan buat dibaca bulan ini?
    Belum ada sih, cuman saya pengen banget baca Travel in Love yang ditulis Liang Siu dan Li Qi.

    Reply

    1. Saya mudah naik bobot badan karena akhir2 ini saya menjadi pemakan segala. Lain saat saya dulu berusaha menurunkan bobot bada saya. Sekarang gula pun saya masukkan ke dalam kopi dan teh. 😦

      Ayo Bu, mari membaca. 😉

      Reply

  30. pa saya menjual beberapa koleksi buku dan novel luar negeri contoh koleksi saya :
    1. ACT & OMISSIONS NANCY KOPP : buku karya nancy kopp
    pertamakali di terbitkan di amerika tahun 1994
    buku ini menceritakan tentang kekejaman hukum yg ada
    2. A MAN ORIANA FALLACI : pertama kali diterbitkan di Inggris 1981 oleh Bodley kepala ltd
    aslinya diterbitkan di italy sebagai un oumo
    Hamlyn edisi paperback 1981
    hak cipta 1979 oleh Rizzoli Sp.A, milan
    terjemahan cipta 1980 oleh Simon dan Schuster
    sebuah divisi dari jurang dan barat korporasi
    berisi 493 halaman dan menjadi buku terlaris internasional

    dibuat dan dicetak di greath britian oleh cox dan Wyman
    3. THE CHINESE BANDIT : buku novel karya STEPHEN BECKER
    berisi 309 halaman
    diterbitkan tahun 1977
    dan pernah menjadi novel terlaris dengan cerita petualangan yg menegangkan dan exotis
    4. outlines of chinese history : buku ini karya: li ung bing

    edited by : professor joseph whiteside (soochow university)

    di tambah dengan peta berwarna dan illustrasi

    di terbitkan di shanghai tahun 1914

    dan produk buku ini terbatas (langka)

    *di indonesia ga ada

    bila bapa berminat silahkan hubungi nomor seluler saya : 085862059675
    atau kirim pesan ke e-mail saya : permadi_deni@rocketmail.com

    terima kasih

    Reply

    1. Pak Deni, apa Bapak bisa mencarikan novel “Dune” karya Frank Herbert?
      Ini buku lama, tahun 60-an kalo gak 70-an saya lupa. Langka sekali.

      Reply

  31. hay ! salam kenal yaaa.
    saya lagi blog walking novelnya john connolly dan nyasari dimari hehe.
    saya pun sekarang lagi kena demam thriller nih. persis dengan yang abang rasakan (abang banget ?) novel-novel fantasi saya sedang agak terbengkalai. kecup sayang sama tiffany aching nya terry pratchett, hero of the valley nya jonathan stroud, sama stardust nya neil gaiman yang harus sabar nunggu untuk dibaca.
    Saya baru namatin gone girl nya gillian flynn, army of cambysess nya paul sussman dan lagi ngegarap the killing kind nya connolly. wekss dan saya baru tau kau serial Charlie Parker ini ada 13 buku ! glekk.
    Btw sekali lagi salam kenal yaaaa. saya mau curcol itu doang kok hoho.
    mampir mampir ke blog saya yaaa di http://sthaap.blogspot.com

    Regrads,
    Ayu

    Reply

    1. Waaaaaaw makasih yaaa atas komentarnya yang panjang dan terasa passionate banget 😀

      Jujur aja, ini posting-an lama, makanya saya juga lupa seperti apa ceritanya sekarang. 😀 *jitak*

      Tapi saya sampe sekarang masih suka novel thriller dan msteri detektif gitu, nggak berubah. 😀

      Soal CHarlie Parker, itu bagus bangeeeeet saya jatuh hati pada bacaan pertama. 😀

      Reply

Leave a reply to [Buku] The Novelist oleh Dean Koontz « Hidup Itu Harus Dinikmati… Cancel reply