Uang Parkir dan Suasana Hati

Kalau bicara uang parkir, rasanya apa yang kita masing-masing rasakan mungkin akan berbeda. 😀 Saya mau bicara soal parkir ini di Kota Bandung. Di sini, parkir sepeda motor masih 1000 rupiah. Ini tarif parkir di pinggir jalan dan di beberapa supermarket. Parkir di mall jelas nggak masuk hitungan. Kalau di kampus saya, parkir sepeda motor kurang dari setengah jam (atau satu jam, saya nggak yakin) masih bisa dapat 1000 aja. Lebih dari itu hingga 24 jam, tarifnya flat 2000 rupiah. Kalau parkir di pinggir jalan di depan kampus, di Jl. Ganeca misalnya, tarif flat 2000 rupiah (nggak tahu deh Juru Parkir-nya resmi apa nggak).

Haikyuu (3)

Seingat saya, duluuu sekali, beberapa tahun lalu, di Perda Kota Bandung atau Perwal (Peraturan Walikota), tarif parkir sepeda motor di Kota Bandung adalah 750 rupiah. Mungkin saya salah ingat, mungkin yang benar 500 rupiah. Saya lupa. :mrgreen: Tapi yang pasti, sejak tahun 2006 menetap di Bandung, saya masih merasakan saat-saat tarif parkir yang 500 rupiah itu. Lalu saya lupa tepatnya kapan tarifnya merangkak naik jadi 1000 hingga sekarang.

Iseng-iseng saya coba googling, dan ternyata benar tarif parkir dulu itu hanya 500 rupiah. Menurut Perda Kota Bandung No. 16 Tahun 2012 yang saya lihat di sini, tarif parkir dibedakan menurut lokasinya. Ada tarif parkir di pinggiran kota, di kawasan penyangga kota, dan di pusat kota. Paling mahal adalah di pusat kota, sejak dulu sudah dua kali lipat, yaitu 1000 rupiah.

Dan tampaknya nggak lama lagi akan naik jadi 1500 atau bahkan 2000…

Ternyata benar apa yang saya pikirkan. o_O  Mungkin nggak lama lagi tarif parkir akan naik. Di artikel yang ini yang saya baca, ada Peraturan Wali Kota baru (No. 1005 tahun 2014) yang mengatur bahwa tarif parkir sepeda motor di pelataran parkir dan gedung-gedung naik menjadi 1500 rupiah minimal, dan akan naik setiap jamnya. Tetapi, Perwal ini hanya mengatur tarif parkir di gedung perkantoran, mall, dan rumah sakit, dan nggak mengatur tarif parkir di pinggir jalan.

Jadi, untuk tarif parkir di pinggir jalan, berapa ya tarif resminya? Apakah masih memakai tarif lama sesuai dengan Perda tahun 2012 yang lalu? :mrgreen:

Apakah semua memang 1000 rupiah di sini?

Tadi saya katakan di awal bahwa parkir pinggir jalan dan di beberapa supermarket dan minimarket di Bandung adalah 1000 rupiah. Tapi nyatanya nggak semuanya segitu. Kenyataannya, tergantung sang juru parkir (jukir). Kadang-kadang, ketika saya memberi uang 2000 rupiah, akan dikembalikannya 1000 rupiah. Pada kesempatan lain, 2000 itu dia ambil. 😀 (kalau sudah begitu, saya biarkan saja) Kalau sedang tak ada uang kecil, saya berikan 5000 rupiah. Terkadang dikembalikan 3000 rupiah, terkadang lain dikembalikan 4000 rupiah. Tapi uniknya, di lokasi dengan tarif 2000 rupiah tersebut, kalau semisal saya kasih 1000 pas, mereka tidak meminta kurangnya. Mereka menerima saja diberi 1000 rupiah.

Gabungan Koin

Makanya itu, saya bukannya hitung-hitungan atau pelit. Tapi saya mencoba jujur. Seperti judul posting-an ini, bahwa saya memberi uang parkir tergantung suasana hati dan tergantung bagaimana perilaku sang jukir kepada saya. Saya akan ikhlas memberi lebih kalau mereka:

  1. Ramah dan tersenyum
  2. Ada pada saat saya masuk ke parkir, dan ada pada saat saya akan keluar.
  3. Membantu saya mengeluarkan motor ketika saya memerlukannya.

Dan satu lagi tambahan: kalau mood saya sedang baik atau suasana hati lagi senang. 😆

Sesimpel itu. 😆

Saya nggak akan mau memberi uang lebih pada jukir yang tidak ada saat saya datang, dan tiba-tiba muncul saat saya mau pergi. Apalagi jukir yang tidak membantu saya saat saya kesusahan mengeluarkan sepeda motor.  😡 Kalau sudah begini, saya hanya akan memberi 1000 pas. Kalau nggak ada uang pas, ya saya terpaksa memberi lebih. 😀

Bicara soal jukir magabut…

Magabut. Makan gaji buta. Bicara soal jukir yang menyebalkan, saya malah mengalaminya di Surabaya, kota kelahiran yang amat saya cintai. Hehe. Saya masih ingat ketika bulan januari lalu saya pulang ke sana. Ternyata, kelakuan jukir di Surabaya beda jauh dengan di Bandung. Pertama, tarif parkir pinggir jalan di sana 2000 rupiah. Saya agak kaget waktu saya kasih 1000 rupiah, sang jukir malah minta 1000 lagi. Ini nggak hanya di satu lokasi saja, tapi di SEMUA lokasi yang saya datangi (kebetulan semuanya warung makan). Kedua, sang jukir tidak membantu saya sama sekali ketika mengeluarkan motor. Berbeda dengan di Bandung, nggak peduli apakah itu lelaki berotot atau wanita hamil, sang jukir akan membantu mengeluarkan sepeda motor yang akan keluar. Setidaknya mereka akan membantu menarik motor sehingga kita jadi lebih mudah keluar. Di Surabaya nggak begitu. Setelah saya memberi uang, sang jukir malah diam saja melihat saya mengeluarkan motor. Bahkan ada yang ngeloyor aja pergi.

Pernah suatu kali saya coba cara lain. Biasanya saya memberi uang parkir sebelum naik dan mengeluarkan motor. Kali ini saya coba naik dan mengeluarkan motor dulu baru membayar. Ternyata respons mereka juga sama. Mereka hanya diam melihat, tanpa berusaha membantu. Seakan-akan mereka hanya bertugas menerima uang 2000 itu. 🙄

Semoga perlakuan mereka terhadap ibu-ibu pengendara nggak seperti itu ya. Barangkali mereka cuek begitu karena melihat saya adalah laki-laki sehat. Nggak perlu dibantu. 😆

Kalau tarif parkir terus merangkak naik, saya jadi ingat sama meme Nassar KDI yang ini. 😀

meme nassar uang fotokopi

Saya yakin beda kota beda tarif parkirnya. Kalau di Jakarta pasti sudah 2000 rupiah. Beda dengan di Solo atau di Serang, Banten. 🙂

Kalau narablog sekalian, gimana dalam memberi uang parkir? Suka kasih seadanya atau kasih banyak? :mrgreen:

———————————————————————————————————————————————————————

Gambar anime di awal diambil dari cuplikan anime “Haikyuu.” Sumber meme Nassar di atas diambil dari sini. Foto koin di atas hasil jepretan hapenya Asop. Seluruh terbitan ini sangat dilindungi oleh hak cipta, jadi sertakan alamat tautan dan nama pemilik blog jika ingin menggunakan sebagian ataupun seluruh bagian terbitan ini.

48 Comments

  1. Rata-rata, mungkin gak sadar ya, tiap parkir di minimarket macam Indo atau Alfa suka ngasih 2000. Meski kalo di Alfa ada tulisannya Parkir Gratis, tapi suka ada bapak-bapak yang bantu gitu. Karena ngebantu, jadi ya moodnya juga suka ikutan baik kayak Asop bilang, hehe.

    Reply

  2. aku baru aja mo bikin postingan tentang jukir inih sop..disini tuh parkir 2000 dimana2..yang suka bikin kesel itu dan bikin ga ikhlas bayarnya kalo jukirnya cuma datang waktu minta uang parkrnya doang, ga bantu ngeluarin motor,motor kita jg ga dijagain gt.. hih..

    Reply

    1. Nah itu dia Mbak, ayo bikin posting-annya. 🙂

      Sama, saya juga kesel kalo tipe jukirnya kayak gitu. Kayaknya sih di Surabaya ada banyak yang begitu. Kalo di Bandung juga pasti ada, tapi rasa2nya semua jukir di Bandung baik2. :mrgreen:

      Reply

  3. Saya kasih sesuai tarif, biasanya dua ribu perak… atau kalau saya tak tahu, ya tanya dulu sama jukirnya :haha, sebenarnya langsung kasih sih mestinya supaya tidak “diganjar” tarif parkir tinggi tapi ya saya bayar saja deh. Soal ikhlas atau tidak ya saya berusaha ikhlas sih, kalau memang bukan rezeki si tukang parkir nanti toh si tukang parkir yang tak baik akan ada ganjarannya :)) (tipe orang yang pasrah :haha).

    Reply

    1. Iya, semisal saya ga ada uang kecil atau uang pas, saya juga main kasih aja ga pake tanya. Saya serahkan pada jukirnya aja mau ngasih berapa kembaliannya. Alhamdulillah selama ini di Bandung jukirnya selalu baik semua. Belom pernah dapet jukir yang preman. 🙂

      Reply

      1. mbuh sop ikhlas po gak, hahaha….. kadang mangkel seh, muter2 nyari barang gak ketemu, tp di tiap parkiran ruko ditarik parkir 2000 (mobil). lha iki barange durung enthuk, parkire ae wes enthek 6ewu…

        Reply

        1. Buahahaha iyo Mbak, ngono iku nek aku nggolek fotokpian. Fotokopiane mek 700, parkire 2ewu. Rasane gak rela. 😆
          Eh maksudku, ya gitu itu kalo pake sistem jukir. Kita juga masih belom tahu apakah penghasilan yang didapat oleh Pemda dari perparkiran ini sudah full terserap semua atau masih ada yang “tercecer”. Entah itu karena jukir ilegal, premanisme, atau ditilep duitnya. 😀

          Reply

  4. hahaha, suka sama meme yang terakhir, pas banget gambarnya… saya pernah ngalamin itu… foto copi ktp cuma 200 rupiah, etapi parkirnya dua ribu rupiah… hiks

    Reply

  5. Aku pernah baca di papan pengumuman, jalan braga apa dimana ya lupa… parkir motor tuh 500. Tapi gatau sih mungkin aja aku salah.

    Kalau dulu dikampus, parkir di dalem 1000/24 jam. Kalau aku lebih suka parkir diluar soalnya ada mamang nya yang bantuin, maklum cewe gak bisa parkir hahaha. Cuma bisa simpen motor terus titip kunci di mamang parkir, dan cabut ke kelas hahaha. Kalau hujan, helm nya di amanin sama si mamang. Kalau hujan jok nya basah, di lap in sama dia 😀 Biasanya kalau bentar doang kuliahnya bayar 2000, kalau lama sampe sore ngasih nya 3000.

    Beda lagi sama ditempat lain, biasanya ngasih 1000 doang. Kalau gak punya seribuan ya kasih 2000. Yang sebel tuh kalau cuma ke ATM semenit doang disuruh bayar parkir, dikasih 1000 katanya kurang -___- rrrr gemash ><

    Reply

    1. Waduuuh si mamangnya baiiik amaaaaat kalo kayak gitu mah aku juga rela ngasih 4000 😆

      Soal ATM, itu juga sama ngegemesin XD Kasusnya, kalo pas ada uang 1000 aku kasih itu, dia nerima aja ga minta nambah. Pas hari lain aku bayar pake 2000, ga ada kembalian. hahaha nasib 😆

      Reply

  6. hahaha, kirain saya doang yang gak suka sama jukir, apa lagi yang seperti jin tiba-tiba ada. apa lagi di alfamart, indomart gitu dan ditempat makan pinggirjalan, terutama kalo yang ngurus parkirannya para ormas sudah deh mahal,
    10 kali tempat berhenti dan markir dengan harga 2.000 sudah habis 20.000 uang kita, apa lagi kalo sebulan habis di parkiran doang hahahahha.
    emang kudu jalan kaki atau pake sepedah deh ya sepertinya 😀

    Reply

    1. Nah itu dia, untungnya di Bandung aku belom pernah ngerasain parkir preman. :mrgreen:
      Tapi kalo naik sepeda, rasanya waswas kan ya kalo ga ada tempat khusus parkir sepeda. Itu sepeda gampang dan cepet banget kalo dicolong. 😦

      Reply

  7. Dan yang masih membuat saya bingung sampai sekarang, bagaimana tukang parkir dipinggir jalan setor ke pemerintah, kan ga ada struk atau bon nya? apakah mereka sistem target atau malah masuk kantong mereka sendiri

    Reply

  8. Kalo di Bengkulu parkir di Mall lebih murah daripada di pinggir jalan. Di mall masih 1000! Yay! Hihi kalo di pinggir2an udah 2000. Tapi ikhlas sih kasihnya asal jukirnya bantuin ngeluarin motor. 😀

    Reply

  9. Di sekitar sini parkir sepeda gratis , nggak ada penjaga, ditinggal 24 jam juga nggak ada yang ngambil, yang ada malah pengumuman di koran yang mengumumakan sepeda siapa yang ditemukan di suatu tempat.

    Apa kabar Asop ? lama tak bersua kata ya 🙂

    Reply

  10. Kalau di Mataram sini tarif parkir motor masih 1000, dengan catatan jangan kasih uang pecahan 2000. Hehehe,, kemungkinan besar gak bakal dikasih uang kembalian 😀

    Di supermarket2 juga gitu. Kalau di mall tarifnya 2000 flat.

    Tapi yang bikin males itu kalau tukang parkirnya cuek-cuek aja. Giliran minta uang parkir paling cepet! Misalnya pas tempat parkir rame nih, sering tuh kita gak dibantuin atur posisi parkir. Pas mau keluarin motor juga dicuekin. Bikin males banget kan?

    Jadi biasanya kalau sekadar ke minimarket gitu. Saya sama sedja aja yang masuk. Papanya lebih milih duduk jagain motor sendiri. Ntar kalau tukang parkirnya nagih ya dicuekin aja hihihi

    Reply

  11. Kalo saya ngasih uang parkir sesuai tarif. Tapi kalo parkir ditempat parkir liar alias gak ada resi pemda bayarnya suka-suka aja. Kadang suka ngotot sama jukirnya, hehe…

    Reply

  12. Jarang ada yang protes, jadi tukang parkir berasa gak masalah kalau tarif sudah melampaui aturan pemerintah.Kadang kasian juga, kerja segitu beratnya, panas-hujan, bayarannya kecil sekali. Mungkin lebih ke nilai moral ya yg kita lihat saat ini. Klo memang tidak memberatkan membayar 1000 atau 2000, ya mungkin itung-itung sedekah. Kalo gak sanggup mungkin bisa lebih disuarakan tentang ketidaksesuaian tarif ini biar lebih ditertibkan oleh pemerintah langsung.
    Keren neh tulisannya… Pengen bisa konsisten lagi ngeblog.

    Reply

    1. Ah saya juga baru aja selesai hiatus. :mrgreen: Mari kita rajin posting lagi. 😀

      Itu dia, semua balik lagi ke kita masing2. Kalo kita punya hati nurani, harus dipakai nuraninya. Kalo kita mikir pake logika, dipakai juga logikanya. 🙂

      Reply

  13. Saya nggak akan mau memberi uang lebih pada jukir yang tidak ada saat saya datang, dan tiba-tiba muncul saat saya mau pergi. Apalagi jukir yang tidak membantu saya saat saya kesusahan mengeluarkan sepeda motor. 😡 Kalau sudah begini, saya hanya akan memberi 1000 pas. Kalau nggak ada uang pas, ya saya terpaksa memberi lebih. 😀

    Setuju banget sama kalimat itu.

    Tapi ya aku ini termasuk orang yang takut dan parnoan sama juru parkir. Ntahlah. Takut diapa2in aja motorku kalau aku ke situ lagi dan ada dia.

    Reply

  14. berarti Mas Asop belum pernah nemuin Juru Parkir yg ngamuk ya kalau kurang uang parkirannya, misal ngelempar uang koin ke jalan? Saya pernah liat tuh di Jakarta di parkiran alfa

    Reply

  15. Saya paling males untuk tukang parkir yang udah nongkrongin di depan Alfamaret atau indomaret, bagi saya mereka itu preman, toh sebenarnya parkir di depan minimarket itu gratis.

    Reply

    1. Nah ini dia opini yang harusnya didengar sama pemerintah untuk menertibkan parkir. 😀

      Tapi ya itu, orang indonesia itu sangat permisif, sehingga nggak bisa terlalu tegas untuk masalah seperti ini. Nanti dikira menghilangkan lahan nafkah orang lain. Nanti pertimbangannya banyak. “Setelah ga ada jukir preman, nanti premannya pada kemana? Jangan2 malah jadi perampok? Masalah sosial bukannya selesai malah bertambah.” dll dll dll. :mrgreen:

      Reply

  16. Hahaha meme-nya Nassar bikin ngakak. Aku juga sebel banget sama jukir ilegal yang suka minta duit maksa dan tarifnya gila-gilaan. Rasanya pingin nyunat lagi tuh jukir :p

    Reply

  17. kalau di pasar sini tarif parkirnya 1000. cuma kebanyakan sekarang kalau parkir-parkir gitu 2000.

    Kalau di kampus gak bayar sih. Cuma.. nyari parkirnya yang susah. apalagi kalau hari padet gitu. hmmmm. hidup jalan kaki dah..

    Yang nyebelin itu waktu datang buat parkir, kitanya nata sendiri. parkir2 sendiri. berasa gak ada orang yang jaga. Eh. waktu mau pulang dianya nagih.. gak sopan.. -_-

    Reply

    1. Sama, di kampus saya juga gitu. Agak siangan dikit aja, jam 9, udah ga bakal dapet parkir di dalem kampus. Akhirnya di luar deh. Harga 2000.

      Dan sama kayak saya, saya juga ga suka kalo ada jukir yang kayak gitu. Kita datang dia ga ada. Kita sendiri yang menggeser-geser motor supaya cukup. Kita sendiri yang masukin motor ke barisan. Berpeluh ria. Eh pas kita mau pergi udahan, dia dateng. -__-

      Reply

Leave a comment