[Film] Beneath Hill 60: Film Perang Buatan Australia

Yap, akhirnya kembali menulis. 🙂

Soal mengulas anime, saya udah pernah bahas di posting-an ini, yang ini, posting-an ini, atau ini. Silakan ketik kata kunci anime di kolom search di widget saya jika ingin melihatnya (masih ada banyak lagi), atau pilih kategori “anime” dari pilihan kategori yang juga ada di widget. 😀  Tapi, sayangnya, saya baru sekali menulis perihal film di sini. Itupun udah lama, tentang pilem “The Game Plan”. Monggo lihat di sini. 😀

Film yang mau saya bahas di sini adalah Beneath Hill 60, film bertemakan perang dan drama buatan Australia. Banyak pendapat yang bilang bahwa ini adalah film perang terbaik asal negeri Kangguru tersebut. 🙂  Film ini berdasarkan kisah nyata seorang tentara Australia (sebenarnya dia insinyur tambang) dan sebuah grup pimpinannya yang berada di bawah naungan 1st Australian Tunnelling Company. Mereka ditugaskan untuk membantu pasukan Inggris dan Sekutu dalam sebuah peperangan di daratan Perancis dan Belgia, tepatnya di sekitar Ypres. Masa perang adalah Perang Dunia I, tahun 1915 sampai 1917.

Awalnya, saya beli pilem ini secara kebetulan, nggak ada niat awal untuk beli ini. Seperti biasa, saya datang ke toko DVD bajakan tanpa ada rencana mau beli apa (yang menyebabkan saya lama berada di sana). Saya tertarik beli ini karena gambar sampulnya, dan memang saya sejak dulu suka film bertema perang dan yang banyak aksi tembak-tembakan. Saya suka sekali film perang modern semacam Saving Private Ryan (mantap gilaaa!), Black Hawk Down, Flags of our Fathers, Letters from Iwo Jima, Green Zone, The Hurt Locker, sampai Behind Enemy Lines. Bahkan film perang kolosal dan perang zaman medieval-pun saya suka. Contoh, Braveheart, 300, Centurion, Lord of The Rings, dan The Last Samurai. Jadi, koleksi pilem perang saya bertambah. 🙂

Sedikit Pendahuluan

Saya benar-benar gak kenal aktor-aktris dan jajaran kru film ini (salah satunya karena saya bukan movie freak). Pastinya, setelah saya cek di imdb.com, ternyata sutradara (Jeremy Sims) dan penulis cerita (skenario, David Roach) berasal dari Australia. Begitupun tokoh utamanya, Brendan Cowell, juga asli Aussie. Setidaknya cocok lah main di sini… 😀

Setidaknya, yang dapat diunggulkan dari pengalaman kru adalah dari set decorator (seseorang yang bertanggung jawab atas semua dekorasi film untuk dalam maupun luar ruangan, lihat di sini untuk lebih jelasnya). Sang dekorator, Rolland Pike, telah berpengalaman menjadi dekorator set dalam film ber-genre perang, seperti The Thin Red Line, The Great Raid, bahkan serial mini The Pacific dia juga yang menangani dekorasinya. Itu semua bukan film sembarangan. Semuanya dapat rating yang bagus di imdb.

Perang di film ini nggak seperti Perang Dunia II yang digambarkan heboh dan terjadi di areal terbuka atau di puing-puing perkotaan. Pada Perang Dunia I, peperangan berupa perang parit (trench). Jadi, kedua belah pihak yang berperang menggali parit panjang dan cukup dalam untuk tempat para tentaranya bersembunyi. Di parit itulah semua hal dilakukan, mulai dari kantor komando, gudang peluru, barak prajurit, sampai menembak musuh pun dilakukan dari situ. Yang namanya parit, ‘kan menggali tanah. Ketika hujan turun, jadilah becek dan lembab. Makanya, menurut yang pernah saya baca dulu di sebuah majalah, sebagian besar korban yang tewas di medan perang bukan karena terkena peluru musuh, tapi karena penyakit yang menyerang akibat parit-parit kotor itu. Kolera, diare, penyakit kulit, sampai TBC, semua lengkap. Karena kedua belah pihak menggunakan sistem parit (yang memang didesain untuk bertahan), makanya perang jadi lama dan akhirnya buntu. Muncullah jalan keluar baru, yaitu dengan cara menggali lubang ke dalam wilayah musuh (tepatnya ke “bawah” wilayah musuh) untuk meledakkannya dari bawah. Tenang aja, kerjasama sutradara Sims dan dekorator Pike menghasilkan set parit dan terowongan bawah tanah yang luar biasa. Saya dibuat terpana dan berpikir, “jadi begini ya perang jaman dulu…”  🙂

Sedikit jalan cerita

Film ini beralur maju-mundur, setting film bolak-balik memperlihatkan tokoh utama dalam keadaan di medan perang dan waktu sebelum ke medan perang. Tokoh utama film ini adalah Oliver Woodward, seorang insinyur/ahli tambang (mining engineer) biasa yang baru pulang dari Papua. Tahun 1915 dan 1916-an, perang besar di eropa lagi memasuki masa-masa buntu. Kedua belah pihak (Jerman dan Inggris) udah bertempur mati-matian, jutaan nyawa melayang. Nah, Woodward dipanggil pulang ke Australia untuk direkrut menjadi tentara, dan ditugaskan untuk bergabung dengan sebuah kompi rahasia Australian Tunnelling Company. Mengagetkan, dia cuman dapet waktu dua minggu untuk latihan, dan langsung dikirim ke medan perang. 😀

Di film ini juga ada kisah cinta, gak melulu perang-perangan. Woodward memiliki pujaan hati, seorang teman (tentunya wanita) yang lama-lama berbuah rasa cinta, Marjorie Waddell namanya (lihat penampakannya di bagian cuplikan gambar di bawah). Sebelum pergi ke medan perang, dia melamar Marjorie, dan senangnya, keluarganya setuju. 🙂

Kembali ke medan perang, akhirnya Woodward dikirim ke Perancis. Dia memimpin pleton kecil, semua anggotanya dari Australia. Grup kecil ini disebut tunneller… apa ya bahasa Indonesianya… Pokoknya mereka ini penggali terowongan, tugasnya ya menggali, seperti yang saya sebut sebelum ini di atas, bahwa model perang beralih ke peperangan bawah tanah. Berhubung Woodward orang baru, awalnya ada rasa ketidakpercayaan pada Woodward.  Semua anggota masih segan dan sungkan. Apalagi, ternyata pasukan Inggris sendiri juga menaruh rasa tidak suka pada para tunneller ini (saya nggak ngerti kenapa…). Tapi, dalam suatu misi malam hari, Woodward bersama dua anggotanya berhasil meledakkan satu titik pertahanan pasukan Jerman, yang udah lama ditekan Inggris (dan gak behasil-berhasil juga sampai kedatangan para tunneller ini). Mulai momen inilah, Woodward dihormati oleh anggotanya, dan pletonnya disukai oleh pasukan Inggris.

Kesenangan ternyata hanya sebentar. Woodward (yang pangkatnya naik jadi kapten) dan grupnya dipindah ke Belgia, tepatnya ke sebuah bagian yang konon katanya paling berdarah, paling kejam, disebut Hill 60. Di sini, para tunneller harus mepertahankan jalur bawah tanah (yang panjang, dalam, dan berlika-liku) yang menuju tepat di bawah wilayah lawan (tentara Jerman). Kenapa sebegitu pentingnya jalur bawah tanah ini? Rupanya, ada sebuah rencana besar. Tertanam 19 bom yang ada di sepanjang jalur tersebut. Grup Woodward harus melindungi sistem jalur tersebut sampai ada perintah untuk memulai ledakan.

Yah, yang namanya di bawah tanah, apalagi dalam keadaan perang, berada di sana cukup mengerikan. Getaran-getaran tiada henti dari ledakan senjata berat, apalagi selalu ada penggenangan air dan lumpur, seakan-akan membuat sistem bawah tanah itu bisa roboh sewaktu-waktu. Tapi tenang, ternyata Woodward udah menyiapkan rencana, rencana yang gak diduga-duga oleh pasukan Jerman yang ternyata mulai mengetahui aktivitas tentara sekutu. Apa rencana itu? Gimana nasib para tunneller anggota grup Oliver Woodward? Mari tonton sendiri pilemnya. 😀

Pastinya, setelah peperangan ini usai, sebagai balasan atas baktinya pada 1st Australian Tunnelling Company, Oliver Woodward mendapat Millitary Cross, sebuah penghargaan yang hanya empat orang Australia (termasuk Woodward) yang pernah mendapatkannya. Di akhir film juga ditulis, bahwa 19 bom yang meledak itu merupakan ledakan man-made terbesar di dunia hingga saat ini. Ledakannya terasa sampa di London dan Dublin.

Sedikit Kutipan dari Film

“53.000 pounds of ammonal high explosive. 8.000 of guncottons….. 500 feet down there is a caterpillar mine. That one’s 70.000 pounds. There’s 21 of them. We’ve undermined the whole of the Messines Ridge, nearly a million pounds of ammonal…. You know, when this thing blows, it’ll be the biggest explosion the world’s ever seen.”

– Mayor Brady North –

“…he hasn’t been to the surface in three months.”

– Kapten McBride kepada Kapten Woodward, perihal Mayor North –

Sedikit Cuplikan Gambar

Berikut saya berikan cuplikan gambar dari dalam film. (silakan klik untuk menuju ukuran aslinya)

Sang tokoh utama, Oliver Woodward, saat kinclong dan kumus-kumus

Kerja… kerja!!

Sang pujaan hati, Marjorie Waddell

Kapten William McBride dan Mayor Brady North

Begini banyaknya air di bawah tanah…

Jadi…

Film keluaran tahun 2010 ini cukup bisa memuaskan rasa lapar saya akan film perang ber-setting Perang Dunia. Mesklipun aksi tembak-tembakannya minim, tapi perjalanan Woodward dan anak buahnya cukup menghibur. Pantas ditonton pas ada waktu senggang, dan pasti bermanfaat untuk menambah wawasan sejarah Perang Dunia I. 🙂

———————————————————————————————————————————————————————————————–

Gambar sampul resmi diambil dari sini, sisanya hasil snapshot sendiri. Seluruh terbitan ini beserta gambar-gambarnya sangat dilindungi, jadi sertakan alamat tautan dan nama pemilik blog jika ingin menggunakan sebagian ataupun seluruh bagian terbitan ini.

141 Comments

  1. Ternyata suka sama yg bajakan juga ya mas Asop??
    hehe,, manusiawi kok ^__^

    Dari potongan gambar di atas sepertinya seru juga Filmnya, bolehlah di coba-coba,,
    Thanx,

    Reply

  2. wa…

    jadi kepingin nyari deh…kapan2x ah, kalo sempet mampir ke toko DVD ato nemu link t*rr*ntnya…hihihi….

    btw, tunneler = penerowong

    hahaha…

    Reply

  3. saya malah jadi inget film berjudul Australia yang ada cerita jaman PDII 😕

    mungkin kalau ada kesempatan donlot atau ada temen yang punya bisa dicoba nonton ini 😀

    Reply

  4. nice review! lengkap banget!

    ngomong2, Australia benua yg dekat sekali dengan negara kita, tapi kenapa baru kali ini saya baca soal film dari Australia.. :mrgreen: (film Australia tidak dihitung karena pastinya itu buatan Holywood.)

    apalagi, ternyata pasukan Inggris sendiri juga menaruh rasa tidak suka pada para tunneller ini (saya nggak ngerti kenapa…).

    konon, dulu para pelaku kriminal dari Inggris banyak sekali yang dibuang ke Australia.
    Hingga beberapa dekade sebelum ini, di dataran Eropa bahkan Amerika (padahal leluhur orang Amerika modern juga orang Inggris yang kabur menggunakan Mayflower), orang Australia sering dijadikan bahan lelucon..

    Reply

      1. Sob,ente bermain dengan “kata kunci” ngerti maksud saya kan? 🙂 ini pelajaran yg bisa diambil dari strategi perang (dlm tulisan)ini,bukan? 🙂 *jangan buat sumber menjadi tidak nyaman*

        Reply

      2. si Woodward maksudnya 🙂 buat org Australia bangga membaca artikel (dalam bahasa Indonesia)ini,biar mereka juga bangga menceritakan pilem kita, “kuntilanak beranak dalam kubur” misalnya 😀

        Reply

  5. Wah, jadi pengin nonton. Ada yg udah upload filmnya gak ya? Coba cari ke cinema31 ah..
    klo gak ya terpaksa, ngikut teman2 di atas, cari bajakan.

    Oh ya mas, salam persahabatan dari Tegal.
    Saya bakal sering mampir mari nih. Jangan sungkan2 ya kalo saya sampai merepotkan. Hehehehe

    Oh ya, tukeran link yuk. Saya sudaj pasang link. Mas. maaf merepotkan.

    Reply

    1. …..”jangan sungkan2 ya kalo saya sampai merepotkan”….??

      mungkin maksudnya “maafkan saya kalo sampai merepotkan” gitu?
      Pemakaian kata “sungkan” yang membingungkan, menurut saya.

      Salam kenal. 🙂

      Ayo tukeran taut. 🙂

      Reply

  6. Selamat malam…

    Udah ada streamingnya belom yah ? hi hi hi… pengin tahu kualitas film australia kayak apa ?

    Reply

  7. saya lebih senang dengan film science fiction. film perang terlalu kejam, apalagi yang dibuat oleh hollywood. sebrutal apapun mereka, pasti seakan-akan mereka manusiawi.

    Reply

  8. Pa Kabar Asop? Moga kamu baik-baik saja 🙂
    Saya baru sempat BW nih…..

    Dari latarnya sepertinya saya suka film ini.
    Sudah lama banget gak nonton film perang… aku suka film perang macam yang pernah diserikan di TPI dulu, “Combat in Color”… 🙂

    Reply

  9. wAH……,gue banget nih, Film dengan Genre kayak gini.Thanks tuk Info dan resensi nya ya bang,lumayan nih buat tambahan koleksi filmku.berburu Link download nya dulu ah…….., 😆

    Reply

        1. yoi, tapi tergantung juga berapa lama donlotnya. 😀 Kalo lama banget sampe ngabisin duit langganan internet (ato pulsa) ya mending beli dipidinya. :mrgreen: Cuma 5000.

          Reply

  10. sepertinya filmnya bagus nih, besok cari deh dvd nya di kaki lima….
    saya juga suka film perang plus action tembak-tembakan, Saving Private Ryan favorite saya.

    oh ya, ngomongin perfilm-an Australia, kayaknya mang gak terlalu terkenal banget di Indonesia (atau mungkin saya yang gak tau), kalo yang terkenal malah bintang film berkewarganegaraan australia kayak Mel Gibson, Nicole Kidman, Hugh Jackman, yang main film-film Holywood.

    Reply

  11. mulai dari Saving Private Ryan sampe Apocalypse Now, aku selalu suka banget nget nget dengan film perang! It gives me thrill and blood!

    Reply

  12. panjang juga resensinya
    dan cukup menarik dr penjelasannya..
    kepikiran untuk segera menuju cinema31.blogspot untuk download. klo sudah ada.
    hahahaha

    palagi based on true story..
    like this!

    masih suka beli DVD (meskiun bjkn) ya..
    dah lama g beli. terlalu mengndlkan download

    oke, segera berburu dulu…Gan

    Reply

  13. jadi penasaran sama filmnya. kebetulan saya juga penggemar film perang.
    terima kasih referensinya, mas.

    Reply

  14. filmnya durasinya lama gak, sop? 😉
    saia bkn movie freak, aplg film perang..
    kalo ntn film, trtma film kyk gini seringnya saia ketiduran di tgh cerita… 😦

    Reply

    1. Wah, saya lupa. 😳
      Mungkin sekitar dua jam kurang lah… 🙂

      Wah, aneh ya, hebat, kok bisa tidur di tengah suara dentuman ledakan dan rentetan peluru. :mrgreen:

      Reply

  15. Wah, kalo film perang, aku mundur teratur deh.
    Menurutku film perang adalah film yang paling menyedihkan bahkan bila dibandingkan film romance. Apalagi bila ‘based on true stories’ 😦

    Reply

  16. walopun gak gitu suka film hollywood, tapi kalo cerita perang… pastinyempetin nonton dech, soalnya suka banget lihat efek pengambilan gambarnya keren biasanya.

    Reply

  17. Kayaknya oke juga yah mas filmya.
    Jadi pengen nonton deh 😀
    Apalagi film perang, kebetulan suka banget dengan film bergenre tsb.
    Mudah2’an aja DVD-nya udah ada di emperan toko Jayapura 😆

    Reply

    1. Prof Hellga, tautan apa dulu nih, tautan unduh langsung apa torrent-nya? 😀
      Kalo tautan torrent monggo cari di thepiratebay.org, tapi kalo taut unduh langsung (DDL) saya gak tahu… 😳

      Reply

  18. Ga suka pilem perang, tapi kalo yang fiksi-fantasi kayak LOTR atau 300 sih suka…
    Eh, Sop, ceritain endingnya japri yah, hihihi… 😆
    *penasaran juga*

    Reply

  19. “war leave scar”
    satau-satunya film perang yang saya suka The lord of the ring.
    hihi bukan film perang kayaknya kalo yang itu
    :mrgreen:

    Reply

  20. wow… saya lumayan suka sih sama film perang, kayak yang disebutkan sebelumnya.

    SAving privat ryan, Green zona, apalagi bourne trilogy (perang nggak yah?)

    Cool…

    nambah list film dah..

    Reply

    1. Euh, saya gak tahu.. 😳
      Kalo mau ngunduh via torrent sih gampang, cari aja file torrent-nya di thepiratebay.org. Kalo yang ngunduh langsung (DDL), jangan tanya saya. 😀

      Reply

Leave a reply to Farid Cancel reply