Sambut Hari, Keterbukaan Nurani

Indahnya dunia
Di kala subuh
Mengendapkan rasa
Semalam suntuk

*

Alunan melodi
Menggenapkan hati
Risau telah hilang
Senangkan hati

*

Udara segar menanti
Fisik siap bergerak
Pikiran cerah terbuka
Tatap lurus ke depan
Aku senang
Sambut dunia
Menuju keterbukaan nurani

Gambar bukan punya saya, lihat disclaimer

******* 

Seharusnya ini diterbitkan pas subuh, bukan tengah malam begini. 😳

Jangan tanya mengapa saya kepikiran hal ini. Saya nggak tahu. Gara-gara melihat banyak posting-an narablog yang berpuisi atau ber-“kalimat indah”, lama-lama saya tergugah juga untuk membuat yang beginian. :mrgreen:

Jadi begini. Saya juga lihat banyak sekali posting-an narablog yang bercerita tentang senja. Betapa mereka menyukai dan menyanjung senja, betapa mereka menganggap senja itu indah. 🙂  Bagi saya berbeda. Saya tidak terlalu menyukai waktu senja, karena saya pikir senja adalah transisi dari siang hari (terang) ke malam hari (gelap). Bulan, yang cahayanya tak terlalu kuat, akan menggantikan matahari. Menurut saya, dari terang ke gelap itu sungguh kelam dan muram. 😐

Makanya, saya lebih suka subuh. Kebalikan dari senja, subuh ialah transisi dari gelap ke terang, saat-saat di mana hari yang baru akan dimulai. Saat di mana kita bangun dan menikmati udara segar. Pikiran kita plong, bagaikan komputer Window$ yang habis di-defrag. *pengandaian yang jelek sekali* 😆   Matahari akan terbit menghangatkan bumi. Indahnya alunan melodi alam yang digubah oleh kicauan burung-burung dan (tentunya) kokokan ayam. 😀

Betapa ruginya orang yang tak bisa menikmati subuh. 😳

Narablog sekalian lebih suka subuh atau senja? Di saat subuh, apa yang narablog dan pembaca sekalian pikirkan? 🙂

———————————————————————————————————————————————————–

Gambar dicomot dari sini. Seluruh terbitan ini beserta gambar-gambarnya sangat dilindungi, jadi sertakan alamat tautan dan nama pemilik blog jika ingin menggunakan sebagian ataupun seluruh bagian terbitan ini.

237 Comments

  1. Wah..aku juga paling suka suasana subuh..
    menyegarkan..
    bisa lari pagi,sapu-sapu jalan,tanpa ada yang nanya emak2 rumpi..
    aman..aman..

    eh potona cantik ..

    *oya nagih poto kopdar kemaren mana?? tag donk..!!*

    Reply

    1. Wuih, itu bagus banget Teh, nyapu pagi2. Udara segar dapet, olahraga ringan dapet, halaman bersih pula. 😀

      Maap Teh, saya gak unggah ke fesbuk, saya kirim via email mau?

      Reply

  2. tergantung…
    kalo lagi libur, suka subuh, excited soalnya. kalo lagi kerja… gak suka subuh… masih pengen tidur soalnya! hahaha

    Reply

  3. Hahaha… makanya, tumben ada puisi di sini…

    Kalau saya suka keduanya dengan alasan yang berbeda. Namun, intinya sama, saya merasa lebih produktif. Halah, maksudnya?
    Senja, dengan suhu udara yang mulai turun, ketegangan beraktivitas mulai berkurang. Ini adalah saat yang pas untuk bersantai. Tapi biasanya saya sudah istirahat pas sore hari. Jadi ketika senja datang, saya bisa menggunakan waktu santai untuk melakukan hal-hal ringan seperti blogging dkk. (Produktif santai).
    Subuh, awal hari, sudah dari sananya banyak orang bersemangat ketika pagi hari. Ini adalah saat yang pas untuk membangkitkan semangat. Ide-ide fresh bermunculan bersama dengan freshnya badan. Nah, saya bisa menggunakan waktu ini untuk sedikit mencicil tugas yang akan dikerjakan di kantor nanti. (Produktif beneran).

    Saya malah mikir sekarang. Mungkin saya makhluk nocturnal. Produktif malah malam hari ketika suasana sedang tenang. Ini adalah waktu yang pas untuk mengerjakan sesuatu kalau lagi nglembur atau hal-hal yang penting. Tidur cuma beberapa jam, bangun lagi. Mengerjakan lagi. malah kerja bisa lebih cepet kalau malam hari. Paling tidak produktif kalau siang hari, sudah kebayang tempat tidur dengan angin yang semilir. LOL

    Reply

    1. Hehe, jadi malu, saya gak pernah bikin puisi…

      Nah…. siang hari dan angin semilir? Iya, itu sungguh menggoda untuk tidur siang. 😐

      Saya juga begitu Mas, dulu pas masih kuliah. Untuk belajar pas UAS/UTS, atau pas ngerjain tugas, saya biasa tidur jam 7 atau sekitar habis maghrib. Nah, saya bangun jam 1 malam. Lumayan cukup, tidur 6 jam. Udah deh, habis solat tahajjud, rasanya enak banget berasa sendirian di kosan. Udara sejuk, sunyi, rasanya bisa konsen penuh untuk ngerjain dan belajar. 🙂

      Reply

  4. Kayak Kartini aja, habis gelap terbitlah terang, hahahaha 😆

    Kalau aku sih sekarang lebih suka senja, soalnya kalau subuh enakan tidur sih, hihihihi 😆 . Btw, tapi musim dingin kayak sekarang ini subuhnya (pas matahari terbit maksudnya) juga paling jam 8 gitu sih. Trus senjanya jam 5 sore, hahaha.

    Reply

    1. Iya ya Bang, saya baca di eropa katanya sekarang suhu lagi ekstrem. Kalo pagi katanya suhu bisa minus celcius ya. 😦
      Terus kalo di negara empat musim, pas musim dingin siangnya pendek ‘kan ya… 🙂

      Reply

    1. Toss dooloo!

      Kalo senja itu, rasanya kelam.

      Yah, meskipun benar ada yang bilang bahwa kala senja itu waktunya istirahat dari rutinitas… tapi tetep aja, suasananya saya lebih suka subuh. 😀

      Reply

  5. Nay lebih suka subuh, karna kalo senja udah pasti pikirannya cuma atu yaitu molor…hehehee
    kalo subuh kan pikiran masiih fresh, bisa ngaji sampe satu surah truss bisa nuangin ide2 buat blog dehh #tetepp 😀

    Reply

  6. saya sendiri suka keduanya Sop, tapi kalau disuruh milih, lebih suka senja
    karena artinya tiba saatnya untuk beristirahat, meninggalkan kerjaan yang membuat penat dan tidur hihihi

    Reply

  7. menurutku subuh memancarkan harapan dan kehidupan, senja meniupkan kedamaian. itu menurutku. menurutmu bagaimana? hihi

    Reply

    1. Lho, kenapa mesti malu, Mas? Mas Arif udah hebat, bisa dan mau renang. Lha saya, akhir2 ini olahraga cuma sabtu minggu doang…

      Reply

  8. suka senja Sop

    ehh ya juga yaa.. harusnya lebih senang Subuh, karena disaat Subuh itulah rejeki dbagikan, siapa cepat utk menjemput rejekinya maka dia akan mendapatkan keberkahan kan yak 🙂

    Reply

  9. ane pilih 2 2 nya
    subuh itu waktu yang cocok buat ngejernihin pikiran sambil menghirup udara segar
    kalo senja itu cocok buat nyantai sambil nungguin maghrib apalagi kalo sambil makan bakso + es kelapa muda
    *eh

    Reply

  10. mantabs bener nih artikelnya, dan jarang juga orang yang bangun subuh…………..jadi bagus nih artikel bisa menarik seseorang merasakan indahnya susana subuh

    Reply

  11. saya mah suka subuh juga senja
    keduanya punya sensasi yang berbeda
    semangat menjelang keduanya juga beda
    dan sulit dijabarkan dalam kata2 *halah*

    Reply

  12. menurutku, Subuh dan Senja sama indahnya.. kalau Subuh berarti awal hari yang baru, jika senja berarti sebentar lagi waktunya istirahat yg recharge… seperti skrg ini… maghrib… ^_^

    Reply

  13. Dan untuk “mendapatkan” subuh itu luar biasa sulit buat aku sop dibandingkan dengan senja. Yak, kalau untuk sesuatu yang spesial aku lebih memilih subuh 🙂

    Reply

  14. Kalo saya sih suka dua2nya mas 😀
    Soalnya keduanya, baik antara subuh ataupun senja memiliki keindahan masing2.
    Toh sama2 cantiknya 😀

    Reply

  15. Liat fotonya, saya jadi kepingin balik lagi ke Madinah. Buat saya, setelah subuh di Madinah itu waktu yang paling menyenangkan. Kalau magrib ga enak, semua orang buru-buru pingin dapat tempat solat yang enak. Saya ga bisa menikmati senja dengan damai.

    Reply

        1. Eits… serius pengen tinggal di Arab Saudi?
          Serius?
          Baca dulu bukunya Bang Vabyo “Kedai 1001 Mimpi”. Dia mantan TKI di Arab sana.
          Enakan di Indonesia lho…

          Reply

  16. karena siklus hidup saya terbalik dengan orang kebanyakan, maka saya lebih suka senja, saat fajar biasanya kurang dapat saya nikmati, biasalah jam segitu sudah saat nya bersiap ke pembaringan atau cari sarapan, 😀

    Reply

  17. aseeeek :O si abang berpuitis ria euy 😀
    lagi jatuh cinta nih kayaknya #elus-elus jenggot 😛

    klo ak seneng malem, tenang soalnya, waktu tidur pula hhohho

    Reply

  18. Gambar bukan punya saya, lihat disclaimer

    Hehe. Masih sempat ingat juga mengingatkan disklaimer. Ya susah memang, habis kisruh SOPA kemarin. Soal hak cipta itu kalau tak awas-awas, bisa kena libas. Tapi biasanya aku pakai link saja di gambarnya merujuk ke situs dimana gambar aslinya berada 😀

    Reply

  19. Ketika subuh menyingsing, ada perasaan damai menyongsong hari untuk berkarya dan berkreatifitas.
    Semoga selalu semangat menyambut hari yang terindah bersama-sama.

    Reply

  20. Saya suka Subuh (Fajar) tapi juga suka Maghrib (Senja), karena Allah menciptakannya berpasangan 🙂

    Buat Asop yang masih muda (single) bagusan kalo suka Subuh, ntar juga kalo sudah dewasa (double) bakalan suka Maghrib 😀

    Reply

  21. dua2 sama bagus, transisi dari terang ke gelap dan sebaliknya, kata orang ini waktu2 mistis 😀
    tapi saya sukanya kalau malem liat bulan, bulan sabit, bulan purnama sama cantiknya, apalagi liatnya ditemani satu bintang yang paling bersinar di muka bumi ini, suamiku hahaha #eaaaaaa

    Reply

  22. saya suka semua, subuh maupun senja 😀 dan itu waktu-waktu yang susah untuk beribadah, kecuali untuk orang-orang yang sudah biasa 😀

    Reply

  23. Saya suka kedua waktu itu … keduanya punya kesan tersendiri … tapi saya lebih senang subuh, karena ada semangat buat mewujudkan mimpi-mimpi … sebaliknya, saat senja, saya siap menyambut mimpi-mimpi baru 😀

    Reply

  24. Subhanallah keren mas Asoppp…dua-duanyya enak..soalnya subuh and maghrib adalah waktu yang dianjurkan buat membaca AL Matsurat

    Keep blogwalking

    Salam kenall

    Cak Pimen

    Reply

  25. klotek-klotek,,
    permisi mas2 mbak2,, salam kenal orang baru pengen gabung nih,,,
    Jempol buat anda mas admin untuk puisinya,, manteb deh,, semangat pagi.

    Reply

  26. Asooooopppppppppppppppp….how are youuu???kangen neh baca sluruh notes mu yang tertinggal tak terbaca akhir-akhir ini, tapi apa daya kocek tak sampai….hahahhaa

    *aku suka senja dan subuh, tapi lebih suka senja Sop…. bikin aQ ngantuk….hahahaha *

    Reply

  27. mengenai senja, gak juga atuh kang Asop ….
    kalo bagi saya itu menuju ketenangan dan damai
    kalau kuliah pagi mah siap menyambut materi dan segala macam itulah belum lagi dapat tugas
    hahahaha
    😀

    Tapi suka ibarat subuhnya—>> mantap—>>keren

    eh eh …link udah terpasang 😉 coba cek ya…hehehe
    tukar link ya kang… :P*padahal seumuran 😛

    Reply

    1. Iya nih, kita ‘kan beda setahun, udah gak usah pake “kang” deh…

      Oke, gak masalah, kamu punya alasan tersendiri.
      Bagi saya, senja itu kelam.

      Reply

  28. Ketika tempat kerja masih jauh menikmati Shubuh adalah sebuah kebiasaan … sekarang terkadang Shubuh harus terlewati … 😦

    Reply

  29. kalo saya sampai kelewatan subuh, seharian bisa nggak punya semangat! jadi saya suka subuuh 😀
    saking cintanya saya nungguin subuh dari jam 3… nggak bs tidur lagi soalnya. hehehe

    Reply

  30. wah, lama gak mampir, udah nulis puisi-puisian aja yak x))
    saya suka senja, kenapa? gak tau… suka aja 😀

    Reply

  31. aku suka keduanya Sop, baik subuh maupun senja
    subuh selalu membuatku berfikir utk selalu bersyukur krn masih bisa menikmati subuh
    senja pun membuatku tetap juga bersyukur, karena senja datang utk kembali membimbingku pd Sang Khalik
    salam

    Reply

  32. suka dua-duanya. kalau saja saya punya banyak waktu untuk benar-benar menikmatinya..
    bangun di subuh, buka jendela kamar, dan menghirup udara pagi itu rasanya mungkin seperti surga dunia. bayangkan juga, bisa menikmati matahari pelan-pelan turun pas senja hari. dulu saya suka menonton timing itu dari lantai 26 kantor lama dan menikmati keadaan di atas langit. sungguh indah.
    coba aja sop, kalau bisa berhenti dari aktivitas dan sekejap ambil waktu untuk menikmati keadaan sekitar. kita pasti bisa belajar mensyukuri nikmat Tuhan, apapun ituu.. betapa Tuhan Maha Kuasa.

    Reply

  33. semenjak di Bogor saya jatuh cinta sama matahari terbit.. apalagi setiap berangkat kuliah pagi2 ketemu pemandangan Gunung Salak yang beda2 🙂

    Reply

  34. Aku lebih suka senja. Karena jingga-nya senja itu jingga terindah menurutku,
    sangat berbeda dengan pagi hari, saat semakin lama memandang sang mentari, bukan nyaman yang didapat, melainkan silau karena cahayanya yang makin kuat 😀

    Reply

  35. saya suka dengan dua – dua nya…
    saya suka shubuh dengan ketenangannya…
    saya suka shubuh dengan kesejukannya yang membawa tentram
    shubuh dengan semangat pagi, harapan baru untuk hari itu..

    saya suka senja dengan langitnya yang menawan…
    saya suka senja dengan langitnya yang kemerah – merahan
    saat menatap langit sanja, membuat saya tak henti – hentinya menyanjung kebesaran Nya…
    takjub, menawan, indah itulah yang suka dari senja…

    Reply

Leave a reply to catatan kecilku Cancel reply