Tentang Hobi Saya: Diecast Mobil-mobilan

Wahai kawan narablog-ku sekalian, siapa yang dulu waktu masih kecil suka mainan mobil-mobilan? >:D   saya yang ngacung

Atau siapa yang sampai saat ini, detik ini, di usia dewasa, masih suka bermain mobil-mobilan? :mrgreen: Saya yakin pasti banyak deh. Entah itu kalian wanita atau pria, pasti ada (dan bahkan banyak) yang suka mobil-mobilan. Saya tahu beberapa wanita di Instagram, mereka adalah kolektor diecast Hotwheels. Dan mereka bukan sembarang kolektor. Koleksi mereka sudah buanyaaak sekali. Mereka layak disebut sebagai kolektor hardcore, fanatik, atau garis keras. Hahahaha  >:D  Koleksi saya mah apa atuh, sebagai pemula nggak ada apa-apanya. :mrgreen:

Saya cuma tahu satu orang kawan narablog yang suka diecast mobil, yaitu Mas Nanang Rusmana. 🙂  Saya pun baru tahu kalau Mas Nanang ternyata kolektor mobil-mobilan Tomica baru-baru ini di bagian komentar posting-an saya kemarin. 😉  Beliau sudah jauuuuh lebih lama memulai koleksi, sudah mulai sejak saya baru lahir, tahun 1990. :mrgreen: Bisa dibayangkan betapa susahnya dulu tahun segitu mencari mainan merek Tomica atau Takara Tomy. Lain dulu lain sekarang. Kalau sekarang, mendapatkan mainan Tomica sangat mudah. Sudah ada banyak toko daring di Bukalapak atau Tokopedia. Lalu di toko-toko mainan seperti Toys City, Toys Kingdom, Toys ‘R Us, dan bahkan di Department Store Matahari atau Yogya sekalipun sudah mudah ditemukan.  🙂

Seperti kata Mas Nanang, bahwa para kolektor diecast mendapatkan kenikmatan saat proses hunting-nya, proses berburu bendanya. Semakin langka dan sulit, akan makin seru perburuan mereka. Apalagi kalau berhasil mendapatkan apa yang diinginkan, bahagia dan nikmatnya tiada terkira seperti makan eskrim Haagen-Dazs. 😉

Apa sih diecast itu?

Mainan diecast (atau die-cast kalau tulisan bakunya) adalah istilah untuk mainan yang dibuat dengan metode die casting. Kata die di sini artinya bukan “mati”, tapi kata benda, yang artinya “cetakan”. Sedangkan kata cast atau casting di sini berarti “menuang”. Proses pembuatannya kira-kira sama seperti saat membuat kue bolu atau kue pie. Adonan dituang ke dalam loyang cetakan, dan nanti kuenya akan berbentuk seperti cetakannya. 😀 Bedanya, mainan diecast ini “adonannya” adalah logam campuran (atau istilah lainnya adalah alloy).

Logam campurannya terdiri dari apa saja? Mayoritas terdiri dari Zinc (seng), dengan sedikit campuran Aluminium, Magnesium, dan Tembaga (copper). Bahan ini biasa disebut ZAMAC, singkatan dari empat bahan tersebut dalam Bahasa Inggris. 🙂

Kita bisa menyebut semua mainan yang terbuat dari logam sebagai mainan diecast. Mulai dari mainan mobil-mobilan, bus, truk, kereta api, dan pesawat, itu semua mainan diecast—selama bahan utamanya adalah logam. Mainan diecast nggak harus full logam, karena bisa saja dia diberi tambahan plastik atau karet sebagai tambahan tingkat kedetailannya. 🙂  Kalau di mobil-mobilan, bahan plastik bisa jadi ban, kaca, atau interiornya. Untuk mainan dengan grade yang lebih bagus, ban-nya terbuat dari karet.

View this post on Instagram

Saya semata-mata membeli ini hanya karena saya suka Porsche 911. Ini mobil sport 2 pintu Porsche yg paling terkenal. Model pertama dibuat tahun 1963, dan terus diproduksi hingga sekarang. 911 pernah memenangi lomba ketahanan Le Mans 24 jam tahun 1979, dan masih di dekade yg sama, 911 memenangi berbagai macam kejuaraan balap mobil. Khusus untuk model 911 GT2 ini, produksi terakhir adalah tahun 2012. Mesinnya ternyata berdasarkan mesin 911 Turbo, yang memakai twin-turbocharge. Kapasitas mesinnya 3,6 L dan maksimal bisa mencapai 530 hp (tenaga kuda/horse power). Wow. Bisa dibayangkan berapa top speed-nya dan berapa detik waktu yg dibutuhkannya untuk mencapai kecepatan dari 0 – 100 km/jam. 🙂 911 sejak dulu selalu menaruh mesin di belakang, atau nama kerennya model ini adalah model RR (rear engine, rear-wheel drive). Apa itu RR? Maksudnya, letak mesinnya di belakang, dan roda penggeraknya pun di belakang. Jadi iya, memang ini 2WD (2-wheel drive). 🙂 Berkat layout RR inilah, berat 911 bisa lebih ringan karena nggak membutuhkan as kardan (driveshaft) dan bentuk mobil bisa lebih kompak dan bisa didesain lebih kecil. Karena mesin di belakang, poros gravitasi mobil jadi lebih berat di belakang, sehingga saat akselerasi, traksi ban belakang jadi lebih mantap dan tentunya akselerasi lebih sip. 😀 Saat pengereman juga lebih unggul. Waktu dan jarak yg dibutuhkan untuk berhenti lebih sedikit daripada mobil FR (front engine, rear-wheel drive) dan juga 4WD. . . .
#maisto #diecast #LenovoS820 #toys #toysphotography #toyphotography #mainan #maistoToys #Maistocollection #Maistopics #Maistodaily #MaistoIndonesia #MaistoCustomShop #diecastphotography #diecastcars #diecastIndonesia #diecast_daily #diecastCollection #diecastPics #LenovoID #LenovoIndonesia #diecastmobil #diecastCollector #kolpri #koleksiHotwheels #koleksidiecast #HotwheelsIndonesia #HotwheelsJakarta #HotwheelsBandung #HotwheelsSurabaya

A post shared by Febriasop (@asopusitemus) on

Kalau kamu mengoleksi apa saja, Sop?

Menjawab pertanyaan di atas, saya jelaskan di sini bahwa saya adalah penggemar mobil pabrikan Jepang. Kalau istilah kerennya sih JDM atau Japanese Domestic Market (beberapa ada yang mengartikan “Model”). Istilah itu berarti mobil yang dibuat khusus untuk pasar Jepang dan sesuai dengan aturan Jepang. Jadi, saya saat ini sedang fokus mengoleksi mobil dengan merek dari Jepang, seperti Honda, Toyota, Nissan, Mazda, Subaru, Suzuki, dan juga mobil buatan anak perusahaan mereka seperti Acura, Lexus, Infiniti, Nismo, dan masih banyak lagi. 😀 Saya juga nggak terfokus mengoleksi merek Hot Wheels saja. Saya nggak pilih-pilih merek mainan asalkan bentuknya bagus, sesuai dengan kenyataan, dan detail. 🙂

Oh iya, dan saya punya ketertarikan khusus pada mobil Porsche 911. Hanya itu saja. 🙂 Mobil sport tersukses sepanjang masa buatan Porsche itu sungguh luar biasa. Enak dipandang, dan spesifikasi mesinnya pun nggak pernah kalah. 😉

Kisah Hobimu ini seperti apa?

Saya—sebagaimana anak laki-laki mayoritas—suka sama mobil-mobilan sejak kecil. Dulu waktu masih TK dan SD—selain mainan lainnya seperti lego, balok kayu, dan orang-orangan, saya suka main mobil-mobilan sama adik saya di rumah. Bukan mainan mobil radio kontrol (RC), tapi mainan diecast biasa. Saya memainkannya dengan duduk di lantai, mendorong mobilnya sambil menggumamkan “BRUUUMMM BRRUMMM”. :mrgreen: Mobilnya saya bayangkan melakukan drift—atau dulu saya sebutnya ngepot—sambil saya bergumam “CIIIIITT CKIIITTTTT” menirukan suara ban berdecit bergesekan dengan aspal. 😆 Kadang mobilnya saya lepaskan dari tangan, saya dorong jauh-jauh sampai tubrukan dengan mobil yang dipegang adik saya.  *indahnya masa kecil*

Begitu masuk SD kelas 5 dan 6, saya mulai meninggalkan mobil-mobilan. Saya beralih ke dunia konsol game. Saat itu saya hanya punya Play Station (PSX) dan Super Nintendo (SNES). Saya benar-benar meninggalkan mobil-mobilan saat SMP, karena saat itu saya full bermain game di PSX. Saat itu dunia bermain saya hanya game dan saya mulai suka membaca buku di perpustakaan sekolah. Di masa SMP itu saya mulai membaca cerita “Si Jamin dan Si Johan” karya Merari Siregar di perpustakaan sekolah dan saya membeli buku The Lord of The Ring: The Fellowship of The Ring karya J.R.R. Tolkien setelah saya menonton film-nya di bioskop. 😀 Percaya atau tidak, saat SMP itulah saya selesai membaca trilogi The Lord of The Ring (tentu saja versi terjemahannya) dan mulai membaca Harry Potter. :mrgreen:

Nah, baru saat SMA, saya mulai tertarik kembali ke mobil-mobilan, karena saat itu sekitar tahun 2004-2005, game untuk konsol PSX mulai berkurang karena saat itu game lebih banyak muncul untuk konsol Play Station 2 (PS2). Ditambah lagi saya nggak punya PS2. Jadi, sampai saat itu, saya dan adik saya hanya pernah memainkan PSX dan SNES. Sayapun baru punya komputer desktop pribadi sekitar pertengahan tahun 2005. Kami punya sih komputer desktop sejak lama, tapi itu milik ibu saya. Dan itupun spesifikasinya teramat jadul. XD Nggak bisa dibuat bermain game. 😆

Jadi, untuk mengisi kekosongan aktivitas nge-game antara tahun 2004 dan 2006 itu, kadang-kadang saya membeli mobil-mobilan Hot Wheels setiap pulang sekolah. Rute pulang sekolah saya melewati Supermarket Hero, dan di sanalah saya membelinya. 😀 Tapi dasar memang saya nakal atau memang mungkin dulu ibu saya nggak mengijinkan kegiatan koleksi mobil ini, saya membeli Hot Wheels diam-diam tanpa sepengetahuan ibu saya. 😆  Jadi setiap minggu saya sisihkan uang jajan saya untuk membeli Hot Wheels, dan begitu sampai rumah saya simpan di dalam laci meja belajar saya. Entah kenapa dulu saya nggak mau kegiatan ini ketahuan.

Saya yakin, sampai saya kuliah ke Bandung tahun 2006 pun ibu saya masih belum tahu hobi saya itu. Mungkin ibu saya baru tahu tumpukan mobil-mobilan tersebut setelah saya di Bandung dan beliau membersihkan meja belajar saya. :mrgreen: Tapi hingga saat ini saya sama sekali nggak pernah dimarahi beliau. Hehehe~~ XD  *mungkin akhirnya beliau merestui hobi saya*

20151124205101

Koleksi saya saat ini cuman segini.

Saat kuliah S1 hingga tahun ini, hobi saya itu terlupakan. Saya lebih suka membaca buku dan bermain game komputer, dan juga ngeblog. 😆 Hobi koleksi diecast ini baru muncul lagi tahun ini, ketika saya mulai membaca kembali komik “Restore Garage 251” karya Ryuji Tsugihara. Saya mulai suka sama mobil lama buatan Jepang, dan saya mulai membeli seri mobil lama (Tomica Limited Vintage Neo) dari Tomytec. Harganya yang mahal membuat saya cuman punya tiga buah sampai saat ini. Dan untuk melampiaskannya, saya malah membeli Hot Wheels yang relatif lebih murah. 😀

Nah, pada akhirnya saya memulai kembali hobi koleksi ini dari awal karena satu alasan yang membuat semua koleksi Hot Wheels saya di Surabaya menghilang. :mrgreen:

20151124212315

*******

Seperti pada tulisan saya mengenai filateli kemarin—kata teman saya kolektor prangko, bahwa hobi itu haruslah menyenangkan dan harus bisa kita nikmati. Hobi itu jangan membuat susah. Kalau sampai membuat susah, artinya ada yang salah dengan hobi kita, atau ada yang salah dengan diri kita. 😀  Hobi itu ada untuk membuat kita senang dan menikmati hidup. Seperti kata orang, life is about the little things. There are sooo many little things in this life that we should appreciate. So many simple pleasures that are often overlooked. Salah satunya adalah hobi. Hobi sederhana pun bisa membuat kita bahagia dan menikmati hidup lebih baik. 🙂

******

So, enjoy the little things ya kawan. 🙂 Dan bagi yang punya koleksi mobil-mobilan diecast seperti Tomica, Hot Wheels, atau Matchbox, boleh lah kita tukeran. 😆

———————————————————————————————————————————————————————

Foto mobil-mobilan di atas semua adalah hasil jepretan ponsel Asop. Seluruh terbitan ini sangat dilindungi oleh hak cipta, jadi sertakan alamat tautan dan nama pemilik blog jika ingin menggunakan sebagian ataupun seluruh bagian terbitan ini.

65 Comments

  1. Sedja juga suka koleksi mobil-mobilan gini Sop. Padahal cewek. Eh tapi, bahannya plastik sih bukan logam. Kalau yg hot wheels gitu pun adanya cuma 3. Karena di hyp*rmart kemarin sempat ada promo. Harganya jadi cuma 19rb heheheh…

    Reply

    1. Gapapa, cewek juga banyak kok yang suka mobil. 😀
      Yang beruntung itu kalo kami para kolektor bisa dapetin mobil langka dengan harga gantungan seperti di Hypermart atau Giant itu. 😀

      Reply

  2. Aku sampe skr juga masih suka beli diecast, apalagi kalo modelnya vintage gitu. Trus ntar kalo ada anak kecil maen ke rumah lgsg ribet ngumpetinnya….takut diminta T_T #pelit

    Reply

    1. Hahahaha samaaaa Mbak, dari dulu sampe sekarang, kalo ada keponakanku main ke rumah, itu mainanku, mulai dari lego, orang2an action figure, sampe mobil2an kami umpetin semua. 😆
      Kalo mainan mobil yang masih dibungkus kayak gini, nanti takut mereka koyak dan mereka lepas. 😆

      Reply

  3. Yeah… hidup memang harus dinikmati, salah satunya dengan hobi.
    Banyak orang kaya dunia menghabiskan duit miliaran rupiah demi sebuah hobi. Coba ada yang beli sepotong lukisan dengan harga ratusan miliar, demi memuaskan hobi, 🙂

    Reply

  4. Wuidih, ternyata sekarang hobinya melebar. Kirain cuma perangko sama lego aja.

    Dulu, adik saya suka banget koleksi diecast. Tapi makin dewasa, kok malah makin malas koleksi. Sampai akhir koleksi mobilnya dikasih ke tetangga atau saudara.

    Reply

      1. Buahaha, ini karena ngeklik linknya dari blog, dari feedly ga bisa komen. Jadi aja kepikirannya lagi blog walking ke teman baru #dikepret #gadianggaptemanlagi

        Reply

  5. Kakak sepupu ku jugaaaa suka banget ngumpulin diecast, dirumah nya ada banyak banget dan sebagian dijualin dan dituker gitu. Coba main ke ig @exkolpri mas dia jualin di situ hihihi 😀

    Reply

    1. Woooow makasih yaaaa udah ngasih tahu akun IG sepupumu. 😀 😀
      Aku sukaaaa 😀

      Eh tapi bujet buat belanja bulan ini udah habis. Bulan depan deh. 😉

      Reply

  6. Mas, hobimu banyak ya :hehe. Tapi saya belajar untuk bagaimana tekun menjalani dan iya, yang penting have fun :hehe. Soalnya kalau sudah have fun, bahagia, apa pun yang dilakukan pasti tidak akan jadi beban. Saya juga belajar dari tulisan ini kalau senang sesuatu itu jangan tanggung-tanggung, jangan cuma asal suka tapi tak tahu makna di dalamnya–saya kagum dengan penjelasanmu soal mobil itu, keren ya mekanismenya :hehe. Jadi semangat sendiri buat saya menggeluti hobi-hobi. Terima kasih!

    Reply

    1. Hehehe yah beginilah kita nasib kaum bujangan. Belom menikah jadi belom ada banyak tanggungan. 😆 Pelariannya ya hobi2 ini. XD
      Sama seperti prangko, saya nggak sembarangan mengoleksi diecast. Saya hanya mengoleksi diecast yang mobilnya beneran ada di dunia, bukan rekaan. Lalu sambil saya tilik sejarah di balik mobil itu, dan seperti apa sepsifikasinya. 🙂 Bahkan saya sampai mencari videonya di youtube, dan saya dengarkan suara mesinnya. Saya nikmati suaranya. Hehehe XD

      Reply

  7. Suamiku koleksi hotwheels.. Seabrek cobaaa.. Trutama yg replika mobil beneran.. sampe ditempelin di mobilnya -_-

    Klo aku koleksi buku ajaa, eh sama bajuu :))

    Reply

  8. Suka lihatnya. Tapi gak kepikiran buat koleksi. Ntar klo punya anak cowok aku belikan maenan diecast ini ah buat dia. Biar keren gitu. Sekalian membunuh penasaran emaknya. Kan cewek udah dikasih berbie 😆

    Reply

    1. Sama cuy dulu aku juga mainnya tamiya. 😀 Sampe SMP doang. Habis itu harga parts-nya makin mahal dan gak kebeli. Udahan deh. 😆

      Reply

      1. Wkwkwk aku cuma sampe SD mas -_- dulu sampe beli magnet dinamo yang kuat banget, sekalinya bungkusnya dibuka, magnetnya tabrakan, ancur -_- kan resek, habis itu nggak mainan tamiya lagi wkwk 😀

        Reply

        1. Hihihi aku udah lupa nikmatnya main Tamiya. Masalahnya main tamiya itu harus di trek lintasan sih, jadi kalo ga ada trek ya ga bisa main. Mahal pula. 😆

          Reply

          1. WKwkwk dulu aku mainnya asal dilantai, nabrak-nabrak tembok gitu. Giliran di lintasan, eh selalu keluar lintasan tiap ditikungan wkwk kan betek 😀

          2. Lintasannya gak ada pager sih ya makanya keluar terus. 😀 XD
            Masih inget sama mobil2an yang bisa ditarik ke belakang dikit, terus kalo dilepas dia meluncur? Yang kayak gitu itu. 😀

          3. (((LINTASAN NGGAK ADA PAGER))) wkwkwk ya kalik lintasan tamiya dipageri wkwkw 😀

            Ingeeeet mas 😀 wkwkwk itu dulu mainan hadiah chiki ada yang kayak gitu 😀

          4. Nggak kayak yang di anime jaman dulu itu, apa ya namanya, yang ceritanya main tamiya gitu. Di situ mereka main tamiya di alam terbuka, ga pake trek arena. Herannya si yang punya bisa kuat ngejar2 tuh tamiya. Padahal tamiya kan kenceng banget larinya. XD

          5. Nah itu diaaaaa Let’s Go apa Let’s n Go ya XD

            Aneh kan, masa’ main tamiya nggak di treknya, dibawa main aja luruuus gitu. Atau kalaupun di trek, treknya lebar banget nggak kecil ngepas kayak di dunia nyata sini. XD

          6. Wkwkwk itu film paling aneh wkwkw mana orangnya ikutan lari juga wkwk apa nggak capek wkwk bisa jurus terbang, nempel di tembok dan lain-lain juga wkwk 😀 fantasi orang jepang hebat ya wkwkkw 😀

          7. Gw ga bisa bayangin kalo kita main tamiya beneran kayak gitu. Ngos2an banget lah kita. Basah keringetan. Hahahaha

  9. kalau saya mobil mobilan juga. dulu kata orang tuaku ketika aku kecil suka berbicara “ngengggggg…” kepada mainan yang aku punya termasuk mobil mobilan terutama bus komersial hehehe..

    itu salah satu hal yang masih saya ingat deh mas..

    Reply

Leave a reply to niee Cancel reply