Hari-hariku Tanpa Kopi

Hitam.
Pekat.
Asam.
Nikmat.
Tanpa gula.

******

Apalagi kalau bukan kopi. 😐

Dunia terasa hampa tanpa seruputan kopi.   *halah lebay* 

Saya nggak lebay, saya udah sejak bulan desember nggak minum kopi.

Jadi ceritanya, pertengahan bulan desember tahun lalu, maag saya mendadak kambuh. Entah apa yang memicunya, tiba-tiba perut saya terasa nggak enak, terasa agak kembung, dan anehnya, tak bisa merasakan lapar. Puncaknya, saya merasa nggak enak badan, demam. Tepat tanggal 21 desember setelah saya ke dokter, saya tahu bahwa maag saya kambuh, maag yang terakhir kali saya alami saat SMA. 😐  Padahal jadwal makan saya teratur, lho. Sehari saya bisa makan antara 4-5 kali, tapi dengan porsi kecil.

Ternyata, lambung saya terluka karena kebiasaan setiap pagi saya minum kopi saat perut kosong. 😦  Ya, habis bangun tidur saya minum air putih, setelah itu saya makan pisang (kalau ada) dan dilanjut minum kopi. Kopinya kopi tubruk. Lambung kosong, dituangi kopi, ya jelas dinding lambung teriritasi. Rutinitas ini sudah berlangsung selama lebih dari setengah bulan dimulai sejak tahun 2011.

Dan kebodohan pun terjadi, tanggal 28 masih di bulan yang sama, saya makan banyak sekali lobak. Ya, sayur lobak yang warna putih itu. Saya mengonsumsinya saat makan Soto Bandung. *makanan kesukaan saya*  Saat itu saya nggak tahu bahwa lobak menghasilkan gas di lambung. Makanan penghasil gas semacam itulah (seperti kubis dan kembang kol) yang seharusnya menjadi pantangan sementara saya. Saya hanya tahu kubis dan kembang kol sebagai makanan penghasil gas. 😦

Kurangnya pengetahuan itulah yang membuat saya riang gembira memakan banyak sekali lobak. Alhasil, malam di hari yang sama, saya terkapar dalam demam kembali.

Peringatan!

Saya ingatkan, bagi narablog dan pembaca sekalian yang punya maag akut atau maag-nya sedang kambuh, kopi dan teh adalah pantangan. Jangan minum minuman dingin, jangan makan makanan pedas, makanan yang ber-vetsin atau ber-MSG, mi instan, gorengan, dan sayuran yang menghasilkan gas seperti lobak, ubi-ubian, kubis, dan kembang kol. Bahkan kata sang dokter kacang merah juga jangan.

Semoga narablog dan pembaca sekalian sudah tahu, dan semoga kalian semua dalam keadaan sehat. Aamiin! 🙂

…Dan saya amat merindukan secangkir kopi.

Pesan saya, mari jaga kesehatan organ pencernaan kita masing-masing!

———————————————————————————————————————————————————–

Gambar di atas adalah buatan saya. Seluruh terbitan ini beserta gambar-gambarnya sangat dilindungi, jadi sertakan alamat tautan dan nama pemilik blog jika ingin menggunakan sebagian ataupun seluruh bagian terbitan ini.