Belajar OpenOffice

Saya benar-benar ingin bisa lepas dari Microsoft Office, sebagai pengguna Mac. Apa pasal? Masalahnya, saat ini saya belum mampu —sekaligus belum mau— membeli installer orisinalnya. Terakhir kali saya tanya ke dealer resmi Apple di Bandung, sekitar tahun 2009 akhir, harga installer orisinal Microsoft Office 2008 for Mac adalah 2 juta rupiah. 😯  Seandainya saya mampu, saya beli itu Microsoft Office tanpa pikir panjang. 👿  Jadi, daripada saya memakai versi bajakannya, setelah saya pikir-pikir lamaaaa sekali sehingga baru sekarang saya sadar, mending jangan pakai saja sekalian. Alternatifnya, saya gunakan OpenOffice, sebuah aplikasi Office Suite1 yang bersumber terbuka (open source). 🙂

Sebagai pengolah teks (sejenis dengan Word™), ada Writer. Sebagai pengganti Excel™ ada Calc, dan sebagai padanan Powerpoint™ ada Impress. Nggak cuma itu, ada juga Draw, Base, dan Math, berturut-turut sebagai aplikasi pembuat diagram dan ilustrasi 3D, aplikasi pengolah basis data, dan aplikasi untuk membuat persamaan matematika sekaligus grafiknya. 🙂  Lihat semua keterangan mengenai paket produk mereka di situs ini. 🙂

Tampilan utama OpenOffice, sederhana ya. Klik gambar untuk melihat ukuran asli.

Karena itulah, saya sekarang sedang belajar supaya bisa mahir dan terbiasa menggunakan OpenOffice. Saya sampai bela-belain beli dua buku panduannya. :mrgreen:

Saya belum menemukan buku panduan untuk Calc, aplikasi spreadsheet

Saya Masih Pakai Microsoft Office…

Jujur saja, saat ini di Mac saya masih ter-install Microsoft Office for Mac versi bajakan. Saya akui, selama ini (sejak punya Macbook tahun 2009 awal) saya kuliah dan bekerja memakai Microsoft Office. Inilah efek samping sebagai pengguna dua sistem operasi sekaligus, saya rasa. Kebiasaan bawaan dari Window$ masih terbawa sampai ke Mac. Dan, nggak enaknya bajakan adalah saya nggak bisa menikmati layanan update rutin dari Microsoft. Kalau sampai saya update, bisa-bisa ketahuan oleh pihak sana bahwa aplikasi yang saya pakai ini bajakan dan akhirnya disuruh uninstall. Merepotkan. 😐

iWork Sebagai Bundel Bawaan

Sebenarnya, dalam bundel pembelian Macbook dan iMac, sudah termasuk aplikasi Office Suite buatan Apple, yaitu iWork. Ini aplikasi keren banget, saya yakin kalau sudah menguasai iWork ini, nggak bakalan lagi mau menyentuh Microsoft Office™ atau bahkan OpenOffice™. 😆  *lebay*

Kunjungi situs web iWork, ya.

Lagi-lagi, alasan yang membuat saya belum terbiasa menggunakan iWork adalah karena lingkungan sekitar saya yang tidak Mac-friendly. :mrgreen:  Lingkungan kuliah dan kerja di sekitar saya kebanyakan memakai sistem operasi Window$, jadi sulit untuk saling menyesuaikan kalau saya menggunakan iWork. Akhirnya, saya yang menyesuaikan diri —dengan cara memakai Microsoft Office—, karena saya minoritas.

Akhir Kata…

Semoga saya bisa mahir dan terbiasa menggunakan OpenOffice ya. :mrgreen:

Sekadar ingin tahu, narablog sekalian yang menggunakan Linux, pakai apa sih, untuk aplikasi Office semacam ini? 🙂  Pastinya, Mas Cahya, Bang Rangga, Mas Iskandaria, dan Mas Pandu “Tuxlin” bisa menjawabnya. 😀

Untuk Bang Keven dan Mas Is “Intikali”, sebagai pemakai Mac, apa aplikasi Office Suite yang kalian gunakan? 😀

******

1Tahu apa itu Office Suite? Itu lho, sekumpulan aplikasi atau program untuk pekerjaan kantoran sehari-hari, seperti Microsoft Office. Jadi isinya itu ya minimal aplikasi pengolah kata (word processing), pembukuan (spreadsheet), dan presentasi (presentation).

———————————————————————————————————————————————————–

Foto pertama adalah hasil jepretan saya sendiri, dan cuplikan gambar layar utama OpenOffice adalah hasil snapshot saya sendiri. Gambar lainnya saya comot dari situ, dari sini dan sini. Seluruh terbitan ini beserta gambar-gambarnya sangat dilindungi, jadi sertakan alamat tautan dan nama pemilik blog jika ingin menggunakan sebagian ataupun seluruh bagian terbitan ini.

168 Comments

  1. Mas Asop, saya ndak menggunakan Open Office, karena Oracle sibuk perang dengan Google, pengembangannya jadi rada terbengkalai. Saya lebih memilih Libre Office, mungkin tersedia juga untuk Mac OS, saya menggunakannya di Linux dan Windows.

    Reply

      1. Yang, karena inti pemprogramannya kan sama persis Mas Asop, hanya saja pengembangnya yang beda. Open Office oleh perusahaan Oracle, sedangkan Libre Office oleh komunitasnya 🙂

        Reply

      2. Mas Asop, saya pake Ms Office 2011, beli di dealer resmi Apple kemarin memang harganya 2jutaan tapi untuk 3 lisensi kan, ada yang versi pelajar juga.

        Saya dapat murah Rp 700rb, karena ada kebijakan dari toko untuk membagi lisensi-nya. Tapi CD installer-nya memang tidak dikasih. Baru akan dikasih setelah ke-3 lisensinya terjual semua.
        Jadi lumayan.. nggak perlu membajak..

        Reply

    1. Huahahaha, memang gak bisa dipungkiri, banyak juga aplikasi yang saya pakai adalah bajakan. Tapi saya gak ingin Mac saya terkotori oleh bajakan.

      Reply

  2. dulu aku pernah coba pake openoffice, waktu masih versi pertama. itu juga dapetnya dari cd bonus majalah komputer. penggunaannya menurutku cukup mudah, apalagi openoffice juga gratis. dia juga mendukung format dokumen yang bisa dibuka di msWord. kalo sekarang pasti openoffice udah banyak perkembangan yah…

    Reply

  3. Lihat open office kok saya ingat pada waktu dulu di warnet yo Kang Asop.. pingin ngetik tapi bingung nyari microsoft wordnya.. mau nanya operator malu.. eh dilalah ternyata open office sama fungsine dengan MS Word 🙂

    Reply

  4. hmmm kenapa klo nulis Windows, “s”nya pake $ gitu sih bang ?
    ak mah pake yang ada aja dulu deh, belum kepikiran untuk belajar yang baru dan kalau dipikir2 ak malah jarang pake microsoft office gitu, nah laptopku buat apaan dong ya ?

    eh ak baru tau kalau abang kerja 😀

    Reply

    1. Hehe, alasanku nulis pake dolar hanya karena aku sekarang pengguna Mac. Jadi pengen aja gitu nulis begitu.

      Lho terus kamu kalo ngerjain tugas yang mesti diketik kayak essai atau makalah, pakai apa? 😛

      Ehem *batuk* jangan kaget dong ah kalo aku udah kerja. 😀 Meskipun hanya asisten freelance dan aku juga belom lulus sih… :mrgreen:

      Reply

  5. Open Office itu bagus. Aku pernah pakai itu di Ms Windows XP (Baik Home Edition atau Professional Edition, original dua-duanya 😎 ). Juga di Linux, baik Ubuntu atau BlankOn. Maklum, di kamar laptop dua (jadul sih, Toshiba Satellite M35 sama Acer Aspire 4736) dan 2 PC rakitan dengan spek lumayan mantap. Jadi bisa ngoprek puas-puas, termasuk nyicipin berbagai OS dan aplikasi.

    Cuma belakangan memang Open Office ini ada skandal *halah, bahasaku*. Jadi alternatif lain ya Libre Office. Kalau untuk ngetik doang, pakai AbiWords juga udah lumayan kok. 🙂

    Reply

  6. Inilah alasan mengapa aku nggak mau lepas dari Windows, hehe. Repot penyesuaiannya. Banyak sekali software (nggak cuma untuk ngetik saja, karena untuk ngetik pun aku pakai Office dan LaTeX; tapi juga software untuk simulasi dan sebagainya) yang aku pakai yang sudah biasa aku jalankan dengan Windows. Kalau ganti operator, harus mulai dari nol lagi deh, “buang-buang waktu” lah ya, hehe. Waktu yang bisa dipakai untuk menjalankan simulasi atau mengetik sesuatu jadi terpakai untuk penyesuaian diri, hehe 🙂

    Begitulah pertimbangan saya 😛

    Reply

  7. jujur, sebenernya ane nginstall Microsoft Office Mac itu ga terlalu berguna sop
    maklum lah, ane kan sudah jarang lagi bikin2 proposal gitu (cz kalo ga pake, nanti format tulisannya berantakan kalo dibuka di selain Microsoft Office)
    kalo hanya untuk kepentingan ketik mengetik mah, saya malah lebih sering menggunakan TextEdit bawaan Mac sendiri
    di sisi lain, saya lebih sering ngetik buat coding pemrograman, jadi ga dipake tuh Microsoft Office-nya, cuma mejeng aja di folder Aplikasi buat jaga2 kalo butuh nanti 😛

    Reply

  8. Ah, kita-kita mah udah kagak pakai OpenOffice lagi, Bung. Udah gak begitu open, tuh. Kita-kita mah pakainya LibreOffice. Benar-benar open and free. Libre! 😀

    Tapi memang kalau sudah terbiasa dengan MS Office, agak susah berpindah ke lain hati.

    Reply

  9. sudah lama juga saya pingin belajar linux, tapi sampai sekarang nggak kesampaian. Menurut temen, dengan linux banyak kelebihannya. nggap pake ribet, tapi kapan ya… ada waktu luang untuk belajar.

    Reply

  10. Mas Asop, pake LibreOffice aja, ini hasil fork dari OpenOffice, pengembangnya pun sama 🙂 cuma dibawah payung TDF (The Document Fundation). Btw saya juga udah nyoba iWork, emang mantaaafff!! terutama Keynote, bner2 kesengsem 😀 sayang saya cuma pake netbook, so hackintoshnya gak bertenaga 😦

    Reply

  11. Saya sempat nyoba pakai openOffice dulu. Tapi sekarang saya milih Libre Office aja. Di sejumlah distro Linux, openOffice sudah bukan aplikasi default lagi (sudah diganti oleh Libre Office). Kelebihan menggguanakn Libre Office maupun openOffice yaitu karena keduanya mendukung format dokumen terbuka alias format office standar. Nah, kalau MS Word, dia masih egois dengan format doc dan doc.x-nya 😦 Dia nggak bisa membuka dokumen office yang berformat terbuka/standar kayak .odt atau ODF.

    Reply

  12. Aku dulu sempat memakai open office, tapi nggak lama, karna masih ‘termanja’ dengan Microsoft Office akhirnya kembali lagi ke Microsoft Office. 🙂

    Reply

      1. pas aku kuliah terakhir, kampusku pake microsoft office. Karna pemerintahnya ketat untuk urusan software-legal, jadi ada subsidi untuk pelajar (beberapa software dan anti-virus), jadi mau nggak mau musti beli yang asli. 🙂

        Reply

          1. di Amrik, tapi jangan harap harganya murah kaya yang dijual di univ di Indo yah… (krn aku denger di IPB Microsoft office harganya dibawah lima ratus ribu) Kalo di sana harganya Microsoft office buat mahasiswa tetep mahal (buat orang Indo macem aku) sekitar diatas 80-100 dollar lebih hehehehehe…

  13. Anak sulung saya pengguna Linux, walau untuk keperluan kantornya dia menggunakan microsoft.
    Saya sendiri sebetulnya ingin belajar linux, cuma belu sempat (atau malas ya?)

    Reply

  14. Wah, salut buat yang bela-belain beli buku panduan biar bisa mahir open office. Kalau saya sendiri sampe sekarang masih ketergantungan ma ms office soalnya males adaptasi ma program office lainnya 😆

    Reply

  15. Saya pernah nyoba tahun 2010 yang lalu ketika kuliah di Ausi, tapi karena file-file dokumen sebelumnya menggunakan ms office jadi terasa agak repot. Ketika kembali ke Indonesia kembali lagi ke ms office 🙂

    Reply

  16. saya masih setia sama windows sob, pernah nyoba pake open office juga tapi gak tau kenapa lebih nyaman pake Mc office sampe sekarang 😀 selain itu saya bukan penggunak office sejati, hanya sekali-sekali saja, ^_^

    Reply

  17. MS. Office masih setia, belajar open office sambil lalu
    kebanyakan pengguna di tempat saya ms oppice sih, kasian kalau ganti apps apalagi OS, bisa-bisa kalau ada yang pinjem perangkat bukan lagi pinjem, tapi malah harus ngetikin sihc

    Reply

  18. saya pake open office di kantor, karena bawaan pc emang linux
    seperti yang lainnya, aplikasi kayak gitu mah emang cuma butuh kebiasaan, kalo udah biasa mah, nyaman aja makenya
    walopun menurutku untuk fasilitas lebih lengkapan microsoft office ^^
    dua hari yg lalu baru di instalin windows, karena kebetulan program keuangan yg baru cuma bisa di pakai di windows, malah kagok pake excelnya =)
    nah dilemanya excel ga bisa di pake buat buka file .csv hasil dokumen program keuangan yg lama, yg masih di pakai, terpaksa mesti download open office juga buat bukanya =)
    eh iya, open office spreadsheet ga bisa di pake buat buka file .xlsx keluaran office 2010 lho, ga tau klo versi terbarunya ^^a

    Reply

  19. sop.. aku pernah make mac 2 bulan pas minjem dr bag kemaren *udah pernah ditulis di blog* ya ampunn.. rasanya kesiksa banget.. beda bangetvyak ternyata.. satu2nya yg aku bisa adalah pake browsernya.. itu juga karena kepepet mau ngeblog terus.. ya akhirnya sedikit bisa deh.. jadi aku berfikir.. kalau kepepet semua di app nya mungkin aku juga bisa pake seleruh app nya yak.. hehehehe..

    sekarang beli laptop baru.. dan pilihan aku jatuh ke samsung!! aahh gak tau kenapa lagi suka bangey sama samsung.. ntar mau beli LED samsung juga… hehehe..

    tapi soal apple aku masih tertarik dengan iphone.. ntar klo udah bosan dengan SGS2 rencananya target aku beli iphone.. hahaha..

    Reply

    1. Hehehe… Sama kesiksa ini :mrgreen:

      Satu sisi, Mac-nya Apple itu mau memudahkan end-user sih benarnya. Tapi kalau mau coba-coba berbagai hal kayak di PC/Laptop, susah. iPhone juga begitu. Powerfull cuma kalau di-jailbreak, kalau standard bawaan pabrik, ya standard banget. Aku pakai iPhone 3S udah cukup puas lah, itu pun karena di-jailbreak :mrgreen:

      Reply

  20. Rerata di beberapa open source, mereka sekarang sudah mengganti Open Office dengan Libre Office, tidak tahu mengapa. Mungkin lebih baik atau mungkin produk yang sama dengan baju yang berbeda.

    Apakah sudah ada Libre Office di Mac?

    Btw, itu Macbook atau iMac ya?

    Reply

    1. Wah, sudah pasti ada dong, LibreOffice. 🙂
      Dan saya sudah meng-install-nya. 😀
      Syukurlah, tampilan Open dan Libre gak beda, jadi dua buku saya ini masih berguna.

      Reply

  21. wahh.. ini nih… Mac itu masih langka di sini, sejauh yang saya tau. kemarin ada temen yang punya problem dengan si mac gak bisa mbantu, malah nongkrong saja terbenggalai.. hehe..
    aku juga dulu pake open office di kantor, sebelum kenal baik dengan ms office. tapi ya begitu, sepertinya lebih mudah ms office untuk dipelajari daripada open office. tapi dulu leader ku ngotot enakan pake open office, ya akhirnya ngikut saja, walaupun penggunaannya hanya untuk ngetik saja.. 😀
    kaskus tuh di kantornya pake produk apple semua yah? canggih 😀
    jadi pngen.. 😀

    Reply

  22. Mas Asop, saya pengguna 2 OS, Linux 8.04 dan MS XP. Setiap OS pasti ada kelebihan dan kekurangannya.. Untuk orang Indonesia yang masih MS user memang agak susah untuk menggunakan OpenOffice, tapi sebenarnya OpenOffice lebih aman karena data2nya tidak akan mudah dimasuki virus, jadi tidak akan hilang begitu saja 🙂

    Reply

      1. Iya, kadang2 jadi suka hilang sendiri atau susah dibuka. Jadi saya memkasimalkan 2 OS ini sbb: Linux untuk ngerjain tugas dan data penting, MS untuk entertainment 🙂
        Lagipula belajar OpenOffice ga susah kok… Kan polanya sudah sama dengan MS Office, bahasanya aja yang berbeda. Justru saya lebih seneng pake OpenOffice mas, hehehe 😀

        Reply

        1. Hebat, saya pengen nanti suatu ketika saya bilang “enakan OpenOffice”. 😀

          Iya ya, tampilan Libre/Open gak jauh beda ama MS OFfice 2003. 🙂

          Reply

  23. kak Asop aku baru pindah loh sekarang udah tobat ngga pake ‘jendela’ lagi hehehe, sekarang lagi pake Ubuntu trus ngetik2nya jd pake Libre Office, sebenernya kalo udah menguasai Ms. word pake App apa aja tinggal penyesuaian sedikit koq..

    moga cepet handal ya kak… biar ribet yg penting halal jgn pake bajakan hehehe ngga berkah ilmunya 😀 salaaaaam ^_^

    Reply

    1. Hohoho nice try! Toss dulu!

      Iya ya, lagian tampilan LibreOffice gak jauh beda ama MS Office 2003 ‘kan? 🙂

      Aamiin! Makasih doa dan dukungan Enno! 😀

      Reply

  24. Dulu aku juga menggunakan MS Office bajakan mas, long time ago. Sekarang menggunakan yang asli tapi dilaptop invetaris kantor.
    Kalau dirumah, aku menggunakan Libre Office.

    Reply

  25. belinya sokongan ajaaa sama pemakai mac yg laen. klo gasalah microsoft office for mac itu bisa buat 3 kali install jadi sokongannya bertiga.hihihi

    Reply

  26. iWork, apalagi yang Keynote emang keren. Tapi yaa kalo buat sharing emang susah 🙂 Saya udah lama sekali nyoba OpenOffice dan tidak puas. Jadi saya akan lebih milih beli yang asli nanti kalau bajakan sudah susah diperoleh ^_^

    Reply

  27. Saya sendiri selalu membiasakan mengunakan open office untuk menulis surat (text), kolom (spreadsheet) maupun presentasi meskipun ada microsoft office di kantor. Malah keunggulan open office (menurutku) dia bisa di save menggunakan microsoft atau open office dan open office bisa membaca file microsoft tapi microsoft tidak bisa membaca file open office 😆

    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    Reply

  28. wah sudah mulai memikirkan opensource 😆 … niat lagi membeli versi cetaknya 😀 kan ada versi pdf dan bisa di baca di ipad kamu sop 😀 …

    masak sih microsoft office “hanya” 2 juta? kan kalau liat di website applenya itu harganya 800 dollar-an kalau engga salah? … ini yang versi student yah?

    selamat menikmati opensource 😀

    Reply

    1. Gak bisa Bang, iPad dipake adik saya, dan saya gak mau belajar lagi cara menggunakannya…

      Ini MS Office yang 2008 Bang, kalo yang baru, emang mahal.

      Reply

    1. Iya, kata narablog lain juga begitu, mending Libre aja ketimbang Open, karena yang duluan ada itu Libre, dan pengembangan Libre masih berlanjut sampe sekarang.

      Reply

  29. Malu mengakui, tapi untuk laptop pribadi saya masih pakai MS Office bajakan 😦
    Dulu pernah nyoba Open Office, tapi fiturnya tak selengkap MS Office.

    Reply

  30. ahahah klo saya sih install dua duanya, kadang ada juga yang kirim dokumen dengan format odt, ada satu kelebihan openoffice, mungkin juga gak banyak orang yang tahu. klo kita password dokumen format ms office, klo lupa password sudah sial gak akan bisa buka, tapi dengan openoffice hahaha langsung kebuka tanpa password apapun. tapi saya blom coba utk format docx ato xlsx sih,,,

    Reply

  31. ih! aku bete pake open office di kantor, suka berubah gitu kalo kita kirim file ke orang lain, berantakan semua format surat2 akuu.. untung akhirnya khusus PC aku dibolehin sama kantor untuk di install MOffice, hehhehe… Sang Sekretaris yang berjayaaa! hohohoh!

    Reply

  32. saya udah coba pake open office tapi ya itu, buat saya open office masih belum mendukung kerjaan. border dimana, shape dimana, banyakan yang ‘lari-lari’ deh. akhirnya karena saya masih stay pake linux distro ubuntu, saya install wine utk buka microsoft office di linux, hehe..

    Reply

  33. Saya pakai LibreOffice mas, lebih bagus dalam artian, saya coba bolak balik nge-save pakai doc dan buka di linux, buka di windows, buka di linux lagi, dst tampilannya ga banyak berubah. Dulu kalau pakai Open Office suka ‘kacau’ tampilannya.

    Reply

Leave a reply to Asop Cancel reply