Selamat Bagi Malaysia, “Busungkan Dada” Bagi Indonesia

Jujur aja, saya berharap keajaiban Liverpool saat mengalahkan AC Milan di final Liga Champions tahun 2005 terjadi malam ini. 😦  Sayangnya tidak terjadi… Gudel si gurita di Seaworld Jakarta dan si Gajah (lupa namanya dan di mana) memang benar ramalannya, kita menang. Tapi agregat tetap tidak mencukupi.

Akhirnya….

Indonesia tetap bisa membusungkan dada. Setidaknya sebutan jago kandang tetap bisa kita kuasai. 🙂

Kesan dan Pesan

Bikin capek hati juga nonton pertandingan ini…

Banyak momen yang bikin kesal, salah satunya tentu saat Firman Utina gagal memasukkan bola saat penalti. Padahal, sebuah gol di babak pertama bisa meningkatkan mental pemain. 😐 Tendangannya nanggung banget, pelan, mbok yo nendang yang keras ke atas pojok…

Firman Utina, sang kapten

Saat gol Malaysia dicetak oleh Safee Sali, adik saya nyeletuk begini:

“Mari kita klaim Mohd Safee Sali. Malaysia pernah ngeklaim batik, ‘kan? Giliran kita yang mengklaim pemainnya…”

Hahahaha, saya langsung ngakak… ide yang bagus. 😀 Ada dasarnya juga, ternyata dia lahir di Aceh Besar. 😉

Menurut saya, pemain yang paling stabil selama perhelatan AFF Suzuki Cup ini adalah Ahmad Bustomi. 🙂 Dia sportif dan selalu bermain habis-habisan. Salut! ^__^   *tampaknya saya akan jadi fans barunya* 😀

Tampaknya… Bachdim nangis setelah diganti oleh Pelatih Riedl. Mungkin dia kesal karena gak bisa bermain baik. Ada yang melihatnya di tipi nangis? 😎

Ternyata…. Eka Ramdani kecil sekali ya, kayak anak kecil waktu di samping wasit… 😀

Bambang Pamungkas telat masuknya… harusnya masuk starting lineup. 😐 Mungkin penalti dia yang ngambil, dan akhirnya gol… Di saat-saat terakhir juga tendangan bebasnya bagus. 😀

Salut dengan pelatih kita. Lucu. Saat gol kedua oleh Ridwan (bunuh diri pemain Malaysia sebenarnya), wajahnya sama sekali tidak berubah, tetap tidak berekspresi. 😆

Yah, meskipun kalah, berbanggalah, karena kita menang. 🙂 Setidaknya kita membalas kekalahan di Malaysia 26 Desember lalu. 😆 Bisa dibilang, kita kalah terhormat.

Ingin saya tekankan, sebagai suporter timnas janganlah mengejek timnas dan suporter Malaysia. Mari kita akui kemenangan timnas Malaysia. Memang kipernya lain dari saat pembantaian 5-1 oleh timnas kita. Kiper Fachmi yang sekarang ini memang mainnya lebih bagus, wajar mereka tangguh. 🙂 Sebagai suporter pun harus sportif, gak usah mengungkit-ungkit masalah laser yang lalu. Biarkan suporter Indonesia dikenal sebagai suporter yang dewasa, sportif, dan cinta damai.

Saya yakin, pelatih Riedl tidak menargetkan juara tahun ini. Ekspektasi rakyat Indonesia yang terlalu tinggi. Bisa runner-up dengan susunan tim yang benar-benar baru aja bisa dibilang bagus. Pemain-pemain timnas saat ini butuh waktu untuk ditempa menjadi lebih baik, banyak yang masih muda dan baru di timnas. Saya yakin pula, ini termasuk rencana jangka panjang pelatih Riedl. 🙂 Ambil aja contoh Jerman di Piala Dunia tahun ini. Mereka tampil dengan pemain mudanya yang mengesankan, tapi gugur di semifinal. Pemain Jerman pun butuh waktu untuk bisa juara (nanti di Piala Dunia 2014 :D). Begitupun pemain kita (yang dengan pelatih baru pula). 🙂

Untuk PSSI…

Wahai para punggawa PSSI, masuk final jangan keburu berbangga hati dulu. Cepat segera perbaiki jadwal seluruh liga untuk musim depan. Segera bentuk liga pembinaan pemain-pemain muda seperti Malaysia. Jalin komunikasi dengan Liga Primer Indonesia (yang diprakarsai oleh Arifin Panigoro), bagaimana bisa ada dua liga sepakbola utama di negeri ini? Kalau sudah seperti ini, tandanya ada yang nggak puas dengan kepemimpinan PSSI saat ini dan dengan jalannya kompetisi liga utama Liga Super Indonesia (LSI). Cari tahu mereka nggak puasnya di mana, dan cari keputusan bersama yang menguntungkan semua pihak. 🙂  Toh Pak Aburizal Bakrie udah mau membantu PSSI, terlepas dari apa motif utama Pak Ical, gunakan bantuan itu sebaik-baiknya.

Ingat, yang penting adalah jalin komunikasi. 🙂

Jangan lupa, kejar target juara nanti Olimpiade dan SEA Games mendatang! 🙂

Akhir kata…

Busungkan dada kalian, wahai timnas!
Kami bangga pada kalian!
Jadilah juara pada turnamen selanjutnya!

*

Biarkan Bang Ali yang berkomentar lebih jauh tentang pertandingan malam ini. Dia lebih jago dalam olahraga. 🙂

——————————————————————————————————————————————————————–

Gambar yang paling atas adalah hasil bikinan saya sendiri. Sumber gambar yang berikut-berikut dari sini, sini, sini, sini, sini, sini, sini, sini, sini, sini, dan sini. Seluruh terbitan ini beserta gambar-gambarnya sangat dilindungi, jadi sertakan alamat tautan dan nama pemilik blog jika ingin menggunakan sebagian ataupun seluruh bagian terbitan ini.

124 Comments

  1. terharu … kita emang kalah terhormat ^^ karena kita berjuang habis2an. tadi Indonesia mainnya keren and bagus, meskipun banyak adegan gregetnya, ya kan *kabur di babak ke dua hho*

    Reply

  2. Ya ya ya keren mainnya..tetep semangat lah..moga2 aja gak ada gonta ganti pelatih, gonta ganti pemain timnas lagi. Udah mantep nih tim. Salut buat asop, salut buat timnas. bustomi emang penuh semangat kayak asop 😀

    Reply

  3. mereka buat kita bangga, lebih dari itu, mereka juga menyatukan kita semua, rakyat Indonesia 😉
    semangat nasionalisme terlihat begitu nyata akhir-akhir ini

    Reply

  4. firman utina tegang kayaknya !! banyak beban…

    kalo Bustomi saya udah ngefans dari dulu.
    dia salah satu kunci kesuksesan Arema juara ISL 2010.

    kalo pak Riedl,
    itu orang kayaknya harus nonton SPongebob biar ketawa 😆

    Reply

  5. Saya juga bangga dengan perjuangan mereka.
    Biarpun tendangan-tendangan kita kayaknya kurang greget, tapi menang 2 – 1 itu udah luar biasa buat saya…keeper Malysia itu, wuih, bolanya ketangkep melulu… 😀

    Reply

  6. aku bangga Indonesia menang sportif,
    apalagi Bustomi…. keren euy

    nontonnya deg2 an semalem,
    banyak peluang tercipta, tapi
    finishingnya kurang pas,
    jadi hilanglah peluang…

    tapi sekali lagi,
    Timnas Indonesia sudah bermain bagus,
    yang kurang cuma satu,
    Ketua Umum PSSI harus digantung,
    eh salah, diganti maksudnya..
    🙂

    Reply

  7. Indonesia butuh waktu, butuh lebih setia lagi menjalani proses.
    Itu juga yg semalam saya komat kamitkan dalam hati, setidaknya untuk menghibur diri, hehe;

    Reply

  8. kita harus tetap apresiatif dengan perjuangan team kita walau kalah tapi menampilkan grafik permainan yg lebih baik,semoga kedepanya bisa lebih baik asal jangan di recoki oleh Setan Nurdin,menjadi juara butuh waktu kawan spanyol saja pingin juara dunia butuh waktu 60th,sementara kita team garuda baru sebulan di tangani ridle tetapi sudah menjanjikan permainannya.Selamat Garudaku walau bagaimana engkau kan slalu didadaku.

    Salam

    Reply

  9. aku pengen banget lihat timnas bermain 4-3-1-2 di final, dgn irfan sebagai penyerang lubang, serta duet BP-Gonzales sebagai penyerang

    saya setuju tendangan firman pelan banget, kelihatan banget dia grogi

    Reply

    1. Wow, boleh juga ya taktik seperti itu. 🙂

      Kalo gitu di tengahnya siapa?
      Bustomi ama Utina pasti masuk. Tapi, kekuatan kita ada di pemain sayap, Arif Suyono ama Okto. Jadi bingung… 😀
      Pasti pelatih Riedl juga mengalami dilema ini. 😐

      Reply

  10. pertandingan yang heroik, apapun hasilnya kita bangga timnas
    terima kasih para pemain, permainan yg luar biasa
    terima kasih penonton, dukungan yg hebat sepanjang laga
    buat rezim PSSI, terkutuklah kalian

    sedj

    Reply

  11. iya asop..garuda tetap berjaya…
    geregetan liat pertandingan semalam,,bawaannya pengen ngegol terus..^^
    semua ada hikmahnya..dan akan indah pada saatnya,,,saat nanti indonesia juara…
    bertahap menjadikan semua lebih indah,,,biar bgmpun permainan mereka semalam okehhh bangettt,,,^^

    Reply

  12. Kita harus bangga, karena bagiku indonesia pemenang sejati!
    meski menang tapi tak juara, tapi indonesia menang kehormatannya.. aku setuju banget.
    sukses buat tim nas kita, semoga di lain waktu akan selalu lebih baik.

    Reply

  13. Yup benar walaupun kita tak bisa menjadi juara setidaknya ada sedikit kebanggaan akan permainan Indonesia tadi malam semangat tak mudah menyerah yang ditunjukkan pemain kita patut diacungi jempol.

    Suporter kita juga cukup dewasa menanggapi hal tersebut.Setidaknya kita dapat pelajaran berharga untuk turnamen selanjutnya.dan salut untuk semua pendukung Indonesia 🙂

    Reply

  14. Timnas sudah melakukan yang terbaik untuk AFF 2010,,, saya sebagai anak bangsa Indonesia bangga dengan apa yang telah ditunjukkan pemain dan pelatih selama turnamen.

    tetapi saya sangat KECEWA SEKALI dengan tindakan NURDIN dan konco2nya yang melakukan blunder pada TIMNAS dengan politisasi timnas dan agenda-agenda diluar timnas yang sangat tidak penting dan diperlukan, dan saya yakin itu salah satu faktor gagalnya timnas juara AFF, apalagi salah satu media yang punya motto terdepan “melebaykan” yang sangat mengganggu konsentrasi para punggawa timnas, sampai ikutan dipesawat yang ditumpangi timnas ke Malaysia.

    overall, satu pesan saja RERORMASI pengurusan PSSI saat ini
    LOVE TIMNAS
    HATE PSSI (NURDIN dkk)

    Reply

    1. Iya, saya bangga. 🙂
      Dan….. ternyata memang banyak sekali kegiatan yang semestinya gak perlu dilakukan… 😐
      Mengganggu konsentrasi pemain. 😐

      Reply

  15. ada kalim bari nih ….

    NURDIN HALID GA MAU MUNDUR ALASANNYA MERUSAK TATANAN DEMOKRASI INDONESIA …

    dengernya mau muntah …..

    Reply

  16. Saya menonton langsung di stadion utama GBK. Mengharukan dan menggetarkan hati banget. Melihat pemain-pemain yang seperti ndak pernah lelah berlari untuk tetap mempersembahkan kemenangan walaupun mungkin mereka tau bahwa sulit menjadi juara apalagi setelah malaysia unggul 1-0.

    Pun suporter Indonesia yang terus bernyanyi dan meneriakkan satu nama Indonesia di seantero Senayan. Serta tetap merayakan setiap gol yang tercipta dengan gegap gempita meskipun mereka tau bahwa 2 gol saja ndak cukup untuk membalikkan keadaan dan menjadi juara.

    Bangga Garuda!

    Reply

  17. Saya salut utk Firman Utina. mungkin mentalnya saja yg terbenani saat itu. bayangkan, dia harus memikul harapan masyarakat Indonesia utk menang, karena dia kapten sekaligus playmaker TimNas.

    Pagi tadi berita yg saya baca, Firman meminta maaf atas gagalnya eksekusi finalty yg dia buat. semoga hal tersebut menjadi pelajaran buat Firman utk menjadi kapten yg lebih baik dalam mengambil keputusan.

    Go Team Garuda, saya sangat terhibur di Fiala AFF kali ini. sudah lama kita rindukan permainan seperti di piala AFF ini. moga esok hari akan lebih baik.

    Salam

    Reply

  18. Meskipun kita sekarang tidak juara setidaknya kita sudah membuktikan pada semuanya bahwa kita indonesia bisa bermain sportif. 😀

    Jayalah slalu TIMNAS Indonesia. 😀

    Reply

  19. ada aroma segar di sepak bola indonesia..
    kemarin banyak banget peluang yang tersia-siakan..
    garuda tetaplah ksatria, menerima kekalahan dengan lapang dada.

    Reply

  20. aggregat oh aggregat…tetap telah berupaya meskipun berat…

    yang menyenangkan kemarin tidak ada laser sama sekali…bukti penonton kita ngerti kalo laser itu berbahaya bisa membutakan…

    Reply

  21. Apa boleh buat. Semuanya telah memberikan yang terbaik. Mungkin bukan takdir Indonesia untuk menang kali ini. Tapi tidak boleh patah semangat. Harus tetap optimis bahwa suatu saat tropi yang menjadi ikon asia tenggara itu akan kita rebut dengan penuh sportivitas

    Reply

  22. Yah memang seharusnya seperti itu. Namun kenyataannya para pendukung Timnas mencari-cari kesalahan Timnas Malaysia, entah laser, petasan, bullshit! Toh mereka juga bermain dengan baik dan sportif. Hanya memang suporter mereka-lah yang kurang menjunjung tinggi sportivitas.
    Tapi yang terpenting, #NurdinHarusTurun! Sekarang! 😀

    Reply

  23. Pesan2 yg bgs 🙂

    Walopun sy tdk suka bola tp pas Indonesia, sy ttp nntn dikit2 n selalu kasih semangat lewat twitter.

    Plg empet kl ketemu org yg muji2 mereka di awal tp pas kalah ngebego2in mereka stgh mati.

    Reply

  24. etdaaahh … mau ngomen nyari kolom komen nya jauh bener
    hehehehhehe…
    Firman Utina pas dikasih MVP kok gak ada seneng – sennengnya yak mukanya? gak ada senyum – senyum nya gitu. padahal saya mau loh dapet 10.000 dollar nya
    *ngarep*

    tapi setuju sama yang Asop bilang; BePe harusnya masuk lebih awal yah.
    penalti nya mungkin masuk. dan mental pemaen kita bisa lebih terangkat.

    tapi ya udahlah yah, mungkin kita harus belajar sesuatu dari sini
    🙂

    Reply

  25. uwooh udah lama ga berkunjung ke sini. 😀 hehehe

    setuju banget dengan pernyataan ini –> “sebagai suporter timnas janganlah mengejek timnas dan suporter Malaysia. Mari kita akui kemenangan timnas Malaysia.” dan yang ini –> “Biarkan suporter Indonesia dikenal sebagai suporter yang dewasa, sportif, dan cinta damai.”
    menurutku menjelek2kan tim lain itu ga membuat kita jadi tambah bagus. alias ga ada manfaatnya, after all, aku sangat2 bangga dengan kemenangan indonesia, dengan atau tanpa piala, they’re still the champion of this nation. 🙂

    Reply

  26. Saya sangat sependapat sekali dengan apa yang diuraikan diatas, meskipun di AFF kali ini kita kalah se Nggaknya didepan masih ada kompetisi yang harus kita raih kemenangan kembali.

    Reply

  27. sekalilagi sory berat … aku telat lagi!!
    sejujurnya saya juga tidak yakin jika timnas Indonesia dapat menjuarai piala AFF kali ini setelah di “hajar” 3-0 di bukit jalil. saya juga tidak mengkambing hitamkan laser atau faktor non teknis lainnya selama di sana. kenyataanya mental pemain hancur pasca kejadian di awal babak kedua setelah insiden laser, sekali lagi bukan masalah laser : tetapi MENTAL!!

    mengejar devisit 3 untuk menyamakan kedudukan jelas beban berat, apalagi bermain di negeri sendiri yang nyaris 100% pendukungnya mengharapkan juara. ditambah harus mengoleksi 4 gol tanpa balas agar mulus menjadi juara…..that is IMPOSSIBLE JOB..karena Malaysia sudah 75% menggenggam gelar juara.

    tetapi dari sekian moment yang ada, saya lebih mengapresiasi penonton. anarkhisme yang membayangi gagalnya meraih juara tidak terjadi. sikap dewasa penonton yang seperti ini nyaris hilang dari dunia sepakbola Indonesia

    satu pertanyaan yang tetap mengganjal adalah : mampukah penonton kita mempertahankan sikap tersebut dalam liga domestik?

    Reply

  28. Sungguh suatu keajaiban karena timnas mampu mempersatukan masyarakat dari berbagai elemen menjadi satu dalam satun tujuan. Dan ajaibnya pula, PSSI ternyata belum punya pengalaman menjual tiket sedemikian banyaknya sehingga keadaan menjadi ruwet.

    Reply

  29. Wahh…ternyata euforia AFF sampe ke sini jg yaa.. 🙂

    Btw.. Assalammu’alaikum Asop..
    Lama tak mampir (lebih tepatnya sy yg menghilang)
    mdh2an ga lupa dgn ‘tetangga’mu ini.. 🙂

    Reply

    1. Iya dong, saya kan suka sepakbola. :mrgreen:
      Wa’alaikumsalam. 🙂
      Iya nih, udah lama Grini gak nulis… 😐
      Nggak dong, saya gak lupa. 🙂

      Reply

  30. Aduuh sumpaaah masih sakit ati klo inget pertandingan ini.. hiks!

    bener tuh, klo aja fiman nge-gol-in, ada kemungkinan bisa lebih baik mainnya!
    lawan jiper dan mental indo naik.. sayaang sayaang!

    aku pribadi lumayan tertohok dengan kiper malay yang bagus banget mainnya..!

    biar gimanapun, TIMNAS tetap di hati laah! 🙂

    Reply

  31. Setuju setuju setuju
    Saya ngakak abis waktu gol dari M Ridwan… trus saya bandingkan ekspresinya sama ekspresi Alfred Riedl, beda jauh. Pelatih ini so cool, tidak terbawa suasana. Mungkin baginya biasa aja hal seperti itu.

    Bagaimana pun juga saya bangga dengan timnas Indonesia sekarang. Benar-benar berhasil mereka menyatukan hati seluruh warga Indonesia. Semoga ke depannya permasalahan PSSI bisa segera selesai dan sepak bola kita bisa maju. Amin.

    Reply

  32. sekarang masalah baru lagi, irfan bachdim cs di lpi ga ikut timnas.
    😀

    salam kenal pak, maaf komen anda di blog saya kok tidak bisa saya approve ya?
    padahal bukan spam. aneh

    Reply

    1. Tenang, kalo bener Bachdim gak boleh masuk timnas, artinya PSSI pengecut. 😆

      “Pak”??
      Umur saya belum 21 tahuuun!! 👿 Dan lagi, beda umur kita cuman dua bulan, lebih tua saya! 😈

      Wah, benarkah komen saya gak bisa diterima? Ada yang salah mungkin dengan sistem Faisal. :mrgreen:

      Reply

  33. kalau saya kok bersyukur ya Indonesia kalah,
    walaupun menyakitkan, tapi paling ndak ini ga’ bisa di jadiin bahan si nurdin buat bahan kampanye jadi ketua PSSI lagi.

    Reply

Leave a reply to Catatan ku Cancel reply