Balada Mahasiswa #10

SKRIPSI AKSELERASI

Saya ngobrol dengan seorang teman saya yang beda jurusan, dari obrolan hal-hal ringan, dan akhirnya menuju ke suatu hal yang menjadi momok bagi sebagian mahasiswa. :mrgreen:  Teman saya ini seangkatan dengan saya, angkatan 2006, dan belum lulus hingga saat ini.

Teman: “Sop, lu pas SMA dulu aksel, ‘kan?”
Saya    : “Iye…”
Teman: “Gue penasaran… SMA ada percepatan, buat Tugas Akhir ada program percepatan juga gak yah….?”
Saya    : “…….”
Teman: “Gue berasa tua, Sop, di tengah-tengah anak baru yang seger-seger dan bening-bening gini…” Klik sini untuk memberi komentar!

Ah, Mahasiswa ITB…

Hahahaha… 😆

Saya tertawa geli pas seorang teman mengingatkan saya akan anekdot ini:

Sebenarnya, 80 % anak ITB itu bodoh. Tapi, setiap kali saya ke kampus, saya selalu bertemu dengan yang 20 % sisanya!”

*

😆 😆 😆

Mengerti maknanya, narablog sekalian? 😀

Pertama kali dengar ini saat saya masih tingkat I kuliah. 🙂

Kasih komentar dong…

Balada Mahasiswa #9

Kamu (Masih) Mahasiswa Saya?

Ini adalah lanjutan kisah si Cakra dari Balada Mahasiswa sebelum ini.

Pak Roy: “Kamu yang beberapa hari lalu ketemu saya itu ya?”
Cakra: “Iya Pak.”
Pak Roy: “Topik TA kamu kalo nggak salah tentang pengolahan limbah ya?”
Cakra: “Pengolahan limbah kimiawi, Pak.”
Pak Roy: “Hmmm… kenapa kamu nggak bimbingan sama Pak Joko?”
Cakra: “Pak Joko? Pak Joko S******* itu, Pak?”
Pak Roy: “Iya.”
Cakra: “Pak Joko kan bidangnya kimia organik, bukan kimia terapan seperti Pak Heru. Makanya saya bimbingan sama Pak Heru.”
Pak Roy: “….seingat saya Pak Heru yang organik, Pak Joko yang bidangnya terapan.”
Cakra: “Bukan Pak, Bapak kebalik.”
Pak Roy: “Ah, saya yakin kok.”
Cakra: “Nggak Pak, Bapak salah, kebalik itu, Pak….”

Kebetulan, Pak Heru menghampiri mereka berdua.

Pak Heru: “Ada apa ini, Pak? Ada perlu sama Cakra nih?”
Pak Roy: “Nggak, kebetulan ketemu. Pak Heru dosen pembimbing dia?”
Pak Heru: “Iya Pak. Topiknya kan tentang limbah kimiawi.”
Pak Roy: “……Kalo Pak Joko bidang keahliannya kimia organik apa terapan ya?”
Pak Heru: “Kimia Organik, Pak.”
Pak Roy: “………. Tuh ‘kan, tadi Cakra bilang Pak Joko itu bukan kimia organik.”
Cakra: “Hah?? Pak…. Keliru, Pak…. Aduh, Pak…….”
Pak Heru: “Hahaha… Saya ngerti kok, Cakra. Sudahlah, jangan dipikirkan. Pak Roy memang begini.”
Pak Roy: “Maksudmu, Her?”
Pak Heru: “Nggak, jangan dipikirkan, Pak. Saya ambil dulu Cakra ya Pak, ada yang mau saya bicarakan.”

<berdua ngeloyor>

Ketika sudah jauh dari Pak Roy

Cakra: “Ada apa, Pak? Ada perlu dengan saya?”
Pak Heru: “Nggak, saya cuman mau nyelamatkan kamu dari Pak Roy. Saya tahu memang begitu Pak Roy. Butuh cara jitu buat menghindar.”       <tertawa>
Cakra: “……Oh, makasih, Pak.”      <senyum geli>

Selamat lah si Cakra dari kebingungan kedua.

*

Sekali lagi, ini benar-benar terjadi. 😀

Kisah si Gondrong

Jakun dan Sule, sebut saja begitu, sedang ngobrol di salah satu kantin di ITB.

Sule: “Gue gak bakal motong rambut gue sebelum gue lulus.”
Jakun: “Serius lo?”
Sule: “Lu bisa pegang omongan gue.”

Sebulan kemudian…

Jakun: “Lah, kok lo potong rambut sih??”
Sule: “….iya nih, pas gue sidang, kata dosen penguji disuruh potong rambut, alasannya terlihat gak rapi. Sial… udah gitu musti direvisi lagi. Sidang lagi dah… “

Syukurlah, Sule bisa lulus tepat waktu. 🙂

————————————————————————————————————————————————

Sumber gambar dari sini dan sini.

Balada Mahasiswa #8

Pilih wisuda kapan?

Di ITB ada tiga kali wisuda dalam setahun. Bulan april, juli, dan oktober. Dodoy berrencana lulus bulan juli. Sebenarnya dia udah mulai mengerjakan Tugas Akhir (TA) sejak bulan desember tahun sebelumnya. Hanya karena penyakit rutin mahasiswa (baca: malas) datang menerjang, baru mulai dikerjakan lagi sekitar bulan maret. Untuk wisuda bulan april jelas mustahil, karena udah gak ada waktu lagi. Maka dirundingkanlah perihal kelulusan ini ke pembimbingnya, sebut saja Pak Dodo. silahkan intip kehidupan mahasiswa…

Balada Mahasiswa #7

DOSEN YANG “INNOCENT”

Pada kisah yang sebelumnya, Betty dibuat menunggu draft-nya dibaca oleh sang dosen pembimbing. Di kisah yang ini, akan diceritakan bagaimana sang dosennya itu adalah tipe orang yang kurang peka. 😀

(Anggap saja) hari senin. Betty kebetulan bertemu dosennya di koridor lantai 2.

Mau ketawa sedikit? Monggo klik sini.

Balada Mahasiswa #6

DOSEN YANG DAPAT DIANDALKAN

Betty yang berusaha ngejar wisuda 3 bulan lagi, mau menyerahkan draft TA-nya ke dosen pembimbing, sebut saha Pak Pri. Hari itu sang dosen lagi sibuk, jadi Betty hanya bertemu sebentar untuk menyerahkan draft tsb.

Betty: “Pak, ini draft-nya, mohon diperiksa ya Pak.”
Pak Pri: “Oke, kamu hubungi saya dua atau tiga hari lagi ya.”
Betty: “Iya Pak.”    (“Sip, si Bapak bisa diandalkan nih…” kata Betty dalam hati)

Tiga hari kemudian, Betty menagih janji Pak Pri. Tampaknya beliau sedang sibuk.

Betty: “Pak, bagaimana dengan draft saya?”
Pak Pri: “Oh..? Draft? Eh…. Hmmmm… Maaf, belum saya baca. Maaf sekali ya. coba hari senin depan aja yah. Minggu ini saya masih sibuk.”      <sembari keluar ruangan tergesa-gesa>

Sekedar mengingatkan Pak Pri, Betty meng-SMS dosennya di hari sabtu dan minggu. Dibalas oleh Pak Pri kira-kira begini: “maaf belum saya baca draft-nya, mohon beri saya waktu.”

Akhirnya, hari senin, Betty nagih lagi.

Betty: “Pak, draft saya sudah Bapak lihat?”       <berharap Pak Pri ngebaca barang sehalaman aja>
Pak Pri: “…..draft? Oh punya kamu selama seminggu ini ada di kantor saya, nggak saya bawa kemana-mana… Jadi, belum saya periksa.”
Betty: “Oh… begitu… Jadi kapan Pak, bisa saya perbaiki?        (“kirain Bapak udah bisa diandalkan”, berkata dalam hati)
Pak Pri: “Santai aja, toh ‘kan batas penyerahan draft untuk sidang masih lama. Jadi, beri saya waktu hari Jumat nanti ya.”      <tertawa>
Betty: “…..Oke deh Pak, kalo begitu…”        (berkata dalam hati, “Diulang lagi dah siklus draft-nya…“)

Mau lanjut? Monggo klik!

Balada Mahasiswa #5

Ireng yang sedang diburu deadline tugas kuliah dan penilaian kuliah (dia asisten dosen), sedang berada di laboratorium komputer jurusan. Kebetulan Ireng belum makan siang, dan waktu menunjukkan pukul 14.00. Maka, terpaksa dia makan di dalam laboratorium itu. Sedang asik-asiknya ngerjain, tiba-tiba…

???: “WHO TELL YOU YOU CAN EAT HERE!?”    <dengan suara keras>

Ireng terlonjak. Ada suara keras dari belakang. Ternyata eh ternyata, ada dosen, dan dia adalah (sebut saja) Pak Ical.

Ireng: “Hah.. Eh.. itu… sori, Pak…”
Pak Ical: “NO ONE TELL YOU YOU CAN EAT HERE!”
Ireng: “Eh.. eh… iya Pak… Maap… “    <agak panik, melihat sekeliling, semua mata memandang dia>
Pak Ical: “IF YOU WANT TO EAT, GO OUTSIDE!”    <masih dengan suara keras>
Ireng: “Anu… iya, Pak…”   <nge-save, nyabut flashdisk, ngeloyor pergi>

FYI, Pak Ical ini terkenal dengan sifatnya yang tegas dan blak-blakan. Maklum, dari S1 sampai S3 dia lakoni di Amerika. Beliau termasuk ke dalam jajaran dosen yang jarang dipilih mahasiswa untuk dijadikan pembimbing Tugas Akhir. :mrgreen:

*********

Kisah lainnya….

Ireng sedang berjalan menuju ruangan dosen pembimbingnya. Tak disangka tak dinyana, muncul Pak Ical dari lorong seberang. Percakapan pun tak terhindarkan.

Pak Ical: “Kamu sudah sampai mana TA-nya?”
Ireng: “Sudah sampai bab 2, Pak.:
Pak Ical: “Kamu sering bimbingan sama dosenmu?”
Ireng: “Setiap minggu, Pak. Ini saya mau ketemu Bu W*****. Ada apa, Pak?”
Pak Ical: “…….Kok anak bimbing saya sudah tiga bulan gak pernah menghadap saya, ya?”
Ireng: “……”    <pasang muka simpatik>
Ireng: “Boro-boro, Pak… Mau ketemu Bapak aja harus puasa dulu… Harus semedi dulu ngelatih mental….”   <tertawa dalam hati>

**********

Pak Ical ini memang unik. Untuk mencegah saling contek dalam ujian, beliau punya cara sendiri. “Daripada nyontek, kalian bikin resume satu lembar yang menurut kalian penting. Ingat, cuman satu lembar,” kata Pak Ical.

Namanya mahasiswa yang gak mau rugi, maka dibuatlah satu A4 penuh dengan ukuran font keciiiiiiiiiiil sekali. Kecilnya kebangetan, sampai rasanya semua bahan kuliah satu semester muat di situ. 😆

Waktu ujian, Pak Ical memeriksa satu per satu anak-anak…

Pak Ical: “Loh, kamu kok diketik?”
Ireng: “….’Kan Bapak gak bilang ditulis tangan apa diketik…”
Pak Ical: “……Saya gak bilang ya?”
Ireng: “Iya, Pak….”
Pak Ical: “…….Ya sudah lah….”   <frustasi melihat contekan tersebut>

😆

————————————————————————————————————————————————————–

Sumber gambar: di sini.

Seluruh terbitan ini beserta gambar-gambarnya sangat dilindungi, jadi sertakan alamat tautan dan nama pemilik blog jika ingin menggunakan sebagian ataupun seluruh bagian terbitan ini.

Balada Mahasiswa #4

Whiteboard vs Blackboard

Di suatu kelas, seorang dosen (yang sudah jadi) profesor berumur pertengahan 30-an, sedang mengajar mahasiswanya. Dosen ini terkenal di mata mahasiswanya sebagai dosen yang memakai peralatan “analog” atau “manual” sebagai bahan pengajaran. Tanpa bantuan laptop, infocus, apalagi OHP (overhead projector), selama mengajar beliau hanya menggunakan kapur. Ajaib, karena dia seorang dosen di teknik elektro.

Eits, untuk lanjutkan, klik sini…

Balada Mahasiswa #3

Suara hati seorang mahasiswa yang sedang men-TA:

Dirimu oh dirimu….

Mengapa penyesalan baru datang sekarang?

Seandainya dulu aku selalu mengejarmu…

Akan lain jadinya diriku saat ini…

*

Hampir empat tahun aku di dekatmu, tiga setengah tahun tak kuacuhkan dirimu…

Kini, saat kubutuhkan dirimu, terasa waktu sangat cepat berlalu…

Dari luar ‘ku berprasangka, “…rasanya membosankan di sana,”

Ternyata, kebutuhanku ada di sana…

*

Mengapa oh mengapa….

Mengapa hanya lima hari dalam seminggu?

Mengapa tidak tujuh hari dalam seminggu?

Ingin rasanya kuajukan usulan ke sang kepala prodi, “…Pak, dibuka aja seminggu penuh…”

Kutahu jawaban yang ‘kan kudapat adalah, “…Nak, sabtu-minggu nanti hanya kalian yang TA yang datang...”

*

Lima hari? Lima hari dalam seminggu?

Waktu itu amat kurang saat ini…

Tingkat 1, kulihat dirimu, hati berkata, “...Ah, belum perlu...”

Tingkat 2, kucoba mendekat, hati berkata, “…Ah, nanti kalau ada tugas aja...”

Tingkat 3, kucoba masuki, hati berkata, “…Ah, ini bukan tempat nongkrongku…”

Tingkat 4, hati berkata, “…Ah, seandainya dari dulu…”

*

Tingkat 1, aku tahan bersamamu 1 jam          (AC-mu lah yang membetahkanku)

Tingkat 2, aku tahan bersamamu 2 jam         (sofamu yang menggodaku)

Tingkat 3, aku tahan bersamamu 3 jam          (karena kekasih hatiku suka dirimu)

Tingkat 4, aku rela berada bersamamu semalaman

*

Bagaimana perasaanmu, perpustakaan?

Senangkah dirimu melihat mahasiswa tingkat akhir menyesal?

Senin, dirimu sepi pengunjung… alasannya, monday is a lazy day

Selasa, hanya segelintir orang yang datang… alasannya, jadwal kuliah full

Rabu, di luar dugaan penuh… alasannya, besok hari bimbingan

Kamis, masih penuh… alasannya, persiapan bimbingan

Jumat, satu dua orang saja yang terlihat… alasannya, bimbingan baru usai kemarin

*

Perpus, oh perpus….

Dirimu dipuja, dirimu dicerca, dirimu dibutuhkan, dirimu didewakan mahasiswa tingkat akhir….

Semoga dirimu buka malam hari…

~FIN~

——————————————————————————————————————————————————————-

Sumber gambar dari sini.

Seluruh terbitan ini beserta gambar-gambarnya sangat dilindungi, jadi sertakan alamat tautan dan nama pemilik blog jika ingin menggunakan sebagian ataupun seluruh bagian terbitan ini.